Berkat Harian Bapa Rohani, 6 Desember 2020

Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh

Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, hendaklah kita saling mengingatkan akan belas kasihan Allah satu sama lain, dan hendaklah kita nyatakan kepada diri kita dan sesama saudara kita seiman erlas-asihNya yang besar dan Kasih-Karunia Nya yang tak terkatakan yang dicurahkan kepada kita. Jangan kita menyangka Allah itu semata-mata seorang Hakim yang keras yang hanya perduli kepada kita kalau kita berpuasa dengan ketat dalam waktu yang panjang, melakukan Sembahyang-Tugur dengan mengurangi banyak tidur di waktu malam, tidur diatas lantai atau diatas tanah tanpa alas dan tanpa kasur, memaksakan pada diri kita sendiri suatu pekerjaan keras yang amat sulit, sehingga kita betul-betul kelihatan melakukan mati raga. Allah bukanlah Hakim sekeras itu yang menuntut kita melakukan hal yang tak mampu kita lakukan. Dia melihat apa yang didalam hati bukan sekedar apa yang nampak diluar ( I Samuel 16:7) dan kita diselamatkan bukan pekerjaan dan perbuatan kebenaran kita sendiri, tetapi oleh kasih-karuniaNya ( Efesus 2:8-9). Itulah sebabnya dalam hati kita marilah kita selalu mengingat-ingat dan merenungkan dosa-dosa kita serta menyesali dan menangisi kegagalan kita memperkenankan hadirat Allah dan mentobatinya sehingga kita memiliki duka-cita rohani agar menerima dariNya sukacita rohani (Matius 5:4) dan menyadari ketak-layakan kita di hadapanNya yaitu bahwa kita
ini tak memiliki apa-apa yang dapat kita banggakan dihadiratNya karena kita ini papa dan miskin ( Matius 5:3). Dan setelah mampu melakukan penghakiman atas diri kita sendiri yang sedemikian itu, maka perlu sekali untuk kita rendah-hati. Dan jika itu benar -benar kita lakukan, maka karena hal ini saja belas kasihan, welas-asih dan Kasih-Karunia Allah akan dicurahkan dengan melimpah kepada kita, sehingga kita menemukan keselamatan kita di dalam Kristus. Kitab Suci mengatakan :”TUHAN (Yahweh) itu dekat kepada orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mazmur 34:19). Dengan singkat dapat kita katakan kita harus mempercayakan diri pada Tuhan mempercayai serta mempercayai sepenuhnya firmanNya dan karena iman yang demikian inilah Tuhan akan menerima kita. Banyak halangan dan kendalanya, memang, yang membelokkan jalan kerendahan hati ini; tetapi tak ada halangan apapun yang menghalangi kita dalam jalan untuk percaya pada firman yang disabdakan Allah. Segera ketika berhasrat dengan sepenuh hati kita, langsung kita dapat percaya. Karena Iman itu adalah karunia dari Allah yang Maha Berbelas-kasihan yang diberikan kepada kita untuk memilikinya sebagai kodrat kita (disuntikkan kedalam kodrat kita), menundukkan penggunaannya kepada kewibawaan dari kehendak atau kemauan kita sendiri. Akibatnya bahkan orang primitif atau yang tak berbudaya pun memiliki kemampuan untuk percaya pada sesuatu secara alamiah dan percaya pada perkataan antar mereka satu sama lain. Itulah sebabnya marilah kita tundukkan kemauan kehendak kita itu untuk menggunakan karunia Allah untuk mampu percaya itu bagi sungguh-sungguh mempercayai firmanNya untuk kita terapkan dalam hati dan hidup kita.
Kiranya Allah, Bapa kita, di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia, Yesus Kristus Tuhan kita, oleh Kuasa RohNya yang Kudus itu, mengaruniakan kita kerendahan hati, untuk betul-betul mempercayai-Nya dan firmanNya sehingga kita menyadari ketak-layakan kita serta mentobati dosa-dosa kita, sehingga Kasih-KaruniaNya dicurahkan kepada kita bagi keselamatan jiwa kita. Amin

Romo/Abuna Daniel Byantoro

Related Posts