Pengantar Perjanjian Baru (Bagian 6)

Oleh: Protopresbyter Yohanes Bambang Cahyo Wicaksono

Dalam Perjanjian Baru, kita juga menemukan suatu Visi Apokalipsis tentang sejarah dan realita. Dengan kata lain, orang-orang Yahudi melihat sejarah seperti Allah sedang membuat janji-janji yang akhirnya dipenuhi melalui umat-Nya. Di dalam abad terakhir sebelum era Kekristenan khususnya, pandangan tentang sejarah ini telah menjadi lebih terkumandangkan karena krisis di mana Yudaisme diperintah orang-orang Roma. Mereka berpikir bahwa Allah akan bertindak segera untuk menyelamatkan mereka. Setelah ini terjadi mereka mengharapkan suatu dunia baru datang dan dipimpin oleh Allah.

GEREJA MULA-MULA

Agar dapat belajar tentang Perjanjian Baru, maka pertama kita harus mengerti komunitas itu datang dari mana. Perjanjian Baru itu ditulis selama masa Gereja Apostolik (Gereja sampai tahun 70 Masehi). Surat-surat Rasul Paulus dan Kitab Para Rasul ditulis selama masa ini. Dari waktu 75-125 Masehi ini disebut era-sub Apostolik. Selama waktu ini kita mempunyai kitab-kitab akhir Perjanjian Baru seperti kitab Ibrani.

Istilah “Gereja Kuno” itu berarti dihitung dari abad pertama sampai keempat kekristenan, sementara Gereja mula-mula itu berarti Gereja Apostolik – yaitu Gereja selama generasi para rasul. Gereja mula-mula adalah komunitas yang dimulai untuk menanggapi akan kehidupan, tindakan dan kebangkitan Yesus Kristus. Pada waktu Pentakosta, saat Sang Roh Kudus telah datang maka di sanalah Gereja mula-mula dimulai. Inilah aslinya gerakan pembaharuan Yudaisme. Mereka tidak melihat diri sendiri sebagai yang terpisah dari Yudaisme, malah melihat diri mereka sendiri sebagai yang benar dan orang-orang Yahudi yang terpenuhi.

Kualitas dan Spesifik Keyakinan serta Praktik Apakah Gereja Mula-Mula Ini?

1. Segi Eskatologi

Eskatologi berarti menyinggung harapan bahwa Allah akan melakukan tindakan khusus di atas dunia ini. Kesadaran akan pentingnya keselamatan. Mereka sadar bahwa hari keselamatan itu ada di sini. Suatu kehidupan baru telah mulai sekarang dan bahkan di atas dunia karena Kristus. Jadi mereka melihat keselamatan itu bukan hanya harapan untuk masa yang akan datang tetapi juga sebagai realita di dalam hidup dan kehidupan mereka.

2. Kita menemukan keterbukaan akan Allah juga dalam Gereja mula-mula.

Kita menemukan bahwa orang-orang ini membuka diri akan karunia-karunia Roh, bahkan karunia-karunia karismatik yaitu: nubuatan, penyembuhan dan berbicara bahasa lidah. Ini bukanlah semata-mata gerakan manusia dengan gol-gol manusia.

3. Dunia yang lain.

Mereka (orang percaya) memang berada di dalam dunia namun bukan dari dunia ini. Mereka telah termasuk pada suatu jaman yang baru. Kewargaan mereka berada di dalam surga namun di waktu yang sama mereka ini bukanlah sektarian karena tidak memisahkan diri secara total dari dunia namun telah mempunyai kepekaan akan misi terhadap dunia ini. Mereka menginginkan pergi ke dunia guna menginjilinya, lebih daripada hanya sekadar menunggu dunia untuk datang pada mereka.

4. Mereka telah mengharapkan Kristus datang segera. Mereka melihat hal ini dalam dua langkah:

a. Pelayanan Yesus di atas dunia dan karunia Roh Kudus mulai saat kedatangan-Nya sekarang.

b. Harapan untuk masa depan – sedang menunggu peristiwa kedatangan-Nya yang mulia pada kali yang kedua (di dalam l Korintus kita melihat kata “Maranatha” yang berarti Tuhan datang, artinya ungkapan sikap pengharapan akan kedatangan Kristus kali yang kedua sungguh akan segera datang). Pengharapan ini telah mengakibatkan iman orang-orang ini menjadi hidup dan sangat menggairahkan.

