MENGAPA TEMPAT TINGGAL UMAT KRISTEN ORTHODOX HARUS DIBERKATI

Mulailah Segala Sesuatu dengan Doa

Karena kita diingatkan dalam Alkitab untuk memulai apa pun yang kita lakukan dengan doa, sudah menjadi praktik umat Kristen Orthodox selama berabad-abad untuk memiliki tempat tinggal baru yang diberkati, baik sebelum atau tepat setelah ditinggali. Ini telah diperluas ke tempat usaha atau tempat kerja seseorang, dan bahkan sekolah-sekolah dan asrama.

“Ibadah yang dilakukan oleh imam untuk memberkati tempat tinggal baru agak mirip dengan pengudusan (pemberkatan/ konsekrasi) sebuah gereja [dalam tradisi Rusia] di mana air suci, minyak suci, dan dupa digunakan dan pengajaran dari Injil kudus dibaca. Semua kamar rumah diperciki dengan air suci dan masing-masing dari empat dinding luar diurapi dengan tanda Salib dengan minyak suci, lilin diletakkan di depan mereka, dan setelah pendupaan rumah, pengajaran dari Injil Suci dibaca [umumnya dalam tradisi Yunani ibadah Pemberkatan Air Singkat dilakukan]. Pada akhir pemberkatan berkat, seluruh penghuni rumah diberkati dengan air suci: suami yang pertama, diikuti oleh istri dan kemudian anak-anak – yang tertua terlebih dahulu. Kerabat dan teman yang hadir kemudian ikut diberkati.”
(Marriage and the Christian Home, by Rev. Michael B. Henning, p.24.)

Kembali pada “The Fall / Kejatuhan”

Dari Alkitab kita tahu bahwa apa pun yang diciptakan Allah itu baik, tetapi karena ”Kejatuhan”, kejahatan memasuki dunia, merusak ciptaan. Sang Bapa mengutus Putera-Nya, untuk menyelamatkannya dengan menjadikan “ciptaan baru”. Ini dirayakan pada Hari Raya Theophany / Epiphania (Pembaptisan Yesus), khususnya dengan Pemberkatan Air.
“Pengudusan air pada pesta ini menempatkan seluruh dunia (melalui ‘elemen utama’ yaitu air) dalam perspektif penciptaan kosmos, pengudusan, dan pemuliaan Kerajaan Allah dalam Kristus dan Roh Kudus.”
(The OrthodoxFaith, Vol. II, Worship, by Fr. Thomas Hopko, p.127)
.

Semua bacaan, kidung pujian, doa-doa, dan tindakan hari itu berbicara tentang kehadiran Allah di seluruh dunia dan alam semesta kita, ciptaan-Nya. Melalui air, semua ciptaan sekali lagi disucikan oleh Allah, menjadi baik kembali, seperti yang Allah kehendaki.

Perayaan Teophania

Hari Raya Teofani (atau Epifani) memperingati Baptisan Tuhan kita di Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis. Kita tahu dari kidung troparion pada hari itu bahwa “Tritunggal Mahakudus dinyatakan” bagi kita. Tapi ada yang lebih dari ini.

“Ketika Yesus masuk ke kedalaman sungai, terjadi pergolakan yang mendalam. Bukan Yesus yang dibaptis yang disucikan, karena ia tidak bernoda; tetapi airlah yang diubah rupa dan diterangi. Air ini, yang diyakini jernih dan memurnikan, sebenarnya tercemar, dihuni oleh roh-roh jahat, hamba dari para dewa. … Dengan memurnikan unsur-unsur itu, dengan menguduskan materinya, Yesus membebaskan dunia yang kita tempati ini (kosmos) dari kuasa kejahatan.”
(The Incarnate God, Vol. I, Catherine Aslanoff, French edition editor, translated by Paul Meyendorff, p.163.)

Pemberkatan Air dan Tempat Tinggal

Pemberkatan Agung Air terjadi di akhir Liturgi hari itu. Karena rumah kita tidak dapat dibawa ke Gereja, maka “Gereja” (melalui imam dan pelayanNya) yang pergi mendatangi rumah. Di sana, ibadah pemberkatan, yang dimulai di gereja, diselesaikan dengan pemercikan air di rumah-rumah. Secara tradisional, di sebagian besar paroki Orthodox, para Imam secara pribadi mengunjungi semua umat paroki setiap tahun untuk berdoa bersama mereka di tempat tinggal mereka, dan untuk memberkati lingkungan mereka dengan air Teofani yang baru disucikan. Dengan menguduskan tempat tinggal kita, tempat pribadi kita, kita memperluas rahmat Allah ke tempat tinggal kita masing-masing (di paroki-paroki yang sangat besar, kunjungan tahunan mungkin tidak dimungkinkan).

Kami juga membawa air yang diberkati ke rumah kami untuk digunakan sepanjang tahun untuk memberkati rumah kami dan untuk diminum saat sakit atau sebagai bagian dari kehidupan doa harian kita.
“Ada banyak kesempatan dalam kehidupan keluarga ketika seteguk air suci dapat membantu mengingatkan kita tentang berkat yang diberikan ‘untuk melimpahkan pengudusan’, ‘bagi penyembuhan jiwa dan tubuh’, ‘untuk menjadi sumber mata air yang mengalir menuju kehidupan kekal ‘, ketika imam berdoa dalam doa litani pada Hari Raya Epifani.”
(Little Falcons: Water, Vol. 5, No. 2, 1998, hal.33.)

Menenun Kristus ke dalam Kehidupan Kita

Pemberkatan rumah-rumah dengan air suci ini memelihara hubungan spiritual antara ‘gereja keluarga’ dan paroki, serta kembali menyediakan untuk membagikan karunia-karunia rohani dari Allah.
“Berkat tahunan ini memang tidak hanya seluas berkah dari tempat tinggal baru, tetapi karena ini tidak boleh diabaikan, karena dengan cara inilah rahmat Allah diperluas ke tempat tinggal masing-masing pribadi.”
(Marriage and the Christian Home, p.25.)

Jika imam datang untuk memberkati rumah ketika anak-anak hadir, mereka memiliki kesempatan untuk melihat imam paroki dalam suasana yang berbeda dan lebih pribadi. Mereka (anak-anak) bisa memimpin jalan mengelilingi rumah, atau memegang lilin. Mereka dapat menunjukkan kamar mereka atau binatang peliharaan atau mainan favorit, dll. Mereka juga menerima berkat melalui air. Bagi anak-anak, pemberkatan rumah ini juga menunjukkan hubungan antara Gereja dengan rumah tinggal kita.

KESIMPULAN

Apa artinya memohon kepada Allah untuk memberkati sesuatu?
Semua hal di dunia ini telah dimanjakan bersama kita. Allah harus memberkati dunia-Nya lagi agar menjadi seperti yang Ia kehendaki. Karena alasan inilah Sang Bapa mengutus Putera-Nya, dan Roh Kudus ke dunia: untuk memberkati semua orang dan segala sesuatu yang Ia buat, untuk membuat semuanya menjadi baik kembali. Ketika para imam datang untuk memberkati rumah kita, dia meminta Tuhan untuk mengampuni rumah itu, untuk menyingkirkannya dari setiap kejahatan dan mengisinya dengan setiap berkat. Sungguh cara yang luar biasa untuk memulai Tahun yang Baru!

Referensi :

  • Phyllis Meshel Onest, M.Div; Obitel Minsk; 2017

Alih bahasa : A.W.M – 2020

.

.

Related Posts