Katekisasi di dalam Gereja Ortodoks adalah sama tuanya dengan usia Gereja itu sendiri. Sejak awalnya, Yesus Kristus telah memberikan mandat kepada para murid, yang kita kenal dalam Amanat Agung: “Karena itu muridkanlah bagi-Ku segala bangsa, dengan pergi, membaptis dan mengajar segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepada kamu.” Terjemahan di sini adalah terjemahan secara literal, sehingga sedikit berbeda dengan teks standar yang kita miliki sekarang dalam bahasa Indonesia.Tujuan katekisasi tidak dapat dipisahkan dari Amanat Agung, yaitu memuridkan segala bangsa bagi “Aku” (Yunani: mathetevsate panta ta ethni). Katekisasi adalah bentuk dari pengajaran iman Kristen, yang dimandatkan oleh Kristus kepada para rasul, dan para rasul kepada pelanjut para rasul, dan sebagaimana yang dapat kita baca juga, isi dari pengajaran ini adalah berpusat kepada berita tentang “Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga, dalam nama-Nya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa” (Luk. 24:46-47); dan dalam wujudnya pengajaran iman Kristen ini ditemukan dalam dua bentuk: “lisan” dan “tertulis” (2Tes. 2:15). Gereja Ortodoks memandang bahwa ajaran tertulis ini adalah Kitab Suci, dan ajaran lisan atau tidak tertulis ini adalah tradisi Gereja seperti liturgi, tulisan para pelanjut para rasul, pengajaran Bapa-bapa Gereja, serta ibadah-ibadah yang dilakukan dalam kaitannya dengan Gereja.Katekisasi Kristen tidak pernah mengajarkan ajaran lain yang tidak berpusat pada hal ini. Maka Gereja Ortodoks mengkritik keras setiap mereka yang mengajarkan ajaran lain di muka umum secara tidak tahu malu, dan menyebut mereka yang mempraktikkan hal ini sebagai “uskup palsu,” “pekerja curang” dan “rasul palsu.” Demikian pula mereka yang mempraktikkan ibadah lain atau ibadah sinkretisme dalam bentuk apapun juga dikecam (St. Theodoros Studitis). Jadi setiap mereka yang disebut katekis atau pengajar dalam Gereja memperhatikan dengan sangat baik mengenai isi dari apa yang hendak mereka sampaikan dalam Gereja, dan setiap materi yang hendak diajarkan harus ditelaah sesuai dengan tradisi dan kanon Gereja dan mendapat persetujuan dari Presbiter setiap paroki yang bersangkutan.Mengapa diperlukan katekisasi?Pertama, untuk memahami perlunya katekisasi, kita harus melihat dalam realitanya, Gereja selalu menghadapi manusia yang telah menyimpang dari takdir atau tujuan semula manusia dijadikan, yaitu “untuk kudus dan tak bercacat di hadapan Allah” (Ef. 1:4). Dari sini setiap katekis harus sadar betul bahwa manusia tidak ditentukan untuk masuk neraka, tetapi manusia sejak semula telah ditentukan untuk kudus dan tak bercacat di hadapan Allah. Jadi setiap katekis dan pengajar iman Kristen Ortodoks harus melihat semua manusia yang ada di dunia ini sebagai “orang sakit” termasuk dirinya, sebab manusia telah berdosa (hamartia: melenceng, menyimpang) dari tujuan dan takdir ia dijadikan dalam gambar Allah. Maka dengan katekisasi, mata kita dibukakan untuk mengerti bagaimana antropologi, hamartiologi dan soteriologi Kristen itu. Katekisasi harus menyadarkan manusia tentang fitrahnya di hadapan Allah, dan realitanya bahwa ia sekarang telah jauh dari Allah dan hidupnya telah merosot karena gambar Allah yang telah rusak.Kedua, dengan katekisasi, manusia yang telah disadarkan ini akan dibawa kepada bagaimana proses kehidupan iman itu Kristen, yang adalah jalan hidup yang sejati bagi manusia. Katekisasi tidak hanya mengajarkan bagaimana sembahyang yang benar, puasa yang benar, bagaimana