Berkat Harian Bapa Rohani, 27 Januari 2021

Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh

Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, Kitab Suci mengatakan: ” ..maut giat di dalam diri kami dan hidup giat didalam kamu” (II Korintus 4:12), dan “… meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” ( II Korintus 4:16). Itu menunjukkan bahwa penderitaan dan kesengsaraan yang dinyatakan dalam ” maut” dan “kemerosotan” manusia lahiriah itu tak hanya bersifat negatif tetapi juga mempunyai dampak positif bagi kehidupan rohani. Dimana maut yang dialami Rasul Paulus membawa dampak hidup pada anak-anak rohaninya di Korintus, dan kemerosotan manusia lahiriahnya berdampak diperbaharuinya manusia batiniahnya dari sehari ke sehari. Jadi adalah benar bahwa suatu tanda yang benar dari usaha dan upaya rohani serta hadiah dari keberhasilannya itu adalah kesulitan dan penderitaan serta kesengsaraan yang dirasa didalam hati. Barangsiapa yang melakukan usaha pendakian rohani tanpa mengalami itu semua tak akan menghasilkan buah. Sakit’ yang dirasa dalam hati usaha keras secara jasmani akan membuat nyata karunia-karunia kebajikan dan buah perilaku kehidupan dari Roh Kudus (Galatia 5:22-23), yang telah dikaruniakan pada semua orang beriman Orthodox yang benar pada saat menerima Sakramen Baptisan Kudus. Selama ini terkubur dalam hawanafsu melalui kelalaian kita dalam menggenapi perintah-perintah Kristus, yang dihidupkan kembali melalui pertobatan,oleh Belas-Kasihan Allah yang tak dapat digambarkan. Janganlah karena penderitaan dan kesengsaraan yang menyertai upaya-upaya itu, lalu kita berhenti melakukan usaha yang melelahkan ini, supaya jangan sampai kita terjebak pada keadaan tak berbuah serta diakhir zaman mendengar yang keras ini:”… ambillah talenta itu daripadanya..” (Matius 25:28)
Setiap pergumulan didalam latihan jiwa, baik secara jasmani atau secara mental, yang tidak disertai dengan derita dan sengsara, yaitu yang tidak menuntut usaha yang amat keras, tidak akan membuahkan apa-apa:”… Kerajaan Sorga itu diserong (diusahakan dengan paksa) dan orang yang menyerongnya ( yang mengusahakan dengan paksa) mencoba menguasainya ( berusaha untuk betul-betul memilikinya” ( Matius 11:12). Banyak orang telah melakukan usaha dan terus melakukannya tanpa rasa sakit, tetapi karena tidak adanya hal itu, mereka terasing dari kemurnian dan kekudusan, sehingga lepas dari persekutuan dengan Roh Kudus, karena mereka berpaling dari serta menyingkiri kerasnya penderitaan/kesengsaraan. Padahal “kesengsaraan.. menimbulkan ketekunan… ketekunan menimbulkan tahan uji…tahan uji menimbulkan pengharapan… pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah.. dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus” ( Roma 5:3-5). Jadi kesengsaraan yang ditahankan dan dipeluk dengan iman dan syukur menghadirkan Roh Kudus yang mencurahkan kasih Allah kepada kita. Mereka yang berusaha secara lemah dan secara sembrono bisa saja melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan membuat usaha yang keras, tetapi mereka tak menuai buah apapun, karena mereka tak melewati dan tak mengalami kesulitan, penderitaan dan kesengsaraan. Jika pinggang kita tidak sampai merasa seolah-olah sampai patah, karena dilemahkan oleh upaya keras oleh puasa, jika kita tidak melewati pergumulan batin yang begitu menderita karena penyesalan atas dosa-dosa kita, jika kita tidak menderita seperti wanita yang sakit bersalin, kita tak akan berhasil melahirkan roh dan semangat Keselamatan itu di dasar hati kita yang paling dalam.
Kiranya Allah Bapa kita di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kuasa RohNya yang Kudus memampukan kita untuk rela merangkul penderitaan, kesengsaraan dan kesulitan, agar kita membuahkan hasil dalam upaya pendakian rohani kita ini. Amin.

+ Romo/Abuna Daniel Byantoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *