Diperingati Gereja Orthodox pada 22 Januari (kalender sipil) / 9 Januari (Kalender Gereja Purba)
Polyeuktos adalah Martir pertama di kota Melitene, Armenia. Ia seorang prajurit di bawah pimpinan Kaisar Decius dan menanggung derita di bawah pemerintahan Kaisar Valerian. Ia juga bersahabat dengan Nearkhos, seorang rekan prajurit dan seorang Kristen. Namun Polyeuktos sendiri, sekalipun menjalani hidup kebajikan, masih seorang pagan. Ketika aniaya terhadap orang-orang Kristen dimulai, Nearkhos berkata kepada Polyeuktos, ‘Sahabatku, kami akan segera terpisah darimu, sebab mereka akan membawaku disiksa, dan sayangnya engkau akan menyangkal persahabatanmu denganku.’
Polyeuktos menjawab bahwa dalam Mimpi ia telah melihat Kristus yang mengambil pakaiannya dan mengenakan Jubah Terang padanya. ‘Sejak saat itu,’ katanya, ‘aku siap melayani Tuhan Yesus Kristus’. Polyeuktos keluar ke lapangan kota, merobek titah Kekaisaran mengenai penyembahan berhala, dan menghancurkan berhala-berhala dari tangan pendeta-pendeta pagan yang sedang membawa berhala-berhala itu.
Mertuanya, Gubernur Felix, yang dipercayakan menjalankan titah Kekaisaran, ketakutan sebab perbuatan Polyeuktos dan menyatakan bahwa sebab ini ia harus mati. ‘Pergilah, berpisahlah dengan istri dan anak-anakmu,’ kata Felix. Istrinya datang dan dengan air mata mulai memohon suaminya agar menyangkal Kristus, dan Felix juga meratap. Namun ia tetap berteguh dalam Kristus.
Dengan sukacita Polyeuktos menundukkan kepalanya di bawah pedang algojo dan dibaptis dalam darahnya sendiri. Setelah Gereja Kristus berkemenangan di seluruh Kekaisaran Romawi pada masa pemerintahan Konstantinus Agung, di Melitene didirikan Gereja dalam nama Martir Kudus Polyeuktos. Di Gereja ini orangtua Euthymius Agung berdoa memohon anak, sehingga kelahirannya terjadi melalui pertolongan dari Martir Kudus Polyeuktos.
Peringatannya juga dihormati oleh Akakios, Uskup Melitene, yang ikut berbagian dalam Sinode Semesta Ketiga dan seorang Pahlawan Agung Kebenaran Semesta.
Troparion Irama IV
‘Dalam deritanya, ya Tuhan, MartirMu Polyeuktos telah menerima suatu Mahkota Tanpa-Binasa dariMu Allah kami, sebab dengan memiliki Kuat-KuasaMu, ia meniadakan para penindas dan meremukkan kelancangan sia-sia roh-roh jahat. Oleh Syafaatnya selamatkanlah jiwa kami’
Kontakion Irama I
‘Ketika Sang Juruselamat menundukkan KepalaNya di Yordan, kepala si Ular diremukkan, dan kepala Polyeuktos yang dipenggal telah mempermalukan si Penipu’
.
.