Selamat datang di website gereja orthodox indonesia   Click to listen highlighted text! Selamat datang di website gereja orthodox indonesia
,

Seri Prolog Ohrid 8 Maret Kalender Julian

  1. Janasuci Theophylactus, Episkop Nikomedia

Ketika penasihat kaisar Tarasius, sebagai seorang awam, terpilih menjadi Patriark Konstantinopel, maka bersamanya dan darinya, banyak teman, pengagum, dan umat awam lainnya menerima tonsur monastik. Di antara mereka adalah Theophylactus. Tarasius menunjuknya menjadi Episkop Nikomedia. Sebagai episkop, Theophylactus adalah gembala yang baik bagi kawanan yang dipercayakan kepadanya dan terbukti sangat penuh belas kasih terhadap mereka yang kurang beruntung dan miskin. Setelah kematian Js. Tarasius, Tahta Patriarkal diduduki oleh Nicephorus dan tidak lama kemudian, Tahta Kekaisaran diduduki oleh Leo dari Armenia, yang merupakan seorang Ikonoklas dan, sebagai akibatnya, mengobarkan badai yang mutlak pada Gereja Kristus. Meskipun Ikonoklasme telah dikutuk oleh Konsili Ekumenis Ketujuh [Nicea, 783 M], namun, Kaisar Leo menghidupkannya kembali dan dengan ini ingin menggantikan Orthodoxy. Janasuci Theophylactus menentang kaisar secara terang-terangan dan, ketika kaisar tidak mau mengalah, Theophylactus berkata kepadanya, “O kaisar, cedera yang hebat akan tiba-tiba menimpa Anda, dan Anda tidak akan menemukan siapa pun yang akan menyelamatkan Anda dari cedera itu.” Karena kata-kata ini dan atas perintah kaisar, Theophylactus dipecat dari jabatannya dan diasingkan ke pengasingan, di mana ia menghabiskan tiga puluh tahun mengalami banyak kesulitan dan penghinaan dan, di mana, pada akhirnya, ia menyerahkan jiwanya kepada Tuhan sekitar tahun 845 M.

2. Presbiter Martir Suci Theodoretus

Kaisar Konstantinus membangun sebuah gereja katedral yang sangat indah di Antiokhia. Orang-orang menyebut gereja ini “gereja emas” karena eksterior dan interiornya yang dilapisi emas dan karena banyak perabotan emas dan perak yang disimpan di dalamnya. Kaisar menyumbangkan banyak tanah untuk gereja ini untuk pemeliharaan para rohaniwan yang jumlahnya signifikan. Penjaga perabotan ini dan semua barang berharga lainnya di gereja adalah presbiter Theodoretus, dan ia memiliki kesetiaan yang langka. Ketika Julian si Murtad mulai berkuasa, ia menyangkal Kristus dan, meskipun telah dibaptis, menghasut penganiayaan terhadap orang Kristen. Julian, pamannya yang bernama sama, datang ke Antiokhia dan mulai merampok “gereja emas”. Ia memanggil Theodoretus, penjaga perbendaharaan, ke pengadilan dan menasehatinya untuk menyangkal Kristus. Theodoretus tidak hanya menolak untuk menyangkal Kristus, tetapi ia juga menghina Kaisar Julian karena murtad dari Iman yang Sejati dan kembali ke penyembahan berhala, seperti anjing kembali ke muntahannya. Ketika hakim yang jahat, karena kemarahannya, buang air kecil di “gereja emas,” Js. Theodoretus meramalkan kematian yang mengerikan untuknya, yang tidak lama kemudian terjadi. Theodoretus dipenggal dengan kapak karena imannya pada Kristus. Sejak Hakim Julian buang air kecil di gereja, ia merasakan sakit di bagian bawah tubuhnya. Seluruh bagian bawah tubuhnya dimakan oleh cacing, sehingga ia memuntahkan jiwanya yang murtad dalam rasa sakit yang mengerikan. Juga, sesuai dengan ramalan Theodoretus, Felix, asisten Julian, meninggal karena pendarahan dari mulut segera setelah pemenggalan orang benar ini. Js. Theodoretus dipenggal pada tahun 362 M dan dibawa ke Kerajaan Kristus Raja yang Mahamulia. Dalam Sinaksarion Yunani, Js. Theodoretus diperingati pada 3 Maret.

