Selamat datang di website gereja orthodox indonesia   Click to listen highlighted text! Selamat datang di website gereja orthodox indonesia
,

20.000 Martir Kudus dari Nikomedia (302)

Diperingati Gereja Orthodox pada 10 Januari (Kalender Sipil) / 28 Desember (Kalender Gereja Purba)

20.000 Martir Kudus dari Nicomedia: Pada awal abad 4 Kaisar Maximianus (284-305) memberikan perintah untuk menghancurkan gereja-gereja Kristen, membakar buku-buku Gereja, dan mencabut hak kewargaan semua orang Kristen dan atas semua tempat yang digunakan untuk pelayanan orang Kristen.

Pada saat itu Janasuci Cyrill sebagai uskup kota Nikomedia, yang oleh khotbah pengajaran dan karya dalam hidupnya memberikan kontribusi terhadap penyebaran iman Kristen, sehingga banyak orang bahkan pejabat-pejabat kaisar sendiri secara diam-diam menjadi Kristen.

Di dalam lembaga peradilan kekaisaran di Nikomedia ada seorang petinggi agama dari agama berhala, ia bernama Domna. Saat tidak ada Maximianus ia selalu membaca Kisah Para Rasul dan Surat-surat (Epistle) Rasul Paulus. Hatinya terbakar oleh keinginan untuk mengenal ajaran Kristen. Melalui bantuan beberapa orang muda Kristen, Domna pergi secara diam-diam kepada sang uskup, Cyril, ditemani oleh seorang hambanya yang setia, sida-sida bernama : Indysos. Js. Cyril memberi mereka katekisasi, dan setelah itu keduanya menerima Sakramen Baptisan Suci.

Domna mulai menolong orang miskin: ia membagi-bagikan harta berharga miliknya dengan bantuan Indysos, dan ia membagi-bagikan juga makanan dari dapur kekaisaran. Setelah mengetahui tentang hal-hal yang tidak biasa terjadi di kehidupan keseharian Domna dan Indysos, kepala kasim – yang bertanggung jawab atas meja kekaisaran, mengurung keduanya dan membiarkan mereka kelaparan, tetapi mereka mendapat pertolongan dari seorang malaikat dan tidak menderita. Dalam maksud untuk lolos dan tidak lagi hidup di tengah-tengah orang-orang kafir, Js. Domna lalu berpura-pura menjadi gila. Lalu ia dan Indysos berhasil meninggalkan tempat peradilan, dan ia pergi kepada seorang biara perempuan, di sana bertemu dengan sang igunena, Agathia. Sang igumena dengan segera memberinya pakaian laki-laki, memotong rambutnya.

Sang kaisar kembali dan memberi perintah untuk mencari ke mana-mana untuk menemukan Domna, seorang bekas imam agama berhala tersebut. Para prajurit dikirim untuk menemukan biara tersebut dan menghancurkannya. Para rahibah yang ada di sana dijebloskan ke penjara, mengalami penyiksaan dan penganiayaan, tetapi tidak ada satupun dari mereka menderita. Lalu dikirim juga ke tempat nista, Janasuci Theophila, namun dengan bantuan dari Malaikat Tuhan menjaga kemurniannya.

Pada suatu waktu kaisar mendirikan suatu mezbah bagi persembahan korban kepada para dewa pagan. Ketika mereka mulai memercikkan kerumunan orang-orang dengan darah hewan kurban, orang-orang Kristen mulai meninggalkan alun-alun. Melihat hal ini, sang kaisar marah, tetapi ia tidak segera melampiaskan kemarahannya, karena tiba-tiba saat itu terjadi gempa bumi.

Beberapa saat yang lain Maximianus masuk ke dalam sebuah bangunan Gereja dan memerintahkan semua untuk menyangkali Kristus; jika menolak ia berjanji akan membakar gereja dan membunuh orang-orang Kristen. Adalah Glykerios, seorang imam (presbyter) Kristen menjawab, bahwa orang Kristen tidak akan pernah meninggalkan iman mereka, meskipun di bawah ancaman penyiksaan. Dengan menyembunyikan kemarahannya, sang kaisar keluar dari gereja, dan setelah beberapa saat tertentu memerintahkan presbyter Glykerios ditangkap untuk diadili. Para algojo menyiksa sang martir, yang tidak berhenti berdoa dan memanggil nama Tuhan. Karena tidak bisa memundukkan Janasuci Glykerios dari imannya kepada Kristus, Maximianus memerintahkan untuk membakarnya sampai mati.

