Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh
Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, Kitab Suci mengatakan mengenai karya Roh Kudus dalam diri orang beriman:”Angin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yohanes 3:8), lagi dikatakan :”Tetapi manusia rohani (” pneumatikos anthropos”) menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain” ( I Korintus 2:15). Ini artinya karya Ilahi pada manusia yang hidup seutuhnya dikendalikan dan dikuasai oleh Roh Kudus tak akan mudah difahami oleh manusia kejiwaan (” psykhikos anthropos” – dalam I Korintus 3:14 diterjemahkan secara kurang tepat sebagai “manusia duniawi”, seharusnya “manusia jiwani”). Manusia kejiwaan yaitu manusia yang semata-mata bergantung dan dikendalikan oleh pikiran, intelektual dan kecerdasan dirinya sendiri, tanpa penerangan dan pengendalian Roh Kudus. Demikian juga manusia rohani ini tak dapat dinilai oleh manusia kedagingan (” sarkikos/sarkinos anthropos” – I Korintus 3:1 yang juga secara kurang tepat diterjemahkan sebagai “manusia duniawi” juga) yaitu manusia yang hidupnya melekat erat dengan yang duniawi, serta bersandar pada hawanafsu daging dan tubuhnya. Karena manusia rohani itu hidupnya sama sekali bergantung dan dikendalikan Roh Kudus yang berkarya dalam dirinya serta yang mentransformasi keberadaannya itu sehingga betul-betul bersifat spiritual.. Karya Ilahi melalui RohNya yang Kudus itu bukanlah sesuatu yang bersifat material atau lahiriah, serta juga tak nampak mata, tak terdengar suaranya, tak terduga, tak dapat dibayangkan, tak dapat dijelaskan dengan analogi atau penggambaran apapun yang diambil dunia ini. Datangnya dan karyaNya didalam kita itu bersifat rahasia dan misteri, seperti angin yang dikatakan dalam Yohanes 3: 8 diatas itu, dan juga tak dapat dinilai siapapun seperti yang dimanifestasikan dalam diri manusia rohani, yaitu mereka yang telah mencapai penerangan dan Pengudusan, dalam I Korintus 2:15 itu. Ketika itu datang hal yang pertama terjadi ialah itu akan menunjukkan kepada manusia dosa2nya ( Yohanes 16:8), membuatnya menjadi jelas dan diperbesar di matanya, dan membuat dia rasa takut dan gemetar akan dosa itu terus-menerus ada di depan matanya. Menuntun jiwanya untuk menyalahkan dirinya karena dosa2nya itu – karya Ilahi ini akan menunjukkan kejatuhan dan keberadaan kita yang telah jatuh ini – jurang penghancuran yang dalam tanpa dasar, mengerikan dan gelap yang kedalamnya manusia telah jatuh melalui ketidak-taat dan pemberontakan dari bapa- moyang kita yang pertama itu ( Kejadian 2:16-17, 3:6, Roma 5:12). Sesudah itu secara pelan2 dan sedikit demi sedikit, karya Ilahi ini mengaruniakan pada manusia tadi keterpusatan perhatian yang makin bertambah serta pertobatan dari hati di dalam doanya. Setelah mempersiapkan perangkat batin itu dengan cara ini, karya Ilahi itu akan menjamah bagian-bagian jiwa yang terpotong-potong secara tiba-tiba, secara tak terduga, secara non-material, dan bagian-bagian jiwa tadi akan disatukan dalam kesatuan.Siapa yang menyentuh ini?! Si orang’ tak dapat menerangkannya, karena dia tak melihat sesuatu, dia tak mendengar sesuatu; yang dia hanyalah suatu perubahan yang tiba2 dalam dirinya, disebabkan suatu tindakan daya yang amat sangat kuat dan berkuasa. Sang Pencipta sekarang telah bertindak didalam pembaharuan kodrat manusia, sebagaimana dulu Dia bertindak dalam penciptaan. Sebagaimana tubuh Adam yang dibentuk dari debu tanah, belum dihembusi nafas hidup ( Kejadian 2:7), tergeletak di hadapan Allah, tak dapat menyadari apa itu hidup dan tidak mempunyai rasa mengenai hidup itu, demikian juga ketika tiba-tiba dihidupkan oleh nafas hidup, tak mungkin pula mempunyai pikiran untuk menerimanya atau menolaknya. Yang dia tahu hanyalah dia merasa tiba-tiba hidup, mampu berpikir dan memiliki keinginan. Penciptaan ulang atau pembaharuan kodrat manusia tadi itu juga terjadi dengan secara tiba-tiba yang sama. Seperti angin yang dia ” tidak tahu dari mana ia datang dan kemana ia pergi”;( Yohanes 3:8). Sang Pencipta itu baik d masa lalu ataupun sekarang adalah Sang Penguasa yang mutlak, Dia bertindak secara penuh kedaulatan, dengan cara yang Supra natural(adi-kodrati) jauh melebihi pikiran atau pemahaman apapun, dengan kehalusan yang tanpa batas. Dia bertindak secara rohani, bukan secara bendawi. Oleh sentuhan tanganNya atas seluruh keberadaan si orang itu, pikirannya, hatinya, dan tubuhnya disatukan, membentuk suatu keutuhan yang manunggal dan satu. Perangkat-perangkat itu tenggelam di dalam Allah, dan tetap didalam Allah itu mereka akan berdiam sejauh TanganNya yang tak nampak mata, tak dapat dipikirkan, yang amat sangat berkuasa itu menahan mereka untuk tetap berada disana.
Kiranya Allah Bapa kita, di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia Tuhan kita Yesus Kristus, oleh Kuasa RohNya yang Kudus itu mengaruniakan jamahanNya di dalam perangkat-perangkat batiniah kita agar kita mengalami pembaharuan itu. Amin.
+ Romo/Abuna Daniel Byantoro