Oleh: Romo Daniel B.D.Byantoro – Ketum GOI
Selamat Merayakan Perayaan Epiphania Kudus !Kidung Troparion bagi Perayaan ini:
“Ketika Engkau dibaptis di Yordan Tuhan, penyembahan Sang Tritunggal dinyatakan. Karena suara Sang Bapa menyaksikanMu, menyebutMu sebagai Anak Kekasih. Dan Sang Roh dalam rupa seekor burung dara, meneguhkan FirmanNya yang benar. Ya Sang Kristus yang telah menyatakan diri dan menerangi dunia, Kemuliaan bagiMu”.
Perayaan Pembaptisan Kristus itu disebut sebagai Perayaan Theophania/ Epiphania (Penampakan Ilahi). Pada jaman purba perayaan ini dirayakan bersama dengan Perayaan Kelahiran Kristus di Gereja Rasuliah Orthodox. Namun kemudian dipisahkan 13 hari sesudah Hari Natal. Karena di dunia Orthodox ada dua kalender yang digunakan, yaitu Kalender Lama atau Kalender Julian dan Kalender Gregorian, yang berbeda 13 hari lebih lambat antara Kalender Julian dan Gregorian, maka ada perbedaan pula dalam hari dilakukannya Perayaan itu. Hari ini tanggal 19 Januari adalah Perayaan menurut Kalender Julian, sedangkan mereka yang merayakan menurut Kalender Gregorian telah merayakannya pada tanggal 6 Januari.
Perayaan ini disebut sebagai Theophania/ Epiphania (Penampakan/ Penyataan Ilahi), karena dalam Pembaptisan Kristus ini, sesuatu yang baru, yang agung dan luar biasa telah terjadi. Yaitu, untuk pertama kalinya, Tritunggal Mahakudus menyatakan diri secara nyata di dunia dan secara sempurna dalam sejarah pada saat Pembaptisan Kristus, dalam wujud:
a) Sang Bapa melalui suara yang terdengar dari langit : “terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3: 17), dan
b) Sang Putra, sebagai Firman yang menjadi manusia yang sedang dibaptis: ”Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air” (Matius 3:16). Karena pada saat itu Allah menampakkan diri dalam SabdaNya yang Menjadi Manusia (Yohanes 1:14, Matius 1:23).
c). Serta Sang Roh Kudus dalam rupa seperti seekor Burung Merpati turun dari Bapa di langit, untuk tinggal pada Putra, atau Firman yang sedang menjelma itu : ”pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya” (Matius 3:16).
Namun ini juga merupakan hari Penyataan dari Keilahian Kristus itu sendiri. Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Yohanes Pembaptis, mengenai tujuan dia membaptiskan Kristus : ”Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” (Yohanes 1:31). Yang oleh Yohanes selanjutnya dikatakan : ”Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus, Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yohanes 1:32-34 ).
Kesaksian Nabi Yohanes ini sesuai dengan apa yang terjadi, karena dikatakan : ”Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17).
Melalui peristiwa yang terjadi serta kesaksian Nabi Yohanes atas peristiwa itu, terbuktilah bahwa Sang Tukang Kayu dari Nazaret itu dinyatakan oleh Allah sendiri sebagai “Anak Allah”, bukan hanya sebagai manusia biasa saja, tepat seperti yang disaksikan oleh Nabi Yohanes “….aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” Dan Anak Allah itu adalah gelar bagi Firman Allah itu sendiri : ”Firman itu telah menjadi manusia, …. sebagai Anak Tunggal Bapa” (Yohanes 1:14).
Namun lebih jauh lagi sabda Allah yang mengatakan “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi” merupakan penggenapan nubuat dalam Mazmur 2 mengenai Mesias yang akan datang : ”Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (Mazmur 2:7).
Dan sabda “kepada-Nyalah Aku berkenan” itu juga penggenapan nubuat yang lain tentang Mesias yang akan datang dalam nubuat Nabi Yesaya : ”Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.” (Yesaya 42:1). Dengan demikian Yesus dari Nazaret ini bukan saja dinyatakan sebagai pribadi ilahi, yaitu Anak Allah, atau Firman Allah yang menjelma. Tetapi juga dinyatakan sebagai Mesias Israel yang datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa, Iblis dan maut.
Oleh karena itu sebenarnya Dia dibaptiskan bukan karena Dia membutuhkan baptisan, dan bukan karena Dia harus dibaptiskan, sebab Yohanes membuktikan hal itu, ketika mau menolak perintahNya untuk membaptisNya: ”Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menuruti-Nya” (Matius 3:13-15).
Yesus dibaptis bukan karena Dia butuh dibaptis, sebab “Ia tidak berbuat dosa” (I Petrus 2:22), dan “Dia yang tidak mengenal dosa” (II Korintus 5:21), serta “Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” (Ibrani 4:15), namun agar Dia “menggenapkan seluruh kehendak Allah” (Matius 3:15), yaitu kehendak Allah “supaya Ia dinyatakan kepada Israel “ (Yohanes 1:31) dan kepada segenap umat manusia. Dinyatakan sebagai “Anak Allah” dan sebagai “Mesias/ Ha-Masiah/ Ho Khristos” yaitu “Sang Orang yang Diurapi” sebagai Raja Kekal yang Mutlak, Imam Besar Kekal yang Mutlak, dan sebagai Nabi Terakhir Kekal yang Mutlak, yang telah dijanjikan, dengan kata lain sebagai Juru Selamat Manusia.
