Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh,
Para Romo, Saudara2 dan Saudari2ku, serta Anak-anak Rohaniku semuanya, adalah tanggung jawab setiap orang Kristen, terutama mereka yang terpanggil untuk menghidupi kehidupan rohani kitasecara lebih serius lagi, untuk selalu berjuang dengan segala upaya bagi mencapai panunggalan/penyatuan diri kita dengan Allah, pencipta, kekasih, penyedia kebutuhan, serta kebaikan yang terpuncak bagi diri kita, yang olehNya dan untukNya kita ini diciptakan. Ini dikarenakan pusat dan tujuan akhir dari jiwa kita, yang diciptakan oleh Allah itu, haruslah Allah itu sendiri saja, dan tidak ada yang lain- Allah yang daripadaNya jiwa kita menerima kehidupannya dan kodrat-keberadaannya, dan yang untuknya jiwa kita itu seharusnya hidup kekal selamanya. Karena setiap hal yang nampak mata yang ada diatas bumi ini yang sangat menyenangkan dan yang sangat diinginkan hati – kekayaan, kemuliaan, isteri/suami, anak-anak, dengan kata lain segala sesuatu dari dunia yang indah, yang manis, dan yang menarik hati – bukan milik dari jiwa tetapi hanya milik dari tubuh ini, dan karena bersifat sementara, akan lenyap secepat lenyapnya bayang-bayang. Tetapi jiwa, karena kekal dan abadi menurut kodratnya, dapat mencapai istirahat abadin hanya didalam Allah yang Mahakekal itu saja; Dia adalah kebaikan yang tertinggi bagi jiwa kita, lebih sempuran dari segenap keindahan, segenap apa yang manis, segenap apa yang menyenangkan hati, dan Dialah “rumah” kodrati dari jiwa kita itu, yang dari situ asalnya jiwa kita tadi dan kearah situ akan kembalinya jiwa kita ini (Pengkhotbah 12:7). Karena sebagaimana daging jasmaniah ini berasal dari tanah (Kejadia 2:7) dan akan kembali ke tanah (Kejadian 3: 19), demikianlah jiwa kita ini berasal dari Allah, sebagai “hembusan nafasNya” (Kejadian 2:7) akan kembali kepada Allah, dan tinggal bersamaNya. Karena jiwa kita diciptakan oleh Allah agar tinggal bersama dengannya selama-lamanya; oleh karena itu dalam hidup yang sementara ini kita harus dengan rajin mencari panunggalan/penyatuan dengan Allah; agar kita dianggap layak untuk tinggal bersama Dia dan berada didalam Dia secara kekal didalam kehidupan yang akan datang itu. Tidak penyatuan atau panunggalan denga Allah itu mungkin terjadi kecuali oleh kasih yang amat besar dan mendalam sekali kepadaNya. Hal ini dapat kita lihat kisah wanita dalam Injil Kudus, yang adalah seorang pendosa, Allah dalam belas kasihanNya yang amat besar mengaruniakan kepadanya pengampunan atas doda-dosanya dan penyatuan/panunggalan yag kokoh denganNya ” sebab ia telah banyak berbuat kasih”matau “telah banyak mengasihi” (Lukas 7:47). Allah mengasihi mereka yang mengasihi Dia. dan menyatu hati dengan mereka yang menyatu hati denganNya, dan memberikan diriNya kepada mereka yang mencari Dia, dan dengan melimpah mengaruniakan kepenuhan sukacita keatas mereka yang berhasrat untuk menikmati kasihNya. Untuk menyalakan dalam hati kita suatu kasih ilahi yang sedemikian itu. untuk menyatu/manunggal dengan Allah didalam penyatuan kasihnyang tak terpisahkan, adalah perlu sekali bagi seseorang untuk sering berdoa dan rajin bersembahyang, mengangkat pikirannya kepada Allah. Karena nyala api itu itu makin berkobar jika ditambahi terus dengan bahan-bakar, demikian juga doa atau sembahyang, jika dilakukan dengan sering dan rajin, dengan pikiran tinggal di dalam Allah secara makin mendalam dari hari ke hari akan membangkitkan kasih akan Allah didalam hati kita. Dan hati kita, yang dikobarkan oleh nyala api kasih akan A;llah, akan mengahngatkan manusia batiniah kita; akan menerangi dan mengajar kita; menyatakan kepada kita segenap hikmatnya yang tak diketahui dan tersembunyi, dan membuat roh kita akan menjadi seperti malaikat Serafim yang menyala-nyala; selalu berdiri dihadapan Allah didalam roh kita, selalu memandang padaNya dalam pikiran kita., dan mengambil dari hal ini pemandangan akan kemanisan sukacita rohani itu. Kiranya Allah, Bapa kita, yang menghendai semua orang diselamatkan, didalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia, Tuhan kita Yesus Kristus, yang menjadi jalan keselamatan yang dikaruniakan pada manusia, oleh kuasa RohNya yang Mahakudus, yang melalui kasih-karunia keselamatan itu disalurkan kepada kita, akan mengaruniakan kita pada hari ini dan seterusnya, nyala cinta kasih kepada Allah itu, di dalam semangat doa dan sembahyang yabg makin rajin dalam mendalam kepada kita. Amin.
Romo Daniel Byantoro