berderma dan bersedekah, bagaimana cara sujud, berlutut dan bagaimana postur tubuh. Katekisasi juga harus membawa manusia kepada nilai-nilai iman Kristen, misalkan dengan cara puasa yang benar kita diajar untuk hidup di dalam pengendalian hawa nafsu yang selalu membara dalam hidup kita, dengan belajar bersujud kita diajar untuk selalu menjadikan diri kita di bawah, dan menghindarkan kita untuk hidup dalam keangkuhan hidup. Dengan belajar keesaan Allah, kita mengerti betul bagaimana mengesakan Dia dalam kehidupan sehari-hari. Itulah tujuan katekisasi, tidak hanya keimanan yang bersifat kelihatan, tetapi juga bagaimana mengerti sisi yang tidak kelihatan dalam keimanan.Ketiga, dengan mengerti bagaimana keimanan Kristen, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, kita mengerti bagaimana langkah kita yang seharusnya dan kita dipersiapkan dalam pertobatan untuk penerimaan baptisan, perminyakan dan perjamuan Tuhan, yang menurut St. Nikolas Kabasilas, itulah yang menjadi jantung dari hidup sakramen umat percaya. Dengan baptisan, kita telah mati dan dihidupkan baru oleh Roh, dengan perminyakan kita diurapi dengan Dia yang memberi hidup itu, dan perjamuan Tuhan adalah makanan dan minuman bagi keselamatan baik jiwa dan tubuh, yang adalah meterai perjanjian yang baru dan kekal, yang telah dicurahkan bagi semua orang bagi pengampunan dosa-dosa.Keempat, setelah menjadi seorang Kristen secara “legal” yang ditunjukkan dalam penerimaan baptisan dan perminyakan sebagai inisiasi hidup Kristen, maka setiap saat dalam menjalani hidup kita membutuhkan makanan dan minuman yang memberi hidup (perjamuan Tuhan) serta obat yang mengobati saat kita jatuh (pengakuan dosa). Katekisasi memberikan pembekalan mengenai hal ini, agar tiap orang Kristen mengerti bagaimana menjalani hidup.Dari sini, kita melihat bahwa katekisasi itu bersifat berkesinambungan. Mungkin ada orang yang berkata: “Bukankah katekisasi ini hanya sebelum mereka dibaptis?” Pertanyaan ini memang benar, dalam praktik yang lazim di kalangan Kristen Ortodoks, katekisasi memang dikhususkan bagi mereka yang akan dibaptis. Namun dalam konteks yang lebih luas, katekisasi adalah bentuk pembelajaran iman Kristen kepada setiap umat yang telah diperintahkan oleh Yesus Kristus kepada setiap murid untuk dilaksanakan.Dalam praktik di masa lalu, seorang Yahudi yang menjadi Kristen dapat langsung dibaptiskan, seperti yang terjadi para hari Pentakosta dan sida-sida dari Etiopia, karena mereka telah memiliki pengertian mengenai Taurat dan keimanan monoteisme. Sementara bagi orang dari non-Yahudi, misalkan penganut agama Yunani, dapat berlangsung sampai tiga tahun, karena membersihkan pikiran mereka dari paham-paham Helenis ini bukan perkara mudah, dan Gereja harus benar-benar melihat bahwa orang-orang ini telah matang dan siap untuk menerima baptisan.Dalam praktik di masa sekarang, katekisasi dapat dilakukan sesuai kebijakan paroki, ada yang mungkin enam bulan, bahkan jika perlu, maka boleh jadi orang yang menerima katekisasi harus menjalani katekisasi sampai satu atau dua tahun, kembali kepada kasus per kasus dan tidak dapat dipukul rata di semua tempat.Dari tulisan yang singkat ini, kita mengerti sekarang bagaimana katekisasi dan bagaimana Gereja itu melihat katekisasi ini adalah bagian dari kehidupan seorang Kristen yang ingin hidup di jalan kehidupan, sebab kasih Allah yang begitu besar tidak ingin manusia itu binasa dalam keberdosaan dan keterasingan dari Allah.Kemuliaan bagi Sang Bapa, Sang Putra serta Sang Roh Kudus. Amin.
