Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh
Para Romo , Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, Dengan menempatkan hati pada dan karyaNya kita belajar untuk memurnikan hati kita. Karena hati itu disebut murni jika di dalamnya tak ditemukan pikiran-pikiran duniawi, tetapi sepenuhnya menempel secara lekat kepada Allah. Dengan demikian sebegitu menyatu dengannya sehingga hati itu tak ingat apapun yang bersifat duniawi baik yang menyedihkan maupun yang menyenangkan, tetapi tetap pada perenungannya akan Allah dan sabda-sabdaNya, sehingga seolah-olah terbang membubung ke langit ketiga (II Korintus 12:2) masuk kedalam firdaus ( II Korintus 12:4) dan melihat berkat2 yang dijanjikan kepada orang-orang Kudus sebagai warisan miliknya (Roma 8:17) dan sesuai dengan penglihatan batinnya itu ia akan merefleksikan berkat-berkat kekal sejauh itu mungkin direnungkan oleh manusia dalam kelemahannya ini. Ini berfungsi sebagai tanda akan murninya hati: yang olehnya setiap orang dapat menentukan derajat kemurnian hatinya dan melihat dirinya sendiri seperti dalam suatu cermin.
Kiranya Allah, Bapa kita, didalam Kasih karunia-Nya yang ada dalam FirmanNya yang telah menjadi Manusia, Tuhan kita Yesus Kristus Itu, dan oleh Kuasa dari RohNya yang Kudus, memampukan kita untuk melihat derajat kemurnian hati kita hari ini, sehingga kita di dorong untuk makin berjuang bagi kemurnian hati tadi oleh RahmatNya. Amin.
Romo/Abuna Daniel Byantoro