Ikon untuk hari raya Pentakosta juga disebut ikon Turunnya Roh Kudus, karena itu adalah penggambaran peristiwa yang dijelaskan dalam Kitab Kisah Para Rasul (2:1-4) ketika Roh Kudus turun sebagai lidah api ke atas Para Rasul yang sedang berkumpul bersama dan memungkinkan mereka untuk mewartakan Injil dalam berbagai bahasa.
Namun, Perayaan Pentakosta bukan hanya untuk memperingati peristiwa bersejarah, tetapi juga perayaan akan realitas saat ini yaitu “kehadiran Roh Kudus di dalam Gereja.” Demikian juga, Ikon untuk Pentakosta pun lebih dari sekadar penggambaran peristiwa masa lalu.
PENGGAMBARAN Js. PETRUS (KIRI) DAN Js. PAULUS (KANAN)
Kehadiran Rasul Paulus di ikon, (meskipun pada saat itu ia belum bertobat di perjalanan menuju Damaskus) mengisyaratkan bahwa ikon ini lebih dari sekadar gambaran sejarah murni. Kadang-kadang dalam beberapa versi ikon lain, penginjil Lukas dan Markus juga diperlihatkan, meskipun juga tidak hadir loteng atas pada hari Pentakosta.
Maka, pertemuan itu adalah representasi Gereja. Para Rasul duduk dalam setengah lingkaran, mewakili satu kesatuan dan harmoni yang serupa dengan yang ditemukan dalam Ikon-Ikon Tritunggal Kudus. Seperti dalam ikon Tritunggal Mahakudus, digambarkan setengah lingkaran, bukan lingkaran penuh sehingga kita sebagai pengamat ditarik ke dalam persatuan.
TURUNNYA ROH KUDUS
Sumber persatuan mereka ada di setengah lingkaran lainnya di bagian atas ikon, menunjukkan turunnya Roh Kudus. Dari setengah lingkaran biru (yang disebut Mandorlas), satu sinar cahaya untuk masing-masing yang berkumpul, bersinar untuk menerangi mereka. Kadang-kadang “lidah-lidah api” yang dijelaskan dalam Kisah Para Rasul juga diperlihatkan di ujung sinar, bersiap untuk turun ke atas para Rasul. Di beberapa ikon lain, lidah api ditunjukkan sudah di dalam lingkaran cahaya (halos) dari masing-masing Orang Suci yang duduk.
Beberapa ikon Pentakosta menunjukkan seekor merpati, baik di dalam mandorla di bagian atas ikon, atau bahkan turun pada yang berkumpul di ruang atas. Hal ini mengingat penampakan Roh Kudus sebagai burung merpati saat peristiwa Pembaptisan Kristus, dapat dipahami bahwa gambaran fisik tentang Roh ini juga digunakan dalam ikon-ikon Pentakosta. Namun kenyataannya, Roh Kudus muncul sebagai lidah api pada hari Pentakosta, sedangkan seekor merpati pada saat Pembaptisan Kristus adalah seekor merpati, oleh karena itu sebenarnya kurang tepat untuk menggambarkan Roh Kudus sebagai burung merpati pada hari Pentakosta, atau memang dalam ikon apa pun kecuali yang untuk pesta Teofania Pembaptisan Kristus.
COSMOS, MEMEGANG JANJI PENGAJARAN PARA RASUL
Di bagian bawah Ikon ada semi-lingkaran lainnya, menunjukkan sosok raja tua dengan latar belakang gelap. Dia sering disebut sebagai Kosmos dan mewakili dunia. Dia dimahkotai sebagai simbol otoritas duniawi (yaitu dia mewakili semua bangsa di dunia), bukan seluruh ciptaan. Dia duduk “dalam kegelapan dan bayang-bayang kematian” (Lukas 1:79), dan digambarkan sebagai sosok tua untuk menunjukkan kerusakan dunia.
Namun dia juga memegang sebuah gulungan yang mewakili pengajaran Apostolik (bandingkan dengan gulungan yang dipegang oleh para Rasul dalam Ikon itu sendiri dan “makna benda-benda yang dipegang oleh orang-orang kudus dalam ikon”).
Meskipun dalam kegelapan, Turunnya Roh Kudus tidak hanya menjangkau para Rasul, tetapi juga seluruh penjuru dunia di mana para rasul akan memberitakan Injil.
Ada Kursi Kosong yang digambarkan di tengah, antara Rasul Petrus dan Paulus. Kursi pusat ini adalah tempat kehormatan, “Kursi Guru” di sekitar tempat para rasul berkumpul. Kenapa itu kosong? Karena itu adalah tempat duduk Kristus yang seharusnya duduk, Yang telah naik secara fisik ke Sorga. Namun Yesus berkali-kali berjanji bahwa meskipun Ia akan meninggalkan mereka secara fisik, Ia malah akan memberikan kepada mereka Roh Kudus sebagai penghibur, pengarah, dan pembimbing. Janji ini pertama kali diwujudkan pada hari Pentakosta, dan masih berlaku sampai sekarang. Oleh karena itu, Ikon ini yang juga merupakan Ikon Gereja, menunjukkan para Rasul berkumpul dalam persatuan, didukung oleh kuasa Roh Kudus, yang mengelilingi Kristus yang hadir secara kasat mata.
Dunia, Kosmos, ada di kaki mereka, siap dan menunggu untuk dituai melalui ajaran-ajaran Kristus.
IKON PENTAKOSTA DENGAN MARIA DITENGAHNYA (Muncul sekitar Abad ke-XVII)
Beberapa ikon Pentakosta memperlihatkan adanya Theotokos Maria di tengah, menempati “Kursi Guru”. Ikon jenis ini biasanya berasal dari barat. Maria digambarkan hadir di Pentakosta, (meskipun seperti yang telah disebutkan, ikon itu bukan gambaran sejarah peristiwa itu). Kehadiran Theotokos Maria di pusat itu tidak bermasalah, karena dia adalah teladan utama seorang Kristen. Dengan kenaikan Yesus Kristus ke Surga, Roh Kudus bertindak di dalam diri orang-orang, dan melalui para Orang Suci Kristus dinyatakan di dunia. Karenanya Maria diperlihatkan di “kursi guru” sebagai teladan terbaik yang kita miliki, dan orang di bumi yang paling “serupa” dengan Kristus (baik secara fisik, sebagai ibu-Nya, maupun secara rohani sebagai murid-Nya).
Meskipun demikian, kursi “kosong” lebih luas maknanya dan citra Pentakosta dan Gereja lebih agung. Para rasul duduk sederajat, dengan tidak ada seorang pun di antara mereka yang menduduki kursi pusat otoritas. Mereka tidak perlu melakukannya. Persatuan mereka sebagai Tubuh Kristus ditopang melalui “Vikaris Kristus” yang sesungguhnya yaitu “Roh Kudus.”__€__Terpujilah Engkau Kristus, Allah kami, yang membuat para nelayan bijaksana, dengan mengirimkan kepada mereka Roh Kudus, dan melalui mereka, duniapun dijalanya, Ya Pengasih Manusia, kemuliaan bagi-Mu. (Kidung Apolytikion untuk Pentakosta)
Sumber :- iconreader, Pentecost Icon as an Icon of the Church
Alih bahasa : A.W.M – Madiun