Berkat 21 November 2020

Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh

Para Romo ,, Saudara2 dan Saudari2ku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, Orang-orang yang menerima kasih-karunia (rahmat/anugerah) adalah orang-orang yang diperanaakkan secara rohani oleh dan berada bersama-sama dengan Roh Kudus, sehingga mereka memiliki “benih ilahi” didalam diri mereka (I Yohanes 3:(9). Namun bisa terjadi bahwa orang itu melempar keluar “benih ilahi “itu dari dirinya baik melalui kejatuhan kedalam dosa tanpa mau bertobat atau bercerai dengan Allah sehingga seolah-olah menjadi janda dengan melakukan persekutuan dengan si musuh yang tersembunyi di dalam diri mereka. Pelemparan keluar kasih-karunia (rahmat/anugerah) dari diri seseorang itu terjadi karena tinadakan dari hawa-nafsu (kalau seseorang menyenangi dorongan-dorongan hawa-nafsu), dan kasih-karunia (rahmat/anugerah) itu akan sama sekali terhilang melalui perbuatan mellakukan dosa-dosa. Karena jiwa yang mencintai hawa-nafsu dan yang mencintai dosa itu akan ditinggalkan oleh kasih-karunia (rahmat/anugerah) yaitu Energi Ilahi yang bekerja dalam diri seseorang oleh kuasa Roh Kudus., menyapu bersih kasih-karunia itu dan menjadi janda secara rohani.; dari sitiulah dia menjadi tempat tinggal hawa nafsu – jika bukan tempat tinggal roh-roh jahat- baik ketika masih berada di dunia ini maupun nanti di dunia akhir. Sebagaimana yang terjadi dengan Simon si Tukang Sihir, yang oleh Rasull Petrus dikatakan “kulihat, bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan” (Kisah 8: 23) meskipun ia telah menjadi percaya oleh pelayanan Filipus (Kisah Rasul 8: 9-12). Sehingag karena tak mau bertobat murtad lagi dan menajdi musuh bebuyutan Rasul Petrus sampai mempengaruhi Kaisar Nero yang mengajari Kaisar itu dengan ilmu sihirnya ketika dia kemudian pindah ke kota Roma. Demikian juga Ananias yang telah berdusta kepada Roh Kudus dan tak mau bertobat (Kisah Rasul 5:3-4) meskipun ia telah menjadi percaya, diikatakan oleh Rasul Petrus bahwa “hatimu dikuasai Iblis” (Kisah 5:3a), karena oleh dosa dustanya terhadap Roh Kudus maka kasih-karunia itu meninggalkan dia sehingga hatinya dikuasai Iblis, sebagaimana hati Simon si Tukang Sihir itu “seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan.” Oleh karena itu masilah kita menjaga hati kita dengan sungguh-sungguh melalui pertobatan dan hidup doa batin yang mendalam agar kasih-karunia Allah tak meninggalkan kita, dan diisi oleh Iblis yang menguasainya dan empedu serta kejahatan atau segala macam hawa-nafsu yang menggantikan didialamnya. Mari kita perhatikan dengan sungguh-sungguh firman ini :”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan,
karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Kiranya Allah, Bapa kita, yang Maha Kasih itu, di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia, Tuhan kita Yesus Kristus, dalam kasih-arunia penebusanNya, serta dalam persekutuan dengan Roh Allah yang Kudus, oleh kuasaNya, melindungi dan menjagai kita hari ini, agar kita tetap dijaga untuk tetap menjadi persemayaman kasih-karuniaNya dalam hati kita, serta tak melemparkan kasih-karunia itu keluar dari hati kita, melalui kesadaran terus-menerus akan kehadiranNya, dan melalui doa batin yang mendalam, serta hidup pertobatan yang penuh kewaspadaan dan kesadaran. Amin.

Archimandrite Rm Daniel Byantoro

Related Posts