Diperingati oleh Gereja Orthodox pada tanggal 7 Desember (kalender sipil) / 24 November (kalender Gereja)
Martir Agung Mercurius (Mercury) adalah seorang keturunan Skyth. Ia bertugas sebagai seorang prajurit kekaisaran Romawi. Kaisar yang kejam, Decius (249-251) dan Valerian (253-259), mengeluarkan undang-undang, memerintahkan semua warga negara Romawi untuk menyembah dewa-dewa pagan dan menghukum mati orang Kristen.
Suatu ketika suku barbar menyerang kekaisaran Romawi, dan kaisar Decius pergi berperang dengan pasukan besar. Dalam salah satu pertempuran, seorang Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Mercurius dan memberinya pedang dengan kata-kata: “Jangan takut. Pergilah melawan musuh dengan berani. Dan ketika kamu menang, jangan lupakan Tuhan, Allahmu”. Dengan pedang ini ia menerobos barisan gerombolan barbar; ia menghancurkan sejumlah musuh dan membunuh pemimpin mereka serta memperoleh kemenangan bagi kekaisaran Romawi. Sebagai ucapan terima kasih atas kemenangan yang ia capai, Kaisar mengangkat Janasuci Mercurius sebagai komandan militer.
Malaikat Tuhan menampakkan diri kembali kepada pejuang suci itu, yang telah menerima kehormatan dan kekayaan yang besar, dan mengingatkannya oleh Siapa kemenangan telah diberikan, dan memintanya untuk melayani Tuhan. Janasuci Mercurius ingat bahwa ayahnya, Gordian, juga seorang Kristen; – ia sendiri telah dibaptis dan dengan segenap jiwanya ia merindukan Kristus.
Js. Mercurius dipanggil menghadap kaisar yang ditakuti, karena ia menolak untuk berpartisipasi dalam penyembahan para dewa pagan. Secara terbuka ia menyatakan dirinya sebagai seorang Kristen, Mercurius menyerahkan sabuk dan mantel prajuritnya di bawah kaki kaisar dan menanggalkan pangkat kehormatannya. Malaikat Tuhan sekali lagi menampakkan diri kepada Janasuci Mercurius di penjara, mengobarkan semangatnya untuk berani menanggung semua penderitaan bagi Kristus.
Mereka merentangkan martir suci itu di atas api; menyayatnya dengan pisau, dan mencambuknya sedemikian rupa, sehingga darah dari lukanya memadamkan api. Namun, setiap kali mereka melemparkannya kembali ke penjara setelah disiksa hampir sekarat Tuhan menyembuhkan total luka-luka Sang Janasuci, untuk memperlihatkan di hadapan orang tidak percaya akan kekuatan iman yang besar di dalam Kristus.
Hukuman mati yang diterima oleh Janasuci itu dianggap layak untuk mendapat penglihatan dari Tuhan Sendiri, Dia berjanjii untuk segera memberikan pembebasan dari penderitaannya. Martir Mercurius yang Agung dipenggal kepalanya di Kaisarea Kapadokia. Tubuh sucinya mengeluarkan harum mur dan dupa, memberikan kesembuhan bagi banyak orang sakit.
Bahkan setelah kematiannya prajurit Kristus ini bersatu dengan Gereja-Nya yang telah menang, melayani pelayanan sebagai seorang prajurit demi kebaikan Gereja yang masih berjuang.
Melalui doa Janasuci Basilius Agung (diperingati pada tanggal 1 Januari) di hadapan ikon Bunda Allah yang Tersuci yang memohon pembebasan umat Kristiani di bawah penganiayaan kaisar Julian si Murtad (361-363), Bunda Tersuci mengirimkan Prajurit Mercurius untuk membantu Gereja yang masih berjuang. Ikon Martir Suci Mercurius, yang ada di samping gambar Bunda Allah Tersuci, menghilang. Kemudian, muncul kembali dengan tombak yang berlumuran darah.
Pada saat ini Julian si Murtad dalam serangannya ke Persia ditusuk oleh tombak dari seorang penyerang tak dikenal, yang langsung menghilang. Julian yang terluka parah, saat terbaring sekarat, berseru: “Engkau telah menaklukkan, Galilea!”
Troparion Irama IV
‘Dalam deritanya, ya Tuhan, martirMu Merkurius telah menerima suatu mahkota tanpa-binasa dariMu Allah kami, sebab dengan memiliki kuat-kuasaMu, ia meniadakan para penindas dan meremukkan kelancangan sia-sia roh-roh jahat. Oleh syafaatnya selamatkanlah jiwa kami’
Kontakion Irama II
‘Ya Yang Berhikmat, engkau telah dimuridkan dengan khidmat dalam hal-hal Ilahi, ya Merkuris yang amat-termahsyur, dan telah menjadi korban berkenan ketika dengan sungguh engkau meminum dari cawan Kristus, dan sekarang engkau tanpa henti berdoa bagi kami semua’