Di dalam mistikisme Kristen Orthodox, jiwa kita di dalam hidup ini harus selalu bergerak dan maju di dalam hidup Allah, dan hidup Allah inilah yang telah mengerjakan dan harus selalu dikerjakan dengan segala macam kesalehan hidup: ibadah, bekerja, membaca kitab suci, beramal, berpuasa, yang mana melalui kebajikan tersebut jiwa kita dilatih untuk masuk di dalan keheningan.
Keheningan ini tidak sama dengan kekosongan atau kehampaan seperti yang dipahami mistikisme non-Kristen. Keheningan ini akan membuat kita “dipisahkan dari dunia,” yang mana kata “dipisahkan” ini adalah akar kata dari “qadish” dan “agios” yang mana kata “dipisahkan” ini juga memiliki arti “disucikan.”
Maka menyucikan diri agar kesucian kita serupa dan seperti Pribadi Yang Mahasuci ini adalah jantung dari iman Kristen:
“Kuduslah kamu, sebab Aku (Allah) ini kudus…” dan “Janganlah engkau diserupakan dengan dunia ini, tetapi berubahlah menurut pembaruan akal-batinmu…”

Dengan pemahaman “keheningan” yang seperti ini, maka sekalipun kita ada di dalam dunia jasmani, kita tidak terikat dan mencintai kejasmanian. Kita membutuhkan makan dan uang, namun tidak hidup hanya mengejar makan dan uang, sehingga apa yang kita pikirkan dan renungkan:
“adalah perkara yang di atas, bukan perkara yang di bawah,” “bukan makanan untuk perut dan perut untuk makanan.”