Related Posts
-
Biarawan Petrus dari Athos
Diperingati pada tanggal 12 Juni (kalender Julian) Janasuci Petrus dari Athos, seorang Yunani yang lahir…
-
Awali Juni, Dua Diakon Baru Ditahbiskan: Perkuat Pelayanan Gereja Orthodox Indonesia
Tangerang Selatan – Gereja Orthodox Indonesia (GOI) menyelenggarakan acara penahbisan klerus di Parokia Js. Petrus…
-
Audiensi Episkop Daniel dari Nikopolis dengan Menteri Agama: Memperkuat Hubungan Antaragama
Pada hari Rabu, 22 Mei 2024, Episkop Daniel dari Nikopolis mengadakan audiensi dengan Menteri Agama…
-
Ketua Umum GOI Romo Yakobus Jimmy Stevanus Mboe Hadir dalam FGD RJMP LAI
Jakarta, 14 Mei 2024 — Sebuah acara yang diselenggarakan oleh Focus Group Discussion (FGD) Rencana…
-
Cerita Penahbisan: Kirilos Meidy, dari Impian Masa Kecil ke Realita Spiritual
Tangerang – Sebuah momen penting dan bersejarah terjadi di gereja Js Petrus dan Paulus Tangerang,…
-
Inisiatif Penggalangan Dana Ha Na’Arim Solo di Depan De Tjolomadoe: Langkah Nyata Menuju Kemandirian Organisasi
Solo, Jawa Tengah – Ha Na’Arim Solo, organisasi pemuda-pemudi Gereja Orthodox Indonesia Parokia Tritunggal Mahakudus,…
-
Seri Prolog Ohrid 28 Februari Kalender Julian
JANASUCI PROTERIUS, PRESBITER MARTIRJanasuci ini adalah seorang presbiter di Alexandria pada masa ketika Dioscorus, seorang…
-
Menapaki Jalan Klerus: Kisah Romo Diakon Kristian Rerung dari Tanah Papua
Tangerang, Banten – Diiringi lantunan doa dan suasana penuh khidmat, Gereja Orthodox Js. Petrus-Paulus di…
-
HaNa’arim Bogor: Mewujudkan Mimpi Generasi Muda Pemimpin Masa Depan
Bogor, 11 Maret 2024 – Dalam suasana penuh semangat dan harapan, komunitas pemuda HaNa’arim Bogor,…
-
Pagi Penuh Inspirasi ASN: Menggali Makna Spiritual Bersama Romo Yakobus di Kemenag
Jakarta, 4 Maret 2024 – Sebuah pagi yang berbeda dirasakan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN)…
-
Peran GOI dalam Pembukaan Jalan Baru di Desa Raringis Selatan
Langowan, 28 Pebruari 2024 – Sebuah langkah maju dalam pembangunan Desa Raringis Selatan terwujud pada…
-
Romo Nikon Jemmy Frans Pimpin Khotbah di KM Sinabung: Persatuan dalam Keragaman Keyakinan
KM Sinabung – Tanggal 6 Februari 2024 menjadi momen bersejarah di atas moda transportasi laut…
-
Forum Umat Kristiani 2024: Kerjasama dan Komitmen GOI untuk Demokrasi dan Toleransi
Jakarta, 5 Februari 2024 – Dalam suasana yang khusyuk dan penuh pengharapan, gedung Gereja Baptis…
-
Enam Tahun Menanti, Komox Makassar Kini Memiliki Presbiter
Komunitas Orthodox (Komox) Para Rasul Kudus Makassar telah berdiri sejak tahun 2018. Bermula dari keluarga…
-
Sempat Mendapat Mimpi, Romo Abraham Mantap Menjadi Presbiter.
Menjadi seorang imam bagi Gereja Tuhan di Indonesia tentu tidak mudah. Tugas pelayanan yang diembannya…
-
APA ITU READER, DAN BAGAIMANA ANDA BISA MENJADI SEORANG READER?
Oleh Fr. John Whiteford Kita belajar banyak tentang apa artinya menjadi seorang Reader dari nasihat…
-
Ketua Umum Gereja Orthodox Indonesia (GOI) Memimpin Pelantikan Panitia Paskah Nasional 2024
Palangkaraya, 18 Januari 2024 – Sebuah acara penting dalam persiapan Paskah Nasional 2024 berlangsung meriah…
-
Harmoni Natal Jakarta: GOI dan Penjabat Gubernur dalam Rangkaian Kunjungan Gereja Bersejarah
Merayakan Keindahan Keragaman: Ikuti Kisah Kunjungan Natal GOI yang Membawa Pesan Persatuan di Hati Jakarta!