Pada suatu perayaan Natal Kristus tahun 302, ketika sekitar 20.000 orang Kristen berkumpul di sebuah katedral di Nikomedia, kaisar mengirim seorang utusan ke Gereja – yang menyatakan perintah kaisar untuk keluar dari Gereja dan mempersembahkan korban kepada berhala; jika tidak, ia mengancam akan membakar gereja bersama-sama dengan orang-orang yang bersembahyang di dalamnya. Tapi semuanya menolak untuk menyembah berhala. Sementara para penyiksa telah siap untuk membakar Gereja, Uskup Anthymos (diperingati Gereja tanggal 3 September), setelah menyelesaikan memimpin perayaan Liturgi Suci, memberikan Sakramen Baptisan Suci kepada semua katekumen hingga memberikan Sakramen Perjamuan Kudus. Semua 20.000 orang yang bersembahyang di dalamnya itu mati terbakar. Di antara mereka ada igumena Agathia dan Janasuci Theophila yang sebelumnya telah diselamatkan oleh sebuah keajaiban dari sarang kejahatan. Uskup Anthymos berhasil terselamatkan dari api.

Maximianus mengira bahwa dia telah menghanguskan semua orang Kristen di Nikomedia. Tapi ia segera menyadari bahwa ternyata masih ada banyak lagi, dan bahwa mereka semua sama seperti sebelumnya mengakui iman mereka dan siap menderita bagi Kristus. Kaisar berpikir bagaimana menangani mereka.

Atas perintahnya mereka menangkap komandan-resimen Zinon, yang secara terbuka di hadapan orang banyak mengkritik kaisar karena keduniawian dan kekejaman. Zinon secara kejam dipukuli dan akhirnya dipenggal kepalanya. Mereka juga mengurung seorang kasim ke dalam penjara, ia sebelumnya seorang imam agama berhala, karena telah menolak untuk melayani perayaan penyembahan berhala.

Pada saat itu Janasuci Domna bersembunyi dalam sebuah gua dan bertahan hidup dengan makan tanaman. Penganiayaan terhadap orang Kristen terus berlanjut. Di tempat lain, di Italia, ada yang dijebloskan ke penjara: Dorotheus, Mardonius, Migdonius sang Diakon dan beberapa pejabat. Uskup Anthymos menghibur mereka, mengirimkan surat gembala kepada mereka. Salah satu utusan, diakon Theophilos, ditangkap. Setelah menginterogasinya tentang keberadaan sang uskup, ia disiksa, tapi sang martir suci menahan semua siksaan. Kemudian dia dihukum mati bersama-sama dengan nama-nama kepada siapa sang uskup mengirimkan surat gembalanya.

Ketika Js. Domna kembali ke kota, dia menangis untuk waktu yang lama di reruntuhan yang karena habis terbakar, ia menyesali bahwa ia tidak dianggap layak untuk mati bersama saudara-saudaranya. Kemudian dia pergi ke sepanjang pantai. Pada saat itu ia menjumpai nelayan menarik keluar dari air dengan jaring mereka tubuh para martir: Indysos, Gorgonios dan Petrus. Js. Domna masih mengenakan pakaian laki-laki, lalu dia membantu para nelayan untuk menarik jaring mereka. Lalu mereka meninggalkannya bersama tubuh para martir. Dengan hormat dia menguburkan para janasuci; setelah itu, dia tidak pergi dari kuburan itu karena sangat menyayangi Indysos, setiap hari ia membakar pedupaan di depannya. Ketika kaisar diberitahu tentang seorang pemuda yang tidak dikenal yang memberi hormat di sebuah kuburan Kristen ia ditangkap, dan kaisar memberi perintah untuk memenggal kepala pemuda itu. Bersama dengan Domna dieksekusi juga Martir Euthymios.

Troparion Irama II


‘Ya Petanding-Petanding Tuhan, Terberkatilah bumi yang telah meminum darah kalian, dan Kuduslah tempat-tempat kediaman yang telah menerima tubuh kalian, sebab kalian telah menaklukkan si Musuh dalam gelanggang dan mengkhotbahkan Kristus dengan keberanian. Mohonkanlah Dia, sebab Dia Baik, kami mohon, agar jiwa kami diselamatkan’


Kontakion Irama II


‘Dijadikan Teguh dalam jiwa oleh Iman, Kedua-Puluh Ribu Petanding Kudus telah menerima derita oleh api, berseru kepadaNya Yang Lahir dari sang Dara, Ya Allah PraKekal, terimalah kami sebagai Korban Bakaran sepenuhnya bagiMu, sebagaimana Engkau telah menerima emas, mur dan kemenyan dari Raja-Raja Persia!’

.

.

Related Posts
Click to listen highlighted text!