Oleh : Protopresbyter Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono
Tersebarnya Kekristenan Melintasi Kekaisaran Roma
Agama Kristen tersebar dengan sangat mudah dan cepat di seluruh kekaisaran dan ini telah mengambil tempat agama-agama kafir lama. Tersebarnya kekristenan yang cepat ini adalah salah satu peristiwa yang sangat mengagumkan dalam sejarah dunia. Bagaimana hal ini terjadi? Ada beberapa alasan yaitu:
1. Agama Kristen telah mempengaruhi semua orang. Ini terbuka untuk semua orang. Agama Kristen memiliki suatu kuasa rohani yang telah mengubah hidup masyarakat.
2. Kekristenan telah memiliki kepekaan misi. Aktivitas Kristen telah berusaha untuk bersaksi pada orang lain guna membawa mereka kepada Kristus. Kekristenan ingin untuk memenangkan seluruh dunia bagi Kristus. Mengapa?
Kekristenan ingin memenangkan dunia karena:
1. Mereka mengetahui bahwa mereka memiliki kebenaran, karena itu mereka tidak takut dan bahkan mati untuk keyakinan yang dipeluknya.
2. Kekristenan merupakan contoh yang baik bagi orang lain melalui hidup mereka. Orang-orang tertarik melalui moral yang tinggi yang dimiliki oleh orang-orang Kristen. Hidup orang Kristen ini merupakan bukti kehidupan baru di dalam Kristus.
3. Kekristenan sangat menarik banyak orang pada zaman itu dan juga merupakan alternatif yang luar biasa dalam keberadaan masyarakat yang tak bermoral.
4. Kekristenan terbuka untuk semua orang, baik untuk budak, orang merdeka, orang kaya, orang miskin, laki-laki maupun perempuan dan seterusnya. Suatu contoh: Onesimos di dalam Surat Js. Paulus kepada Filemon, ia adalah seorang budak yang kemudian menurut Tradisi Gereja, telah menjadi seorang Bishop.
5. Kekristenan itu sangat mudah melekat. Kekristenan telah mempunyai kehidupan komunitas yang baik dan persekutuan yang sangat menarik banyak orang di waktu itu. Misionaris terbesar dari Gereja, barangkali adalah Js. Paulus yang melakukannya, mengapa? Untuk menjawab hal ini, ada beberapa alasan yang perlu kita ketahui yaitu:
a. Ia telah menunjukkan kuasa gerakan Kristen yang luar biasa.
b. Ia telah menyumbang sangat banyak misi pada bangsa-bangsa kafir atau non-Yahudi.
c. Ia telah mempunyai pengalaman wahyu khusus, karena dia sesungguhnya telah melihat Yesus, oleh karena itu dia mampu untuk menjelaskan Kitab Suci secara lugas dan jelas.
d. Dia adalah seorang teolog pertama dari Gereja. Hal ini dapat diketahui pada fakta bahwa dia telah membangun teologia tentang baptisan yang terdapat dalam Surat Roma pasal 6 dan juga membangun teologia tentang Perjamuan Kudus dalam 1 Korintus 11 dan 12.
.
Pola menulis surat-surat yang sangat populer di masa Js. Paulus
Surat-surat (epistel) waktu ini telah mengikuti pola sebagai berikut:
1. Bagian pertama dari surat adalah nama pengirim dan kemudian nama penerima dari surat tersebut (Roma 1-7a).
2. Salam (Roma 1:7b).
3. Ucapan syukur pada Allah (Roma 1:8).
4. Kemudian tubuh surat atau materi pokok dari surat tersebut.
Di dalam Surat Roma kita menemukan tubuh surat yang dibagi dalam 3 bagian:
1. Pengajaran (Roma 1:8-11:36)
2. Nasehat (Roma 12-15:13).
3. Rincian tentang apa yang dia sedang kerjakan dan kemana dia sekarang (Roma 15:14-32).
Ini adalah pola umum untuk surat-surat. Kita juga menemukan bahwa ada perbedaan corak dari surat-surat yang ada. Suatu contoh:
1. Surat yang bersifat pribadi (pribadi lepas pribadi). Suatu contoh surat Js. Paulus kepada Filemon itu dialamatkan pada pribadi khusus yaitu: Filemon.
2. Surat umum: sebagian besar Surat Js. Paulus adalah surat umum – surat-surat ditulis untuk seluruh Gereja, suatu contoh orang-orang Roma, orang-orang Korintus dll.
3. Surat sastra: corak surat ini ditulis untuk mengajar dan mengkomunikasikan ide-ide. Ini tidak harus dialamatkan pada pribadi khusus siapa pun atau komunitas khusus manapun, ini adalah suatu ungkapan ide atau pendapat. Contoh hal tersebut dapat dilihat dalam surat Ibrani.
Pada dasarnya surat-surat Js. Paulus adalah surat-surat yang bersifat misionaris. Surat-surat itu ditulis dan dikirim untuk membantu Gereja-Gereja baru. Surat-surat itu bukanlah merupakan penjelasan sistematik tentang teologi Kristen, namun terkait dengan suatu masalah atau pertanyaan-pertanyaan dari Gereja-Gereja baru yang telah ada dan berdiri saat itu. Surat-surat ini sebagian besar tak terkatakan, artinya bahwa Js. Paulus mengucapkan apa yang ia ingin tuliskan dan sekretarisnya yang telah menulis apa yang Js. Paulus sedang katakan. Di dalam Surat Roma 16:22, sekretaris Js. Paulus mengatakan: “Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku yang menulis surat ini.” Di dalam surat Galatia 6:11, kita menemukan bahwa Js. Paulus sendirilah yang telah menulis bagian kecil suratnya ini dengan tangannya sendiri, dan itu nyata sekali dari pernyataannya yang mengatakan: “Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri.”
Js. Paulus ingin surat-surat ini dibaca keras di dalam Gereja, ini nyata sekali terlihat dari apa yang Js. Paulus katakan: “Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara” (l Tesalonika 5:27). Di dalam surat Kolose 4:16, Js. Paulus bahkan meminta orang-orang Kolose untuk menukar surat dengan Gereja-Gereja yang lain dan kemudian membacakan surat dengan keras di dalam Gereja: “Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu.” (Kolose 4:16).
Ini penting sekali karena menunjukkan permulaan pembacaan Epistel (surat-surat) di dalam Gereja. Akhirnya ini telah membantu mereka menjadi bagian dari kanon Gereja nantinya. Beberapa surat dari Js. Paulus yang terhilang, contoh dalam 1 Korintus 5:9 menyebutkan suatu surat yang ditulis untuk orang-orang Korintus dan yang telah ditulis sebelum ada l Korintus: “Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul”. Juga di dalam 2 Korintus 2:4 dan Kolose 4:16, kita menemukan fakta untuk 2 surat lain yang terhilang.
(Bersambung)
.
.