
Diperingati setiap tanggal 10 Februari (Kal. Julian) /23 Februari (Kal.Gregorian)
Hieromartir Charalampus, Episkop Magnesia, Martir Porphyrius dan Baptus serta Tiga Martir Wanita menderita demi Kristus pada tahun 202 M.
Js Charalampus, Episkop Magnesia (Asia Kecil), berhasil menyebarkan iman kepada Kristus Sang Juru Selamat, dan membimbing orang di jalan menuju keselamatan. Berita tentang khotbahnya sampai ke telinga Lucianus, gubernur distrik tersebut, dan komandan militernya Lucius. Orang kudus itu ditangkap dan diadili. Di pengadilan beliau mengakui imannya kepada Kristus dan menolak tegas mempersembahkan korban pada berhala.
Meskipun Episkop tersebut telah berusia lanjut (113 tahun), beliau tetap dijatuhi siksaan yang mengerikan. Mereka mencabik-cabik tubuhnya dengan kait besi, dan merobek seluruh kulitnya. Dalam peristiwa ini, orang kudus tersebut memalingkan wajahnya para penyiksanya dan berkata, “Saya berterima kasih saudara-saudara, karena kalian telah memulihkan rohku, yang merindukan kehidupan baru dan kekal!”
Melihat ketahanan sang Penatua, 2 prajurit (Porphyrius dan Baptus) kemudian dengan berani mengakui iman mereka kepada Kristus. Akibatnya, mereka langsung dipenggal di tempat. Tiga orang wanita Kristen yang menyaksikan penderitaan Js Charalampus, juga turut dieksekusi.
Lucius menjadi murka,ia mengambil alat-alat penyiksaan lalu mulai menyiksa Js Charalampus , tetapi tiba-tiba lengan bawahnya terpotong. Diliputi amarah karena melihat kejadian ini, gubernur meludahi muka orang kudus itu, seketika itu juga kepalanya memutar menghadap ke belakang dan tak bisa berbalik lagi.
Lucius memohon kepada orang kudus itu agar berbelas kasihan kepadanya, kemudian kedua penyiksa itu dipulihkan melalui doa Js Charalampus. Setelah mukjijat ini, banyak orang datang kepada Js Charalampus yang dipulihkan dari sakit , dan kemudian percaya kepada Kristus. Lucius, yang semula sangat benci, bersujud di kaki sang Episkop suci, dan memohon untuk dibaptis.
Akan tetapi, mukjijat kesembuhan tak membuat gubernur Lucianus bertobat, ia justru melaporkan kejadian ini kepada kaisar Septimus Severus (193-211), yang sedang singgah di Antiokhia Pisidia (Asia Kecil bagian barat). Kaisar itu memerintahkan Js Charalampus untuk menghadap padanya di Antiokhia. Dengan keji, para prajurit memelintir jenggot orang suci itu menjadi tali, melilitkannya di lehernya, untuk menyeretnya. Mereka juga menancapkan paku besi ke tubuhnya. Kaisar memerintahkan mereka untuk menyiksa sang Episkop lebih kejam lagi dan mereka mulai membakarnya dengan api perlahan lahan. Tapi kuasa Tuhan melindungi orang kudus itu, meski disiksa dan dibakar beliau tidak terluka.
Banyak mukjizat terjadi melalui doanya :
Beliau membangkitkan pemuda yang sudah mati, dan menyembuhkan seorang pria yang dirasuki setan selama 35 tahun, banyaknya mukjizat membuat banyak orang mulai percaya kepada Kristus Sang Juru Selamat. Bahkan, Galina, putri kaisar, mulai beriman kepada Kristus.Putri kaisar ini 2 kali menghancurkan berhala di kuil pagan.
Kaisar Severus geram, dia ingin membungkam mulut Js. Charalampus. Dia perintahkan prajuritnya untuk memukul mulut orang kudus itu dengan batu, jenggotnya dibakar, tetapi api malah berbalik membakar si penyiksa.
Septimus Severus dan seorang pejabat bernama Crispus meneriakkan hujatan kepada Tuhan, dengan nada menghina memanggil-Nya untuk turun ke bumi, dengan congkak mereka sombongkan kekuasaan dan kekuatan mereka. Tuhan mengirimkan gempa bumi, dan semua orang dicekam ketakutan. Orang-orang fasik itu terlempar ke udara oleh kekuatan tak kasat mata, dan hanya melalui doa Js Charalampus mereka dapat pulih kembali. Kaisar Severus yang bebal sempat tersentak lalu sadar oleh ketidaktaatannya tetapi dengan cepat jatuh ke dalam dosa, dan dia kembali menyiksa orang kudus itu.
Akhirnya, kaisar menjatuhkan hukuman penggal kepada Js Charalampus. Di saat terakhirnya, Js Charalampus berdoa, lalu langit terbuka, beliau melihat Sang Juruselamat dan banyak malaikat. Martir suci itu memohon kepada-Nya agar di tempat reliknya disemayamkan tidak akan dilanda kelaparan atau penyakit. Beliau juga memohon agar di tempat itu diberikan kedamaian, kesejahteraan, buah-buahan, gandum, dan anggur yang berlimpah, dan agar jiwa penduduk disana diselamatkan. Tuhan berjanji untuk memenuhi permintaannya dan naik ke surga, disusul jiwa Hieromartir Charalampus yang mengikuti-Nya. Atas kehendak Tuhan, orang kudus itu wafat sebelum beliau dieksekusi. Putri Galina memakamkan jenazah sang martir suci dengan penuh penghormatan.
Tengkorak Janasuci Charalambos (Haralambos) disimpan di Biara St. Stefanus di Meteora, Yunani. Fragmen relik sucinya, dapat ditemukan di banyak tempat di Yunani, dan hingga saat ini, sering terjadi mukjizat. Hal ini menjadikan Js Haralambos, sangat disayangi dan dihormati oleh orang-orang Yunani.