Dalam peristiwa baptisan itu suatu Penyataan Karya Allah yang lain diungkapkan melalui Kristus. Karena “Air” -dari Sungai Yordan- , “Firman” -yang Menjelma Manusia dan berada dalam air sungai itu- , “Roh Allah” -yang turun dari langit-, itu semua mengingatkan akan peristiwa penciptaan pertama, di mana “Allah Mencipta“ (Kejadian 1:1), “Roh Allah melayang-layang” dan “Permukaan Air” (Kejadian 1:2), serta “Ber-FIRMAN-lah Allah..” (Kejadian 1:3). Sehingga secara mystika sesuatu yang terkait dengan penciptaan itu sedang terjadi.
Menurut Alkitab “bumi yang berasal dari air dan oleh air “ (II Petrus 3:5), karena sebelum terjadinya alam jasmani lainnya pada saat penciptaan itu “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” (Kejadian 1:2). Jadi air adalah inti dasar dari keberadaan dan kehidupan alam jasmani ini. Dalam peristiwa baptisan itu, Firman Allah, yang menjelma berada di dalam air, yaitu di dalam inti dasar dari segenap ciptaan, dan Roh Allah pun ada di atas air melalui turunNya ke atas Firman yang Menjelma. Dengan demikian air, sebagai bagian dari tanah yang terkutuk akibat kejatuhan (Kejadian 3:17), sudah mulai mengalami pemulihan. Sudah mulai mengalami pengudusan, yang penggenapannya akan terjadi sesudah Tubuh Yesus yang sekarang berada di dalam air itu disalibkan, mati, dikuburkan, dan bangkit dari antara orang mati.
Baptisan Yesus adalah proses awal pengudusan dan penciptaan ulang alam semesta, sehingga : ”Karena seluruh makhluk (segenap ciptaan) telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia (bdk Kejadian 3:17), yang telah menaklukkannya,tetapi dalam pengharapan, karena makhluk (segenap ciptaan) itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah” (Roma 8:20-22). Artinya ketika anak-anak Allah, yaitu umat milik Kristus yang benar, nanti dimuliakan bersama Kristus (Kolose 3:4) pada waktu kedatanganNya lepas dan merdeka dari maut dan kelapukan serta kebinasaan, seluruh alam akan ikut masuk ke dalam kemerdekaan dari kemuliaan anak-anak Allah, sehingga seluruh ciptaan menjadi langit baru dan bumi baru, sebagaimana dikatakan : ”Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap…. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran” (II Petrus 3:10-13). Dengan demikian dalam peristiwa Pembaptisan Yesus ini unsur terdasar dari alam ciptaan sudah ikut serta dalam dampak Karya Penebusan Kristus, melalui pengudusan dan penciptaan ulang yang penggenapannya akan terjadi di akhir jaman.
Oleh sebab dalam Peringatan Perayaan Epiphani/ Theophani ini sejak jaman purba di Gereja Rasuliah yang Orthodox, setelah Liturgi Perayaan di Gereja ini selesai, maka diadakan pemberkatan air yang dibawa oleh umat masing-masing dari rumah untuk dikuduskan melalui doa-doa dan permohonan Turunnya Roh Kudus atasnya, sehingga rahmat pengudusan dan proses penciptaan ulang itu turun ke atas air. Lalu umat diberi minum dan diperciki air tersebut untuk menerima energi rahmat Roh Kudus yang telah turun ke atasnya. Mereka masing-masing maju satu per satu untuk diberkati Romo dengan air serta meminum daripadanya. Air itu lalu ditaruh dalam botol, dibawa ke rumah masing-masing untuk disimpan ke rumah, dan sering melalui air itu mukjizat kesembuhan dan pengusiran setan terjadi.
Melalui air itu Romo akan mengadakan kunjungan ke rumah-rumah jemaat untuk memberkati rumah masing-masing. Selama satu tahun air itu disimpan di botol, mukjizatpun nampak, karena air tetap bening tak pernah berlumut ataupun menjadi rusak. Di negara-negara Orthodox biasanya diadakan pemberkatan atas air-air danau dan pantai-pantai yang ditentukan dengan diadakannya upacara di situ. Dan yang perlu dicatat adalah bahwa setiap tahun pada Perayaan Epiphani pada tanggal yang telah ditetapkan ini, yang diadakan umat Orthodox di tanah Israel di tepi sungai Yordan selalu terjadi mukjizat, yaitu aliran Sungai Yordan yang seharusnya mengalir ke hilir akan berbalik mengalir ke hulu selama upacara berlangsung. Selesai upacara itu aliran air kembali normal. Demikianlah membuktikan bahwa baptisan Kristus adalah peristiwa agung yang tak bisa diremehkan atau dilewatkan begitu saja. Kiranya berkat Pengudusan, Pemulihan, dan Penciptaan Ulang dari peristiwa Pembaptisan Kristus ini beserta saudara-saudari sekalian. Kiranya Bapa, Putra, Roh Kudus, Allah yang Esa itu menyertaimu. Tuhan Yesus Kristus Firman Allah yang menjadi manusia itu memberikan pembaharuan dalam hidupmu. Amin.