Diperingati oleh Gereja Orthodox pada tanggal 18 Desember (kalender sipil) / 05 Desember (kalender Gereja)
Savvas yang Dikuduskan lahir di Mutalaska di Kapadokia pada tahun 439. Ia memasuki Monasteri dekat Mutalaska pada usia muda dan tinggal selama sepuluh tahun. Ia lalu pergi ke Yerusalem untuk belajar dari pertapa-pertapa di negeri itu. Ia melewati musim dingin di Monasteri yang diperintah oleh Bapa-Monasteri Elpidius, namun ia memilih hidup kesendirian di bawah tuntunan Penatua Euthymius.
Euthymius menilai bahwa ia terlalu muda untuk hidup menyendiri, dan karenanya tunduk kepada tuntunan Penatua Theoktistus di Monasteri yang berada di bawah bukit. Ketika Savvas berusia tiga-puluh tahun ia menerima berkat dari Euthymius untuk menjalani lima hari seminggu dalam gua terpencil untuk berdoa dan bekerja. Setelah wafatnya Euthymius, Savvas mengundurkan diri lebih jauh lagi menuju Yerikho, di mana ia menjalani waktu empat tahun dalam pengucilan sepenuhnya.
Banyak orang yang datang kepadanya karena berhasrat untuk melayani Allah di bawah tuntunannya. Lavra pun didirikan. Jumlah murid-muridnya bertambah, namun tidak ada Imam yang melayani kumpulan itu. Ini menyebabkan beberapa Rahib mengeluh kepada Sallust, Patriark Yerusalem. Melihat bahwa ketiadaan Imam menjadi masalah bagi mereka, Patriark Sallust menahbiskan Savvas pada tahun 491. Ia berusia lima puluh tiga tahun pada saat itu.
Pada tahun 493 Patriark Yerusalem mengangkat Savvas menjadi seorang Arkimandrit. Seperti Euthymius, ia meninggalkan murid-muridnya setiap tahun, atau bahkan lebih sering lagi, dan menjalani Puasa Agung tanpa dilihat siapapun. Pada masa ini Kaisar Anastasius sedang mendukung bidat Eutykhes dan telah mengasingkan banyak Uskup Orthodox. Pada tahun 511 Patriark Elias mengutus Savvas bersama para Bapa-Monasteri lainnya untuk memerangi bidat.
Savvas saat itu berusia tujuh puluh tahun dan menjalani musim dingin di Konstantinopel dengan mengunjungi Kaisar untuk memerangi bidat Eutykhes. Anastasius memerintahkan pengasingan Patriark Elias dan mengangkat seorang bernama Yohanes untuk menggantikannya. Savvas dan Rahib-Rahib lainnya bergegas ke Yerusalem dan membujuk Yohanes agar setidaknya jangan menyangkal Sinode Semesta Kalsedon. Dikatakan bahwa Savvas menemani Elias yang diasingkan pada saat wafatnya di Aila di Laut Merah.
Tahun-tahun berikutnya ia pergi ke Kaisarea, Scythopolis dan tempat-tempat lain, mengkhotbahkan Iman Benar dan membawa banyak orang kembali kepada Orthodoxia. Ketika berusia sembilan puluh satu tahun, atas permintaan Patriark Petrus dari Yerusalem, Savvas lagi berperjalanan ke Konstantinopel berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul dari pemberontakan di Samaria dan tindakan keras oleh Kaisar.
Justinian menerimanya dengan hormat dan menawarkan untuk memberi pemberian bagi Monasterinya. Savvas dengan bersyukur menjawab bahwa mereka tidak memerlukan pendapatan itu selama para Rahib dengan setia melayani Allah, namun ia memohonkan penghapusan pajak bagi rakyat di Palestina yang menderita karena orang-orang Samaria, dan bahwa ia akan membangun rumah sakit di Yerusalem untuk para peziarah, serta benteng untuk perlindungan bagi para Pertapa dan Rahib terhadap penyerbu-penyerbu.
Tidak lama setelah kembalinya ke Lavranya ia jatuh sakit, dan Patriark membujuknya agar dibawa ke Gereja yang berdekatan, di mana Patriark melayaninya dengan tangannya sendiri. Mendapati bahwa saat-saat terakhirnya telah mendekat, Savvas memohon Patriark agar kembali ke Lavranya. Ia menunjuk penerusnya, lalu berbaring empat hari dalam diam agar ia boleh memperhatikan urusan dengan Allah saja. Ia wafat pada tanggal 5 Desember 532 pada usia sembilan puluh empat tahun.
Troparion Irama VIII
‘Dengan aliran air matamu engkau telah mengairi gurun yang tandus, dan dengan kesah dari kedalaman jiwamu engkau telah menjadikan pekerjaanmu berbuah seratus kali lipat. Engkau Terang bagi seluruh dunia, yang memancarkan Mukjizat. Ya Bapa kami Savvas, mohonkanlah Kristus Allah agar jiwa kami diselamatkan’
Kontakion Irama VIII
‘Dalam kebajikanmu engkau mempersembahkan dirimu sejak masa kanakmu kepada Allah sebagai Korban Tanpa-Cacat, ya Savvas yang Terberkati, dan menjadi Pengerja Kebun dalam Kebun Kesalehan. Karenanya, engkau hiasan bagi mereka Yang Terhormat dan Warga gurun yang Benar-Layak-Dipuji. Karenanya, kami berseru kepadamu, “Bersukacitalah, ya Savvas yang Amat-Kaya!’