REFLEKSI

Percayalah kepada Tuhan lebih dari pada kepada ibumu sendiri. Curahkan semua kepada-Nya. Dia tidak akan mengkhianatimu. Terimalah semua perintah-Nya karena itu baik untukmu. Itu tidak akan menipumu. Sejauh kamu percaya pada Tuhan, begitu pula harus waspada terhadap musuh-musuhmu, terhadap tubuhmu, dunia, dan setan. Semua ini diungkapkan dengan lebih baik oleh janasuci agung Allah, Efrem dari Syria, yang berkata, “Dalam menjalankan perintah Allah, milikilah kesederhanaan, dan dalam menangkal intrik permusuhan, milikilah kecerdikan (merpati dan ular).”

RENUNGAN

Merenungkan Tuhan Yesus di Taman Getsemani:

  1. Bagaimana Ia berkali-kali memerintahkan para murid untuk berjaga-jaga dan berdoa kepada Tuhan;
  2. Bagaimana Ia bangun tiga kali dari doa yang membuatnya berkeringat, mendekati murid-murid dan mendapati mereka tertidur;
  3. Bagaimana mereka semua tergoda karena meninggalkan gurunya dan melarikan diri, karena mereka tidak siap menghadapi ketakutan akan manusia;
  4. Bagaimana kita juga menjadi malas, tidak waspada, dan tidak berdoa kepada Tuhan, karena saat godaan datang, kita meninggalkan Tuhan Kristus.

HOMILI

-Tentang penglihatan mata dan penglihatan jiwa- “mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Filipi 2:7). Hal ini, ungkap Rasul Paulus, rasul yang sama yang mengatakan tentang Tuhan Yesus: ” Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan” (Kolose 1:15), dan “dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose 2:9). Ini adalah Tuhan menurut esensi-Nya dan menurut sifat natur-Nya tetapi “ditemukan berwujud manusia.” Orang-orang yang hatinya keras seperti batu dan pikirannya gelap hanya mengenal hal-hal di sekitar mereka lewat mata. Orang-orang seperti itu, pada masa itu, melihat dengan mata mereka dan melihat Yesus sebagai manusia biasa. Mereka tidak diberi kesempatan untuk mengetahui lebih jauh tentang Dia selain apa yang bisa dilihat oleh mata fisik mereka. Manusia fisik melihat Yesus dan hanya melihat tubuhnya saja, tapi tidak melihat dalam tubuh tersebut keberadaan Allah atau manusia yang sempurna dan tanpa dosa. Sampai saat ini, orang yang hanya menilai dari apa yang dilihatnya tidak mengakui segala hal tentang Yesus yang tidak bisa dilihat pada orang lain. Tidak mungkin seseorang bisa mengatakan kebenaran tentang Tuhan jika penilaian hanya dilakukan dengan mata. Yang bisa dilihat mata dari Dia hanyalah sebagian kecil; di balik itu ada rahasia besar surga dan dunia yang tersembunyi. Untuk melihat apa yang tersembunyi di dalamnya, seseorang harus bisa melihat dengan mata batin, yaitu dengan kehadiran Roh Allah di dalam hati, yang membuka tabir dan menyingkapkan semua rahasia tersebut. Ya Tuhan, Misteri Paling Manis, jadikanlah kami layak mendapat kunjungan Roh Kudus-Mu. BagiMu kemuliaan dan syukur selalu. Amin.

Sumber : The Prolog of Ohrid oleh Js. Nikolai Velimirovich dari Ohrid dan Zhicha

 Diterjemahkan oleh : Irene W.W (22 Maret 2024)

Related Posts
Click to listen highlighted text!