Catatan kaki dari bacaan 2 Timotius 2:20-26 pada Orthodox Study Bible ada 2, yaitu:
2:20-23 Heresy corrupts: bad theology leads to bad behavior. The Church on earth is a mixture of wheat and tares sown together (vv. 19–21). Membership in the Church guarantees nothing — even the baptismal confession (quoted in v. 19) acknowledges the necessity of struggle.
2:24-26 Good theology helps us along the path to good behavior. Although the truth stands firm and unalterable and cannot tolerate the false (see 1Co 5:1–13; 2Co 6:14– 18), it instills a reasonable patience and gentleness toward all, especially toward false teachers—while not losing sight of the fact that they are enemies and to be avoided (3:5).
Penjelasan detail untuk setiap catatan kaki dari bacaan 2 Timotius 2:20-26 dalam Orthodox Study Bible, adalah sebagai berikut:
.
2 TIMOTIUS 2:20-23: KEBURUKAN TEOLOGI MEMBAWA KEBURUKAN PERILAKU
Heresi dan Ketidaktepatan Dogmatis
Heresi, dalam teologi Orthodox, diartikan sebagai penyimpangan dari ajaran iman yang telah ditetapkan oleh Konsili Ekumenis. Konsistensi dengan ajaran Konsili dianggap vital dalam memelihara kebenaran iman, karena Konsili merepresentasikan interpretasi terhadap doktrin yang diinspirasi oleh Roh Kudus dan diakui secara universal oleh Gereja Orthodox.
Gandum dan Ilalang (Wheat and Tares)
Analogi ini menggambarkan realitas Gereja di bumi sebagai komunitas di mana orang beriman sejati dan tidak sejati hidup berdampingan. Ini mencerminkan pemahaman Orthodox tentang “ekklesia” sebagai komunitas yang inklusif dan menyatukan, menekankan kasih dan penerimaan, bahkan terhadap mereka yang belum mencapai kesempurnaan iman.
Perjuangan (Podvig) dan Synergia
Orthodox memandang keselamatan sebagai hasil dari kerja sama antara kehendak manusia bebas dan rahmat ilahi. Ini mencerminkan gagasan synergia, di mana usaha manusia dalam perjuangan rohani (podvig) dikombinasikan dengan rahmat Tuhan. Perjuangan ini bukan hanya melawan heresi dan ketidaktepatan dogmatis, tetapi juga melawan kecenderungan dosa dalam diri sendiri.
REFERENSI PATRISTIK
Js. Yohanes Krisostomos
Js. Yohanes Krisostomos, seorang figur terkemuka dalam sejarah homiletik Kristen, terkenal akan interpretasinya yang mendalam terhadap berbagai bagian Alkitab, termasuk Surat 2 Timotius. Karya-karyanya, yang merupakan perpaduan keahlian retorika dan pemahaman teologis yang tajam, telah diterjemahkan oleh Philip Schaff, seorang teolog terkenal, dan dimasukkan dalam koleksi penting “Nicene and Post-Nicene Fathers, First Series, Volume 13.”
Koleksi ini, yang diedit oleh Schaff sendiri, diterbitkan oleh Christian Literature Publishing Co. di Buffalo, New York, pada tahun 1889. Untuk mereka yang tertarik mendengarkan interpretasi Js. Yohanes Krisostomos tentang 2 Timotius, versi rekaman audio tersedia melalui LibriVox, memudahkan akses ke karya klasik ini bagi penonton modern. Karya ini menawarkan wawasan berharga dalam konteks teologi Orthodox, menggabungkan pemikiran teologis dengan aplikasi praktis.
Js. Ignatius dari Antiokhia
Js. Ignatius dari Antiokhia, seorang tokoh penting dalam sejarah Gereja awal, menulis tujuh epistel yang fundamental saat ia berada dalam perjalanan menuju Roma. Lima di antaranya ditujukan kepada Gereja di kota-kota berbeda seperti Efesus, Magnesia, Tralles, Philadelphia, dan Smyrna, serta satu surat untuk Gereja di Roma dan satu lagi kepada Js. Policarpus. Inti ajarannya, terutama dalam “Epistle to the Ephesians,” menyoroti pentingnya persatuan dalam Gereja dan bahaya heresi serta skisma. Js. Ignatius dengan tegas mendorong kepatuhan terhadap episkop dan penerapan tradisi apostolik sebagai benteng melawan ajaran sesat. Karya-karyanya ini, berakar dalam teologi Orthodox, menekankan pentingnya persatuan dan integritas doktrin dalam kehidupan Gereja.
Js. Agustinus dari Hippo
Js. Agustinus dari Hippo, dikenal dalam teologi Orthodox karena analisisnya terhadap ajaran sesat dan dampaknya pada kehidupan rohani. Salah satu karya utamanya, “De Doctrina Christiana,” merupakan kontribusi yang baik tentang bagaimana memahami dan menginterpretasikan Kitab Suci. Karya-karya Js. Agustinus, termasuk ini, sering dimasukkan dalam koleksi prestisius “Nicene and Post-Nicene Fathers,” di mana beberapa pandangannya dijadikan rujukan dalam studi teologi Kristen. Dalam karya-karyanya, Js. Agustinus menggabungkan wawasan filosofis dengan pemahaman teologis, memberikan petunjuk serta arahan dalam membedakan ajaran yang benar dari ajaran sesat.
.
2 TIMOTIUS 2:24-26: TEOLOGI YANG BAIK MEMBIMBING KE PERILAKU YANG BAIK
Tradisi Apostolik (Apostolic Tradition)
Ajaran ini menegaskan bahwa kebenaran iman yang diwariskan oleh para Rasul tetap tidak berubah dan konsisten. Dalam Orthodox, Tradisi Apostolik dianggap sebagai pondasi iman, memastikan bahwa ajaran yang diterima dan dipraktikkan tetap autentik dan tidak terdistorsi sejak zaman para Rasul.
Filantropia
Merupakan konsep kasih universal dalam Orthodox, menekankan perlunya menunjukkan kasih, kesabaran, dan kelembutan kepada semua orang, termasuk mereka yang mungkin menyimpang dari ajaran yang benar. Konsep ini tidak hanya berfokus pada kebenaran teologi tetapi juga pada bagaimana kita menerapkan kebenaran tersebut dalam interaksi kita dengan orang lain, terutama mereka yang berbeda pandangan.
REFERENSI PATRISTIK
Js. Basilius Agung
Js. Basilius Agung menonjol sebagai tokoh yang tulisannya secara mendalam menyoroti pentingnya menjaga kebenaran iman dan pengaruhnya yang signifikan pada kehidupan rohani. Sebagai salah satu Bapa Gereja Kapadokia, Js. Basilius Agung tidak hanya menekankan pentingnya doktrin yang benar dalam konteks liturgis dan teologis, tetapi juga menghubungkan kebenaran iman dengan praktik kehidupan rohani, seperti dalam aturan monastik yang ia susun. Karya-karyanya menggali bagaimana kebenaran iman membentuk praktik devosional dan etika Kristen, merefleksikan bagaimana pemahaman teologis yang tepat harus menginspirasi dan mengarahkan kehidupan pribadi dan komunal umat beriman.
Js. Gregorius Sang Teolog
Js. Gregorius Sang Teolog menonjol karena kemampuannya menjelaskan konsep-konsep teologis dengan cara yang mendalam dan penuh kasih. Dia menggabungkan keahlian teologis dengan pendekatan yang penuh empati, menawarkan wawasan yang kaya tentang bagaimana teologi yang benar dapat membimbing perilaku yang baik.
Melalui karyanya, Js. Gregorius Sang Teolog mengilustrasikan bagaimana kebenaran iman, seperti yang diuraikan dalam 2 Timotius, harus dijalankan dengan kasih dan kesabaran, menekankan perlunya pendekatan yang seimbang antara kebenaran doktrinal dan penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari umat Kristen. Pendekatannya mencerminkan esensi dari pesan 2 Timotius: integritas teologi yang harmonis dengan tindakan kasih.
Para Bapa Padang Gurun
Ajaran dari Bapa-Bapa Padang Gurun, seperti Bapa Antonius dan Bapa Poemen, menawarkan pandangan mendalam tentang perjuangan rohani dan pentingnya kesabaran serta kelembutan. Ajaran mereka, yang diabadikan dalam “The Sayings of the Desert Fathers” (Apophthegmata Patrum), mencerminkan nilai-nilai dasar teologi Orthodox yang menghubungkan disiplin rohani dengan perilaku sehari-hari. Mereka mengajarkan bahwa perjuangan melawan godaan dan kesalahan teologi bukan hanya melalui ketegasan doktrinal, tetapi juga melalui pendekatan yang penuh kasih dan sabar, sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Paulus dalam 2 Timotius 2:20-26. Buku ini, yang berisi kumpulan ajaran mereka, tersedia di banyak perpustakaan dan toko buku online, memberikan sumber inspirasi bagi mereka yang mencari panduan dalam perjalanan rohani mereka.
Pembahasan ini menunjukkan hubungan erat antara kebenaran ajaran dan perilaku dalam konteks Gereja, seiring dengan tema yang dijelaskan dalam 2 Timotius 2:20-26. Teologi Orthodox menegaskan pentingnya memegang teguh kebenaran ajaran sambil menekankan kesabaran dan kasih dalam menghadapi kesesatan. Dalam 2 Timotius 2:20-26, kita diajarkan untuk menjadi “perkakas yang berguna bagi tuannya” dan menghindari “perbantahan yang tak berguna,” menggarisbawahi kepentingan menjaga kekudusan dalam iman. Teologi Orthodox menekankan bahwa, selain dari memegang teguh kebenaran, sikap kesabaran dan kasih juga harus diterapkan dalam menghadapi kesesatan.
Dengan demikian, teologi Orthodox memberikan pendekatan yang unik dengan memadukan kebenaran ajaran, perilaku, kesabaran, dan kasih dalam kehidupan Gereja, menciptakan landasan yang kokoh untuk pertumbuhan rohani sesuai dengan ajaran 2 Timotius 2:20-26.
Oleh: Irene W.W (11 Desember 2023)