Pengantar Perjanjian Baru (Bagian 15)

Oleh : Protopresbyter Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono

Susunan Surat di dalam Kanon Perjanjian Baru

Di dalam Tradisi Barat, kita memiliki 4 Injil, Kitab Kisah Para Rasul, surat-surat Js. Paulus, surat-surat Katolik (surat yang bersifat universal) dan kemudian kitab Wahyu. Di Timur sistemnya agak sedikit berbeda: 4 Injil, Kitab Kisah Para Rasul, surat-surat Katolik, surat-surat Paulus dan kemudian kitab Wahyu. Alasan mereka telah menempatkan surat-surat Katolik sebelum surat-surat Paulus, disebabkan Gereja telah berpikir bahwa mereka seharusnya berjalan dulu karena hal tersebut lebih umum dan lebih universal sifatnya.

Apa yang dapat kita katakan tentang susunan surat-surat Paulus? Susunan surat-surat itu tidaklah tersusun secara kronologis, karena surat pertama dari kelompok surat itu barangkali adalah 1 Tesalonika. Bagaimana surat-surat ini disusun? Dengan panjangnya. Surat-surat yang terpanjang adalah pada awalnya, diakhir surat setelah itu, lebih pendek. Jadi surat Roma sebenarnya surat terpanjang dan Filemon adalah kelompok yang terakhir (tidak termasuk surat Ibrani) yang terpendek. Semua surat-surat Js. Paulus itu mengikuti aturan ini kecuali untuk surat pada orang-orang Ibrani, itu sungguh panjang, namun merupakan surat terakhir dari kelompok surat Paulus.

Beberapa sarjana berpikir bahwa mungkin surat Ibrani ini tidaklah ditulis oleh Js. Paulus. Kita dapat membagi surat-surat Paulus ini dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Surat-surat pokok Js. Paulus adalah: Surat Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia.

2. Surat-surat Deutero Js. Paulus: 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon.

3. Beberapa sarjana modern heran apakah tulisan berikutnya ini ditulis oleh Js. Paulus atau tidak. Tulisan berikut ini adalah: Surat Efesus, Kolose dan 2 Tesalonika.

4. Surat-surat penjara: Efesus, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika.

5. Beberapa sarjana tidaklah yakin bahwa Surat Ibrani ini ditulis oleh Js. Paulus.

.

Tanggal Peristiwa Penting dari Kehidupan Js. Paulus

Di tahun 1907, suatu pecahan Marmer ditemukan di Delphi-Yunani. Pada marmer ini tertulis nama “Galio” yaitu nama Gubernur Roma yang berada di Korintus. Dia telah memimpin pada tahun 51 Masehi. Di dalam Kitab Kisah Para Rasul 18:12, kita menemukan namanya: “Akan tetapi setelah Galio menjadi Gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu dia membawanya ke depan pengadilan”. Kita mengetahui secara pasti bahwa Galio adalah seorang Gubernur di Korintus.

Menurut sejarah, Js. Paulus itu berada di Korintus kira-kira tahun 50 Masehi. Dari tahun ini kita dapat mengetahui waktu yang tepat akan peristiwa-peristiwa yang lain mengenai kehidupan Js. Paulus. Juga dari sini kita dapat mengetahui tentang tanggal Konsili Apostolik, yaitu kira-kira tahun 50 Masehi agar dapat mengerti juga waktu Js. Paulus berada di Korintus. Menurut surat Galatia 1 dan awal pasal 2, yaitu 14 tahun setelah pertobatan Js. Paulus, dia pergi ke Konsili Apostolik. Karena itu tahun-tahun pertobatannya seharusnya: 48-14 = 34 Masehi. Ini adalah sesuatu yang wajar karena penyaliban Yesus itu terjadi sekitar tahun 33 Masehi. Dari sini kita dapat mengatakan bahwa misionarisnya yang pertama barangkali sekitar tahun: 45-48 Masehi.

Perjalanan berikutnya, Js. Paulus ke Korintus yaitu tahun 50-52 Masehi dan kemudian berlanjut ke Efesus yaitu tahun 52-55 Masehi – kemudian ke Korintus lagi pada tahun 56-57 Masehi. Di waktu inilah diperkirakan Js. Paulus telah menulis surat yang ditujukan pada jemaat yang ada di Roma.

Di dalam surat Roma 15, kita menemukan Js. Paulus sedang berencana untuk mengunjungi Roma dan bahkan ke Spanyol – kekaisaran akhir yang terjauh, dan hal ini dapat dilihat dari apa yang Js. Paulus katakan dalam suratnya: “Aku harap dalam perjalananku ke Spanyol aku dapat singgah di tempatmu dan bertemu dengan kamu, sehingga kamu dapat mengantarkan aku ke sana, setelah aku seketika menikmati pertemuan dengan kamu” (Roma 15:24).

Sebelum pergi ke Roma, ia pertama pergi ke Yerusalem untuk mengantarkan uang dan hadiah-hadiah yang dia telah kumpulkan dari bangsa-bangsa kafir guna membantu Gereja di Yerusalem. Dia ditangkap di sana dan dipenjarakan di Kaisarea dari tahun 58 Masehi sampai tahun 60 Masehi (Kaisarea adalah kota dekat pantai di mana Gubernur itu tinggal). Dari tahun 60-62 Masehi, Js Paulus menyeru kepada Sang Kaisar untuk pergi ke Roma, karena dia adalah warga negara Roma. Dia telah diambil ke Roma setelah masalah ini. Kita tidak mendengar terlalu banyak tentang Js. Paulus. Menurut Tradisi Gereja, Ia dibunuh sebagai suhada bersama-sama dengan Js. Petrus di Roma.

Js. Klemen salah satu Bishop dari Roma (kira-kira tahun 95 Masehi) telah berkata bahwa mungkin dia dibunuh di tiang-tiang sebelah barat, dan ini dapat jadi di Spanyol. Menurut beberapa Tradisi di Gereja Koptik Js. Paulus pergi sejauh mungkin ke utara seperti: Irlandia. Js. Paulus adalah seorang figur yang penting dalam sejarah kekristenan. Js. Yohanes Krisostomos khususnya sangat menyukai dia, dan Ia menyebut Js. Paulus “One after One” atau “satu demi satu”. Dia itu unik dalam beberapa cara, orang-orang Kristen dari denominasi berbeda semua telah menghormati dia. Para Bapa Gereja memandang dia sebagai seorang rasul yang terbesar. Setelah reformasi dia adalah pahlawan orang-orang Protestan.

Apakah kita mengetahui tentang kehidupannya? Dia dilahirkan di Tarsus yaitu kota orang-orang Yunani di Asia kecil (yang sekarang disebut Turki). Dia lahir sebagai orang Farisi dalam keluarga orang Farisi. Dia adalah berkewargaan Roma. Akan tetapi kewargaan negara yang dia miliki itu tidaklah dibeli. Barangkali kewarganegaraan yang dia miliki merupakan hadiah yang diberikan oleh para penguasa Roma pada keluarganya sebagai imbalan akan pengabdian yang keluarganya lakukan pada penguasa Roma. Js. Paulus adalah seorang pembuat tenda, ini berarti bahwa dia itu adalah pekerja kulit. Bisa jadi di samping sebagai pembuat tenda, dia juga dapat membuat tas, sepatu, sandal dll.

Ayah Js. Paulus bisa jadi sebagai pemilik suatu perusahaan yang memproduksi barang-barang yang terbuat dari kulit. Js. Paulus mempunyai keterikatan yang erat dengan Yudaisme, dia bukanlah orang Yahudi yang di-Yunani-kan. Bahkan setelah menjadi seorang Kristen, dia tidak menganggap dirinya sendiri terpisah dari Yahudi. Suatu contoh di dalam surat 2 Korintus 11:24, kita telah belajar bahwa Js. Paulus beberapa kali telah disakiti di sinagoga karena khotbahnya tentang Kristus: “Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan.” Orang-orang Yahudi di bawah hukum Roma tidak mempunyai hak apapun untuk melakukan ini pada siapapun, namun seorang anggota sinagoga. Ini menunjukkan pada kita bahwa Js. Paulus telah memilih tidak memisahkan dirinya sendiri dari sinagoga orang-orang Yahudi. Barangkali Js. Paulus adalah seorang yang multi bahasa, bisa jadi dia itu mampu berbahasa: Aramik, Ibrani dan Yunani.

(Bersambung)

.

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *