28 Oktober (Greg)/15 Oktober (Julian)
Martir Rahib Lucian, seorang imam Antiokhia, lahir di Samosata Syria, anak lelaki dari orangtua yang saleh. Pada umur dua belas tahun ia telah menjadi anak yatim piatu. Ia memberikan semua hartanya kepada orang miskin, dan pergi ke kota Edessa kepada Makarius Sang Pengaku Iman. Ia sangat rajin membaca Alkitab dan mempelajari kehidupan asketik.
Karena ketekunan dan kesalehan dalam menyebarkan iman Kristen di antara orang-orang Yahudi dan pagan, ia ditahbis menjadi seorang imam.
Js. Lucian mendirikan sebuah sekolah katekisasi di Antiokhia di mana ia mengumpulkan banyak siswa. Ia menyibukkan diri dengan pengajaran Iman, dan memperjelas bagian-bagian Kitab Suci yang sulit untuk dipahami.
Ia menyunting terjemahan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani, dan menerbitkannya dalam suntingan yang bebas dari segala kecemaran dan kepalsuan bidat.
Selama penganiayaan oleh Diocletian, Js Lucian ditangkap, atas informasi dari para bidat, dan ia dikirim ke penjara di Nikomedia. Selama 9 tahun dia mendorong orang Kristen yang bersamanya dalam pengakuan iman, mendorong mereka untuk tidak takut akan penyiksaan dan kematian.
Js. Lucian wafat di penjara karena banyak penyiksaan yang kejam dan kelaparan. Sebelum wafatnya, ia ingin mengambil bagian dalam Misteri Suci Kristus pada perayaan Teofani, sang martir – diikat dengan rantai pada sebuah peti, dipaksa untuk mempersembahkan Korban Tanpa Darah di dadanya, dan semua orang Kristen yang berada di dalam penjara menyambut Perjamuan Suci bersama dengannya.
Tubuh martir kudus itu dibuang ke laut, tetapi setelah 30 hari lumba-lumba membawanya ke pantai. Orang-orang percaya dengan hormat menguburkan tubuh Js. Lucian yang sangat menderita.
Troparion Irama IV
Dalam deritanya, ya Tuhan, Martir-Mu Lucian menerima Mahkota ketidakbinasaan dari-Mu Allah kami; dengan Kuat-Kuasa-Mu ia merendahkan para penindas dan menghancurkan keangkuhan roh-roh jahat. Melalui doa-doa Martir-Mu Lucian selamatkanlah jiwa kami.
Kontakion Irama II
Dengan kidungan kami semua menghormatimu, ya Lucian, engkau terang yang amat-cemerlang, yang terpancar dalam puasa dan penderitaan, dan bersyafaat tanpa henti bagi kami semua.