
Diperingati pada Minggu ke-2 Masa Puasa Agung Catur Dasa dan 14 November
Js Gregorius Palamas lahir di Konstantinopel pada tahun 1296. Ayahnya adalah seorang bangsawan yang kemudian memutuskan menjadi seorang rahib. Js Gregorius memiliki banyak talenta. Dikaruniai kecerdasan dan kemampuan yang baik, beliau mengembangkan kepribadiannya dan sangat berprestasi di bidang akademis.
Setelah lulus,beliau diminta untuk mengabdikan dirinya pada dewan pemerintah, namun Js Gregorius Palamas memilih menjalani kehidupan monastik.Beliau bagikan harta miliknya kepada orang miskin, meninggalkan aktifitas duniawi yang sia sia,lalu segera memulai kehidupan asketisme ketat.
Js Gregorius pergi ke Gunung Suci Athos, di biara Glossia,beliau mempraktikkan berbagai kebajikan.
Beberapa tahun tinggal di Lavra Agung,lalu berpindah ke Tesalonika, di sana beliau ditahbiskan sebagai Klerus, Penatua, lalu menjadi Episkop. Sebagai Episkop Agung Tesalonika, beliau mengabdikan dirinya untuk mendukung umat Gereja. Dengan memberi teladan kehidupan yang berbudi luhur juga dengan tulisan-tulisan theologisnya.
Js Gregorius berselisih dengan Barlaam dari Yunani-Italia dan muridnya yaitu rahib
Gregorius Akindynos, yang menyerang para pertapa hesychast Gunung Athos dengan ajaran tentang esensi Ilahi yang sesat.Maka pada tahun 1340, beliau menyusun ‘kitab Hagiorite’ bersama para pertapa untuk memberikan tanggapan atas ajaran sesat Barlaam.
Js Gregorius Palamas memaparkan dan memperluas theologi Js. Basilius Agung,beliau menyatakan bahwa seseorang dapat mengenal Tuhan, bukan melalui kecerdasan ataupun emosi, tetapi dengan karunia Roh Kudus.Umat Kristen akan mengalami terang dan kemuliaan Tritunggal Mahakudus melalui energi Ilahi yang kekal, karena hakikat Ilahi yang tak terbatas dan tidak dapat diakses oleh kemampuan manusia yang terbatas.Pada tanggal 27 Mei 1341, Konsili menerima paparan Js Gregorius Palamas, bahwa Allah, yang HakikatNya tak dapat didekati, menyatakan Diri-Nya melalui energi-energi-Nya yang dipancarkan ke dunia dan dapat dirasakan, seperti cahaya Tabor, tetapi tidak bersifat material maupun ciptaan. Konsili memutuskan: ajaran Barlaam dikutuk sebagai ajaran sesat, ia dikucilkan lalu melarikan diri ke Calabria.Tapi perselisihan belum berakhir,rahib Akyndios(murid Barlaam) menuliskan risalah dan berhasil mempengaruhi Patriark Yohanes XIV Kalekos (1341-1347); Kaisar Andronicus III Paleologos (1328-1341)lalu memfitnah Js Gregorius dan para rahib Gunung Athos bahwa merekalah yang menyebabkan kekacauan Gereja.
Akibatnya, Js Gregorius ditangkap dan dipenjara selama 4 tahun. Ketika Patriark Yohanes XIV digantikan oleh Patriark Isidore (1347-1349), Js Gregorius Palamas baru dibebaskan dan kemudian diangkat menjadi Episkop Agung Tesalonika.
Selama 3 tahun menjelang wafatnya, Js Gregorius melakukan begitu banyak mukjizat dengan menyembuhkan orang orang sakit.
Dan menjelang saatnya beliau tertidur, Js Yohanes Krisostomus menampakkan diri kepadanya,dengan berkata, “Sampai ke puncak! “Ke puncak!”.
Js Gregorius Palamas tertidur dalam damai di dalam Tuhan pada tanggal 14 November 1359. Kemudian pada tahun 1368, beliau dikanonisasi pada Konsili Konstantinopel dibawah pimpinan Patriark Philotheus (1354-1355, 13641376). Patriark Philotheus juga menyusun tulisan ‘Riwayat Hidup dan Pelayanan’ Janasuci Gregorius Palamas.