5. Pujian.

Orang-orang Kristen mula-mula telah memuji Allah melalui Doksologi (Kidung Pujian), ucapan syukur dan penyembahan. Gereja mula-mula adalah komunitas yang menyembah dari permulaan.

Berbicara tentang Kata “Eskatologi” dan penggunaannya dalam Diskusi-Diskusi Teologia

Aslinya kata eskatologi ini telah digunakan pada akhir abad ke-19 permulaan abad ke-20, yang menunjuk pada antisipasi akan kedatangan Yesus yang kedua kali. Sebelum waktu itu, eskatologi berarti “setelah kehidupan” atau “kehidupan setelah mati”. Sekarang eskatologi menunjuk pada apa yang Allah telah lakukan di dalam sejarah untuk mensahkan Kerajaan. Sehingga eskatologi sekarang mempunyai banyak arti yaitu:

1. Kehidupan setelah mati.

2. Terkait dengan maksud sejarah (maksud Allah dalam sejarah itu adalah melihat gol dan tujuan dari sejarah).

3. Kedatangan Kristus sebagai peristiwa menyelamatkan yang menyebabkan jaman baru ada dalam 2 langkah:

(a) pelayanan Kristus secara jagati dan

(b) kedatangan Kristus kedua yang mulia dan permulaan kerajaan Allah.

4. Eskatologi dapat juga berarti saat yang menentukan, panggilan yang mendadak, suatu respon yang lugas dan suatu komitmen. Apokalipsis atau wahyu (dengan kata lain setelah menggunakannya dalam pembicaraan teologia) ini berarti suatu realita supernatural pecah dalam sejarah dengan cara yang tiba-tiba.

Kita percaya bahwa sekarang telah kehilangan eskatologi dan kegairahan yang hadir dalam iman Gereja mula-mula. Kita percaya sekarang lebih daripada kegairahan formalisme yang kita miliki dan institusianisme – memainkan peranan Gereja sebagai ganti realita hidup. Mengapa? Karena peristiwa Kristus sebagai peristiwa yang menyelamatkan itu dilihat sebagai peristiwa yang sama di masa lampau. Sesuatu lain mengisi perhatian kita lebih daripada Kristus sekarang (hal-hal kehidupan menampung budaya dan menyesuaikan dengan dunia).

Beberapa Keyakinan Gereja Mula-Mula

1. Berkeyakinan bahwa Yesus sebagai Mesias; Dia disebut sebagai Tuhan Kemuliaan dan Putra Allah serta diharapkan untuk datang lagi dalam kemuliaan.

2. Pengalaman Roh Kudus sebagai suatu karunia.

3. Pemenuhan Alkitab; Gereja mula-mula telah melihat diri mereka sendiri dan peristiwa-peristiwa Kristus sebagai pemenuhan Perjanjian Lama. Ini sangatlah penting karena hal tersebut menunjukkan kelanjutan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

4. Gereja sebagai komunitas Perjanjian Baru; untuk menjadi orang Kristen perlu melakukan dua hal:

(a) menerima Injil dan

(b) bergabung dengan Gereja (iman komunitas), karena seseorang tidaklah dapat menjadi orang Kristen seorang diri, seseorang harus menjadi bagian dari Gereja.

5. Ritual dasar Gereja mula-mula:

(a) Sakramen Baptisan dan

(b) Perjamuan Kudus.

6. Perjamuan Kudus.

Seorang memerlukan Sakramen Perjamuan Kudus sebagai kelanjutan menjadi anggota Gereja, sedangkan arti Perjamuan Kudus adalah:

a. Perayaan tentang Korban Kristus di atas kayu salib.

b. Peringatan akan Kristus dan pelayanan-Nya.

c. Perjamuan Kudus: menunjuk pada Tubuh dan Darah Kristus.

d. Antisipasi kesukacitaan penuh tentang kedatangan suatu Kerajaan.

e. Tindakan ucapan syukur.

7. Kepemimpinan Gereja Mula-Mula

Para pemimpin Gereja mula-mula itu para rasul. Mereka adalah simbolik pembaharuan kedua belas suku Israel. Setelah generasi pertama kepemimpinan orang-orang Kristen telah menjadi termaknai.

8. Misi: panggilan untuk keluar dan menginjil pada semua orang. Ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan Gereja mula-mula. Setiap orang dalam cara mereka sendiri secara penuh menjadi misioner bagi Gereja.

(Bersambung)

.

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *