Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh
Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, Kitab Suci mengatakan bahwa Kristus itu akan nembaptis orang beriman dengan Roh Kudus dan Api ( Matius 3:11). Waktu kita beriman dan dibaptiskan ( Markus 16:15) kedalam Kristus menyatu dengan kematian, penguburan dan kebangkitanNya (Roma 6:3-4) serta kita dimeteraikan dengan Roh Kudus ( Efesus 1:13) melalui Pengurapan Kudus ( I Yohanes 2:27) itulah kita menerima Roh Kudus itu (II Korintus 1:21-22, Efesus 1:14) dan demikian menerima Api tadi. Api inilah energi ilahi yang bekerja di dalam kita dan yang memampukan roh kita untuk menyala-nyala (Roma 12:11), asal kerajinan kita tidak kendor dan tetap melayani Tuhan dalam doa yang penuh semangat, dalam berpuasa bagi merendahkan diri di hadapanNya, serta dalam mempraktekkan cinta kasih kepada sesama tanpa pamrih. Dimana ada semangat dan kerajinan yang tidak kendor bagi Dia, Kasih Karunia Roh Kudus, seperti api yang menyala di hati kita, itu juga akan hadir di dalam diri kita. Nyala api itu terpelihara tetap menyala-nyala oleh bahan bakar, dan bahan bakar rohani itu adalah kehidupan doa yang bersemangat tadi. Segera ketika Kasih Karunia itu menyentuh hati, benih dia itu ditaburkan didalamnya, dan langsung saja perpalingan dan pengangkatan pikiran dan hati kepada Allah akan mengikutinya. Kemudian pemikiran-pemikiran akan Allah akan mengikutinya dengan berjalannya waktu. Kasih karunia Allah memalingkan perhatian pikiran dan hati menuju kepada Allah, dan membuat keduanya itu terpaku kepadaNya. Karena pikiran itu tak pernah berhenti dari kegiatan berpikirnya, apabila itu berpaling kepada Allah itu akan berpikir akan Allah. Itulah sebabnya mengapa selalu mengingat-ingat akan Allah, terutama melalui pengucapan Nama Tuhan Yesus Kristus sebagai doa ( Yohanes 16: 24,26) dalam Doa Puja Yesus yang tanpa henti, adalah penyerta yang terus menerus dari keberadaan berada di dalam Kasih Karunia itu. Ingatan akan Allah itu tak pernah mandeg dan malas selalu menuntun kita untuk merenungkan kesempurnaan Allah dan mengenai kebaikan, kebenaran, ciptaan, penyelenggaraan dan pemeliharaan (providensia), penebusan, penghakiman, serta ganjaran/ pahala-Nya. Semuanya ini secara bersama merupakan semesta atau alamnya Allah bagi roh kita. Barangsiapa yang tak pernah kendor dan semangatnya terus menyala-nyala selalu hidup dalam alam ilahi bagi rohnya ini. Sebaliknya selalu tinggal dan berada dalam alam rohani ini menopang dan menghidupkan semangat yang menyala-nyala tadi. Jika kita ingin selalu dan tetap bersemangat, kita harus memelihara diri dalam keberadaan seperti yang dijelaskan diatas. Masing-masing bagian dari alam rohani ini seolah-olah merupakan kayu bagi bahan bakar rohani. Marilah kita miliki bahan bakar semacam itu ditempat yang mudah dicapai, ambillah kayu dari tumpukan kayu rohani kita, dan perbaharuilah nyala dari api itu, maka semuanya akan berjalan dengan baik. Dari semua jumlah gerakan-gerakan rohani ini akan muncul darinya “rasa takut akan Allah”, berdiri dengan rasa takjub penuh ke-terpesona-an di hadirat Allah di dalam hati. Rasa takut akan Allah ini penjaga dan pembela dari status berada dalam Kasih Karunia. Menyelamlah lebih dalam dalam rasa takut akan Allah yang penuh khusyuk dan saleh ini, renungkanlah dalam-dalam mengenainya, dan buatlah itu terpateri secara mendalam dan kokoh dalam sanubari dan hati kita. Marilah kita selalu hidupkan ulang ini dalam diri kita, dan sebaliknya itu akan memenuhi kita dengan kehidupan.
Kiranya Allah Bapa kita, didalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kuasa RohNya yang Kudus, menolong kita supaya kita selalu menjaga diri dengan menyediakan bakar rohani itu, agar roh kita selalu menyala dan Api itu akan segera bekerja di dalam kita oleh Roh Kudus.Amin.
+Romo/Abuna Daniel Byantoro