Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh
Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, marilah kita letakkan dengan kokohnya sauh/jangkar pengharapan (Ibrani 6:19) di dalam Allah, yang dapat menyelamatkan manusia, dan berharap kepada Nya membuat berhentinya pencobaan-pencobaan pada waktunya. Karena Kitab Suci mengatakan:” Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkanmu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya” (I Korintus 10:13). Juga mari kita perhatikan lagi apa yang diajarkan Kitab Suci:”… kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan itu menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan” (Roma 5:3-5), “Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat” (Matius 24:13) “Kalau kamu tetap bertahan (di dalam kesabaranmu), kamu akan memperoleh hidupmu (jiwamu)” (Lukas 21:19), “Saudara2ku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan (kesabaran). Dan biarkanlah ketekunan (kesabaran) memperoleh buahnya yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan kamu tak kekurangan suatu apapun…. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia” (Yakobus 1:2-4, 12), “Penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita ” (Roma 8:18) “Aku sangat menanti-nantikan TUHAN (Yahweh) lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan, dari lumpur rawa, Ia menempatkan kakiku diatas bukit batu, menetapkan langkahku, ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku, untuk memuji Allah kita” (Mazmur 40:1-4). Hal-hal ini diungkapkan oleh Janasuci Simeon Metafrastis demikian:” Jiwa yang terikat dengan ikatan-ikatan kasih akan Allah, tak menganggap apapun penderitaan itu demi Sang Kekasihnya, ia bersuka cita dalam kesusahan dan mekar bertumbuh dalam kesedihan. Apabila Jiwa itu tidak menderita apapun demi Sang Kekasih itu, ia merasa masih lebih haus lagi untuk menderita dan melarikan diri dari penghiburan dunia sebagai lari dari penyiksaan, sebab hanya di dalam Sang Kekasih itulah penghiburan sejatinya”. Kiranya Allah, Bapa kita, sumber segala penghiburan itu, didalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia, Yesus Kristus, Tuhan kita, oleh kuasa Roh Kudus Nya memberikan kepada kita kesabaran dalam penderitaan, kesusahan, dan kesedihan apapun yang kita hadapi hari ini, serta memberikan karunia untuk hanya menemukan penghiburan sejati di dalam Dia, Sang Kekasih jiwa yang sesungguhnya itu. Amin
Romo/Abuna Daniel Byantoro