Pada tanggal 25 November 2023, dalam peringatan Hari Suci Yohanes sang Pengasih, Patriarkh Aleksandria, peresmian Gereja Janasuci Gregorius Palamas yang indah di Kota Ioannina, Yunani dilaksanakan dengan penuh keagungan dan ketertiban gerejawi oleh Yang Terberkati Episkop Agung Athena dan Seluruh Yunani : Metropolitan Kallinikos, dengan partisipasi dari Episkop Sevasti Dimitriadis, Metropolitan Photios, dan Yang Mulia Romo Episkop Daniel dari Nikopolis (bahasa Yunani untuk Jakarta)
Sebelum peresmian, relik suci dari Janasuci Hieromartyr Charalampus, Janasuci Hieromartyr Kosmas dari Aitolia, dan para Neo-martir suci Georgios dari Ioannina, Ioannis dari Ioannina, dan Ioannis dari Konitsa diterima dan ditempatkan dengan penuh kehormatan. Ibadah Vespers (sembahyang senja) peresmian dipimpin oleh Episkop Sevasti dan Metropolitan Photios.
Pada hari peresmian, setelah ibadah Orthros (jelang fajar) di pagi hari, dilangsungkan prosesi singkat dengan relik suci di dalam halaman gereja, diikuti dengan pengudusan Altar Suci di dalam gereja. Metropolitan Kallinikos menjelaskan makna teologis dan simbolisme liturgis dari upacara peresmian.
Ibadah Liturgi Kudus yang diikuti oleh Episkop Agung dan beberapa tokoh gereja lainnya menjadi puncak perayaan. Pada saat penutupan, Episkop Agung menyampaikan pidato tentang kebersejarahan peristiwa tersebut bagi Gereja Kristen Orthodox yang Sejati.
Sementara itu, dari Athena Yunani, Romo Episkop Daniel dari Nikopolis menyampaikan pesan tentang visi penting Gereja Orthodox Indonesia.
Visi ini mencakup pembentukan iman Orthodox yang merangkul kearifan lokal, sebuah identitas keagamaan yang unik di tengah keberagaman agama di Indonesia.
Romo Episkop Daniel merasa bahwa adaptasi iman Orthodox dengan budaya Nusantara adalah langkah krusial dalam membangun identitas iman yang kokoh di Indonesia. GOI bersinergi dengan pemerintah untuk merealisasikan visi tersebut, menjadikan gereja bukan hanya sebuah institusi agama, tetapi juga rumah bagi keberagaman kekayaan spiritual Indonesia.
Pilar utama dalam mewujudkan visi ini adalah katekisasi. Romo Episkop Daniel meyakini bahwa nilai-nilai, keyakinan, dan identitas iman Orthodox Nusantara harus ditanamkan melalui katekisasi agar kuat di hati dan pikiran umatnya. Katekisasi bukan hanya sarana teologis, tetapi juga kultural dan sosial.
“Tantangan bagi GOI adalah mempertahankan visi awalnya.”
Romo Episkop Daniel membawa visi yang bukan hanya menggambarkan keinginan akan suatu Gereja Orthodox yang unik di konteks Nusantara, tetapi juga sebagai panggilan untuk memelihara identitas, kesatuan, dan keutuhan komunitas iman di tengah dinamika kompleks dunia ini. Kesadaran akan visi awal sebagai pondasi utama menjadi kunci penting dalam perjalanan GOI menuju masa depannya.
Dengan merangkul kearifan lokal, GOI secara nyata menjadi iman Orthodox dari orang Indonesia, oleh orang Indonesia, dan untuk negara Indonesia.
https://iaathgoc.gr/index.php/blog/nea/1112-egkainia-agiou-grigoriou-palama-ioaninon-2023?fbclid=IwAR0h6Z8YhxcK0GObXpkGU3PvZNJAOuzejS9BaD2ZWn_M1OECvACjoZwytf8