(Teks-Teks Ajaran Kerohanian dari Gereja Timur):Pilihan Teks-Teks dari Philokalia Yang diberi Catatan dan Penjelasan Oleh: Arkhimadrit Romo Daniel Byantoro Ph.D. Dikompilasi dari Catatan :Allyne Smith Kata
Pengantar (Bagian 1)Hampir setiap tradisi kerohanian memiliki Kitab Suci atau Kitab-Kitab Suci yang berfungsi sebagai teks-teks dasariah bagi keyakinan-keyakinan, amalan-amalan, dan kerohaniannya. Bagi umat Kristen Orthodox, kumpulan-kumpulan teks semacam itu adalah Alkitab, yang dikenal dalam bahasa Yunani sebagai “Aghia Graphee” atau bahasa Inggris “The Holy Bible” atau bahasa Arab “Alkitabul Muqqodas”. Karena terjadinya perpecahan dalam dunia Kristen antara: Gereja Orthodox Timur (Gereja Rasuliah Alur Utama), Gereja Assyria Timur (sering disebut sebagai Nestorian. Berpisah tahun 431 Masehi), Gereja-Gereja Orthodox Oriental (Non-Khalsedon: Koptik, Ethiopia Tewahido, Eritria, Armenia, Syriak, dan Thomas-India. Berpisah tahun 451 Masehi) serta Roma Katolik (Berpisah dengan Gereja Timur, tahun 1054) dan tak ketinggalan ribuan denominasi dari Protestanisme (Berpsah dari Gereja Roma Katolik tahun 1517). Maka masing-masing tradisi ini merefleksikan tradisi-tradisi rohani berbeda-beda yang sering membingungkan. Masing-masing tradisi ini sebaliknya juga memiliki teks-teks bantuan yang berfungsi sebagai teks-teks klasik di dalam tradisi tertentu itu. Teks yang bersifat sekunder ini memberikan ekspresi bagi penerapan Alkitab kepada masing-masing tradisi itu. Serta masing-masing tradisi ini merefleksikan suatu tafsir yang dihidupi atas Kitab Suci/Alkitab. Bagi Gereja Rasuliah Orthodox Timur, teks kerohanian utama yang telah berumur sangat tua itu, adalah Kitab “Philokalia”, yaitu suatu rangkuman bunga-rampai dari teks-teks yang lebih tua oleh Janasuci/Orang Kudus Nikodemos dari Gunung Kudus (Gunung Athos, di Yunani) -tahun 1749-1809-, serta Janasuci Makarios dari Korintus (1731-1805) yang diterbitkan pada tahun 1782. Dua rahib (petapa) dari Gereja Orthodox di Yunani ini mengumpulkan ucapan-ucapan mengenai doa dan hal kerohanian/spiritualitas dari para penulis, kebanyakan para rahib (petapa/biarawan), dari Gereja Timur yang merentang lebih dari 1000 tahun, mulai dari abad keempat sampai abad kelima-belas. Kitab “Philokalia” ini lebih dari teks-teks yang lain manapun, merefleksikan tafsir dari Gereja Rasuliah Orthodox Timur atas makna dari Alkitab. Dalam buku abad kesembilan-belas yang tak diketahui pengarangnya dari Rusia “Jalan Sang Peziarah/Pengembara”. Si Peziarah/Pengembara itu bertanya kepada seorang “Startez” (Yunani “Gheronda’), atau Tetua Rohani, apakah Philokalia itu nilainya “lebih tinggi dan lebih suci dari Alkitab”. Sang Tetua Rohani itu menjawab:” “ Bukan, ini bukan lebih tinggi dan lebih kudus dari Alkitab, tetapi ini mengandung keterangan-keterangan yang diterangi (oleh Roh Allah yang Kudus) mengenai apa yang secara mistika/secara rahasia terkandung dalam Alkitab, dan itu begitu tingginya sehingga tak secara mudah itu difahami oleh akal-pikiran kita yang sempit. Biarlah aku beri engkau ilustrasi. Matahari adalah sumber terang yang paling besar, paling gemilang dan paling megah, tetapi engkau tak dapat menatapnnya dan menyelidikinya dengan mata yang telanjang begitu saja. Engkau membutuhkan suatu lensa untuk melihat yang khusus, yang meskipun jutaan kali lebih kecil dan lebih redup daripada matahari, akan memampukanmu untuk mempelajari sumber segala terang yang hebat-megah ini dan menikmati sinarnya yang menyala-nyala. Jadi Kitab Suci adalah seperti suatu matahari yang gilang-cemerlang, yang untuknya “Philokalia” itu adalah lensa yang dibutuhkan agar dapat melihatnya.”“Philokalia” adalah suatu kata dari bahasa Yunani yang artinya “cinta akan keindahan=kebaikan’/”mengasihi keindahan=kebaikan”. Dua orang dari Bapa Gereja dari Kappadokia, Janasuci Gregorios Pakar Theologia/Gregorios dari Nyssa (tahun 329-389 Masehi) dan Janasuci Basilios Agung (kira-kira tahun 330-379). melakukan edisi suatu kumpulan dari tulisan-tulisan dari seorang penulis abad ketiga dari Gereja Purba: Origenes, seorang pakar theologia yang agung dari Alexandria-Mesir, meskipun kemudian kedapatan ajarannya mengandung ajaran bidat yang ditolak Gereja Rasuliah, dan menyebut kumpulan tulisan-tulisan itu sebagai “Philokalia”. Dalam abad-abad berikutnya, karya-karya tulis kerohanian/spiritualitas kecil lainnya disebut dengan nama yang sama. Nama sepenuhnya dari kitab tuntunan kerohanian Orthodox yang sedang kita bicarakan ini adalah “Philokalia dari Para Orang Kudus Nepsis (“berjaga-jaga batin”) yang dikumpulkan dari para Bapa Theoforik (“Pengemban Allah”) yang Kudus, yang melaluinya, melalui sarana falsafah amalan mati-raga (“asketik”) dan perenungan (“kontemplasi”), akal-pikiran disucikan, diterangi dan dijadikan sempurna” – suatu judul yang berfungsi bukan hanya untuk membedakannya dari kumpulan dari karya-karya tulis yang lebih dulu tetapi juga untuk memberikan perhatian bagi pembacanya perlunya “keberjaga-jagaan batin” (Yunani:”Nepsis”) bagi tradisi kerohanian/spiritualitas yang dinyatakan di dalam karya Janasuci Nikodemos dan Makarios ini. (bersambung ke bagian 2)