Hidup oleh Iman (Ibrani 10:35-11:7 dan Markus 11:27-33)

Dalam surat penggembalaannya kepada orang-orang Ibrani, Js Paulus menghimbau agar “janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu (Yunani: parrhsian), karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikannya itu.”

Kata parrhsian memiliki arti keberanian, terus terang, keberanian percaya. Di sini Js Paulus mengajarkan pengakuan/ kepercayaan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dan Allah telah membangkitkanNya dari antara orang mati harus disampaikan dengan terus terang, dengan berani dan disertai dengan ketekunan melakukan kehendak Allah.

Pemahaman iman yang diajarkan oleh para rasul dan tetap dipertahankan dan dihidupi dalam gereja Orthodox bukanlah iman yang pasif, yang berhenti pada pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, tetapi iman yang aktif, yang harus disertai dengan perbuatan. Janasuci Yakobus mengajarkan bahwa iman yang tidak disertai perbuatan, pada hakikatnya adalah mati. Beliau menuliskan: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” (Yakobus 2:17-18).

Jadi, iman kita bukanlah iman yang mandeg/ berhenti, mati, tetapi iman yang hidup, yang harus diekspresikan/ dinyatakan melalui perbuatan-perbuatan, seperti Habel, Henokh, Nuh, para saksi iman yang mengekspresikan imannya melalui perbuatan-perbuatan mereka (Ibrani 11:1-7).

Dengan tetap memegang teguh kepercayaan kita bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dan Allah telah membangkitkanNya dari antara orang mati, marilah kita berusaha hidup damai dengan semua orang, mengejar kekudusan, berusaha untuk selalu mencari kasih karunia Allah, menjauhi percabulan (Ibrani 12:14-16) dan tidak berhenti berusaha mencapai “orangKu yang benar akan hidup oleh iman.” (Ibrani 10:38).

Renungan: Sudahkah kita mengekspresikan iman dengan perbuatan-perbuatan kita?

Sumber: Embun Surgawi edisi Januari 2020

Related Posts