Berkat Harian Bapa Rohani, 23 Desember 2020

Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh

Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, gerakan-gerakan yang dihasilkan dalam jiwa kita oleh Roh Kudus sebagai akibat dari usaha pengendalian batin, perendahan hati, pertobatan, perlawanan terhadap hawanafsu dan penyangkalan atas kehendak dan hasrat yang berdosa, membuat hati itu menjadi teduh dan mendorongnya untuk selalu menyeru “ya Abba, ya Bapa”. Dorongan ini tidak akan disertai dengan khayalan-khayalan tetapi suatu seruan dan gerakan batin yang murni yang tak memiliki gambaran angan-angan apapun. Tetapi kita sendiri, jika telah sampai pada derajat batin yang sedemikian itu, akan diubahkan oleh terbitnya Terang Ilahi di hati kita, yang akan mengaruniakan kepada kita suatu gambaran yang sesuai dengan menyalanya api rohani dari Roh Allah di dalam batin kita itu. Lebih daripada itu, nyala api dari Roh Allah itu akan mengubah dan membuat kita jadi beda oleh kuasa Ilahi yang bekerja didalam batin kita. Bagaimana hal itu terjadi? Hanya Dia saja yang tahu. Jikalau pikiran, yang dimurnikan oleh kewaspadaan batin itu, tidak dibebaskan dari hal-hal jasmani lahiriah, oleh ingatan terus menerus akan Nama Yesus , dengan mengucapkan Doa Puja Yesus: “Ya Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah yang hidup, kasihanilah hamba orang berdosa ini”, bagi tetap menyalakan api ilahi tadi, maka pikiran itu akan secara mudah digelapkan. Hal yang sama juga, orang yang telah melatih kemanunggalan dengan Kristus oleh perenungan batiniah itu, atau melakukannya dengan berjaga-jaga atas pikirannya, dengan praktek doa batin yang terus menerus dengan menyeru Nama Yesus tersebut, serta disertai dengan kehidupan rohani dan moral yang aktif, tidak akan ia sibuk menyangkal kabar selentingan apapun tentang dirinya, tak pula ia berbalik menghindari percakapan tentang dirinya, baik secara terbuka maupun secara tersembunyi.Karena jiwa yang sakit karena cinta pada Allah demi Kristus, akan dengan usaha keras mengikuti Dia, sebagai satu-satunya kekasih hatinya, dan tak menghiraukan semuanya itu. Karena memang mungkin untuk memiliki keteduhan batin dan menekan hawanafsu kedagingan serta dorongan-dorongannya, sehingga tak terganggu oleh kabar selentingan ataupun percakapan dan ujaran2 kebencian orang atas dirinya, dan menjadi, secara bijaksana, teduh dalam batin, dari semuanya itu, bahkan sementara kita masih hidup dalam hiruk-pikuknya dunia ini. Tetapi untuk menghapus sama sekali dan memusnahkan hawafsu itu adalah tidak mungkin. Untuk itu marilah kita belajar untuk melatih diri kita untuk berfokus pada Kristus dengan memperdalam cinta kita kepadaNya meskipun ditengah kesibukan dan keributan hidup yang sedang kita jalani ini.
Kiranya Allah, Bapa kita, didalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia, Yesus Kristus Tuhan kita, oleh kuasa RohNya yang Kudus, memberikan kemampuan kepada kita pada hari ini untuk tetap fokus pada pengendalian pikiran dan hati kita dari gelombang hawanafsu serta dalam perenungan yang terfokus akan Kristus dengan memperdalam cinta kita kepadaNya. Amin.

Romo/Abuna Daniel Byantoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *