
Diperingati setiap tanggal 11 Februari (Kal. Julian)/24 Februari (Kal. Gregorian)
Hieromartir Blasius lahir di provinsi Kapadokia. Sejak masa kanak-kanaknya, beliau adalah pribadi yang sangat taat kepada Tuhan dan penuh kasih sayang. Karena kesalehannya, beliau dipilih sebagai Episkop kota Sebaste [di Armenia]. Js Blasius adalah mercusuar spiritual dan moral yang hebat di kota yang banyak dihuni kaum pagan itu. Di masa penganiayaan terhadap umat Kristen oleh kaisar kejam Diokletianus dan Licinius, tanpa lelah Js. Blasius menyemangati kawanannya dan mengunjungi pengikut Kristus yang setia di dalam penjara. Yang paling terkemuka di antara mereka adalah yang mulia Eustratius.
Pada saat kota Sebaste benar-benar kosong dari umat Kristen—(beberapa dieksekusi, dan yang lain mengungsi ke tempat terpencil)—Episkop Blasius yang sudah tua mengasingkan diri ke Gunung Argeos dan tinggal di sebuah gua.
Karena kasih sayangnya yang besar, binatang buas pun berkumpul di sekitar gua tempat tinggalnya.
Pada suatu hari, para prajurit yang sedang berburu menemukan gua tempat tinggal Episkop suci Blasius. Mereka melaporkan hal ini pada gubernur. Lalu gubernur memerintahkan untuk membawa beliau ke pengadilan.
Dalam perjalanan, Js Blasius menyembuhkan seorang anak laki-laki yang kesakitan karena ada tulang tersangkut di tenggorokannya.
Beliau juga menolong seorang janda miskin yang babinya direnggut oleh serigala, dengan kekuatan doanya, beliau memerintahkan serigala itu untuk mengembalikan babi si janda miskin.
Sesampainya di pengadilan, Agrilaus si hakim yang jahat memberi salam dan menyanjung beliau sebagai sahabat para dewa, tapi Js Blasius menjawab salamnya,” Mereka bukan sahabatku, mereka itu iblis!”
Agrilaus murka,lalu menyiksa Js Blasius dengan kejam, mencambuk dan mencabik kulitnya dengan sisir besi.
Keesokan harinya, mereka kembali menyiksa orang kudus itu. Pada saat dibawa kembali ke penjara, 7 wanita mengikuti di belakang dan mengumpulkan tetesan darah beliau, ke 7 wanita itu langsung ditangkap, dan dipaksa menyembah berhala. Para wanita itu pura-pura setuju, dan mengatakan bahwa pertama-tama mereka harus mencuci berhala-berhala itu di danau. Mereka mengambil berhala-berhala itu, sampai di pinggir danau, mereka melemparkan patung patung itu ke tengah danau yang sangat dalam. Akibat perbuatan mereka,ke 7 wanita itu disiksa dengan keji, namun atas karunia Tuhan, mereka kuat dan tabah menanggung berbagai siksaan.Dan meski disiksa dan menderita banyak luka, tubuh mereka diubah menjadi bersinar seputih salju. Salah satu dari wanita itu memiliki dua putra, kedua putranya memohon kepada sang ibu agar mereka menerima Kerajaan Surga. Sang ibu mempercayakan kedua putranya kepada Js Blasius sebelum akhirnya ia dipenggal bersama 6 wanita kudus yang bersamanya.
Selanjutnya,Js Blasius dilemparkan ke tengah danau oleh para prajurit Agrilaus, dengan harapan beliau akan mati tenggelam. Namun atas Kuasa Ilahi, orang kudus itu berjalan diatas air, seolah berjalan diatas daratan.
Tak mau kalah, Agrilaus berteriak menantang,meminta dewa dewanya untuk membantunya, lalu menyuruh 68 anak buahnya masuk ke danau, tapi semuanya langsung mati tenggelam.
Agrilaus sangat murka karena kehilangan 68 orang abdi terbaiknya. Ia perintahkan para algojo untuk segera mengeksekusi Js Blasius, beserta 2 anak laki-laki yang dipercayakan kepada beliau (2 putra sang wanita martir).
Sebelum menerima mahkota kemartirannya, Js Blasius sang martir suci berdoa bagi seluruh dunia, khususnya bagi mereka yang menghormati kenangannya. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 316.
Kita memohon doa kepada Js Blasius untuk kesehatan hewan peliharaan, juga perlindungan dari binatang buas.
Troparion — Nada 4
Dengan mengikuti jejak para Rasul Suci, / engkau menjadi penerus tahta mereka. / Melalui pengamalan kebajikan, engkau temukan jalan menuju kontemplasi Ilahi, wahai yang diilhami Tuhan; / dengan mengajarkan Firman dengan benar, engkau membela Iman, / bahkan hingga darahmu tertumpah. / Ya Hieromartir Blasius, bermohonlah kepada Kristus Tuhan untuk menyelamatkan jiwa kami.