-
Ibrani 3 Dalam Sorotan Orthodox: Menelusuri Jejak Iman dan Ketaatan Lewat Pandangan Bapa Gereja
Jelajahi Kedalaman Iman Melalui Ibrani 3:1-19: Sebuah Perspektif Orthodox – Temukan wawasan unik dari Bapa…
-
Rahasia Ilahi dalam Surat Efesus: Pencerahan Melalui Kasih dan Pengetahuan
Jelajahi kekayaan teologi Orthodox dengan analisis mendalam dari Efesus 1:15-23. Temukan wawasan unik tentang cinta…
-
Kristus dan Kosmos: Menyelami Misteri Ilahi dalam Kolose 1:9-20
Menelusuri kedalaman Kolose 1:9-20: Bagaimana teologi Orthodox mengungkap misteri Kristus yang menjembatani langit dan bumi.…
-
Warisan Kebijaksanaan: Eksplorasi Peran Perempuan Lanjut Usia dalam Tradisi Gereja Orthodox Melalui Titus 1:15-2:1-10
Renungan ini membahas peran wanita senior dalam Gereja Orthodox, dengan fokus pada mentori spiritual bagi…
-
Mengungkap Titus 1:5-2:1: Panduan Orthodox untuk Kepemimpinan Gerejawi dan Wawasan Iman
Jelajahi penafsiran mendalam Ortodoks terhadap Titus 1:5-2:1. Selidiki peran kepemimpinan rohani, iman komunal, dan kualitas-kualitas…
-
Komitmen GOI dalam Perayaan Natal ASN Pemprov DKI dan Aras Gereja Nasional
Jakarta Bersinar dengan Semangat Natal! Penasaran bagaimana GOI dan Pemprov DKI menyulap ibu kota menjadi…
-
Peran Aktif GOI dalam Membentuk Mental dan Spiritual ASN yang Lebih Baik
Membuka Babak Baru: Bagaimana GOI Mengubah Wajah Spiritualitas ASN di Bandung! Penasaran dengan kisah di…
-
Sinergi GOI dan Pemerintah dalam Menguatkan Moderasi Beragama di Indonesia
Balikpapan, 13 Desember 2023 – Dalam sebuah langkah progresif untuk menguatkan nilai-nilai moderasi beragama di…
-
Mengungkap Makna Teologis Surat 2 Timotius: Pandangan Orthodox Dalam Zaman Modern
Renungan ini membahas pandangan teologi Orthodox tentang zaman akhir, penurunan moral dan spiritualitas, serta pentingnya…
-
Lucifer Yang Lain: Penyandang Cahaya Dalam Badai Arianisme
“Lucifer Yang Lain” mengulas Lucifer dari Cagliari, bukan setan, tetapi seorang uskup dan teolog yang…
-
Para Majus dalam Sejarah dan Tradisi Kristen
Kisah Para Majus, simbolik dalam tradisi Kristen, mengisahkan “tiga orang bijak” dari Timur sebagai cendekiawan…
-
Kebenaran di Balik Baju Zirah: Menguak Rahasia Efesus 6:10-17 Dalam Teologi Orthodox
Materi ini mengulas teologi Orthodox terkait perjuangan spiritual dalam Efesus 6:10-17. Fokusnya adalah perjuangan melawan…
-
Memandang Perang: Perspektif Spiritual Orthodox Timur Dalam Era Konflik
“Memandang Perang” mengeksplorasi perspektif Orthodox Timur tentang perang, menekankan pada dimensi spiritual dan moral. Ini…
-
Menelusuri Kehidupan Rohani: Pelajaran dari Rasul Paulus Tentang Berjalan Dalam Roh dan Tanggung Jawab Spiritual
“Galatia 5:22-6:2” membahas tentang ‘Berjalan dalam Roh’, menekankan pentingnya buah-buah Roh seperti kasih dan kesabaran.…
-
Natal dalam Teologi Orthodox: Perayaan Inkarnasi dan Pertemuan dengan Kristus
Natal dalam Teologi Orthodox menyoroti inkarnasi Ilahi, di mana Yesus Kristus menjadi simbol kasih dan…
-
Renungan 1 Timotius 5:1-10 : Peran dan Pelayanan Janda dalam Gereja Orthodox
Renungan 1 Timotius 5:1-10 dalam Gereja Orthodox menekankan peran penting janda dalam komunitas gerejawi. Surat…
-
Renungan 1 Timotius 6:17-21
Bacaan ini sangat direkomendasikan karena membahas pentingnya menjaga keutuhan dan kesucian ajaran dan praktik ibadah…
-
Perayaan Masuknya Bunda Maria ke Bait Suci
Diperingati oleh Gereja Orthodox pada tanggal 4 Desember (kalender sipil) / 21 November (kalender Gereja).…
-
Tidak Secawan Berarti Skismatik? Sebuah Pelajaran dari Sejarah
(Tulisan ini ditujukan untuk umat GOI-GGOC sebagai bentuk edukasi dan edifikasi agar tetap teguh tidak…
-
Untuk Orthodox Sejati di Indonesia dan di seluruh Asia (Sejarah GGOC)
Suara dari Yunani untuk saudara-saudara di Indonesia dan di seluruh Asia Saudara-saudaraku terkasih didalam Kristus,…
-
KECERDASAN EMOSIONAL
Kemampuan untuk Mengekspresikan Emosi Seseorang, dan Berempati pada Kebutuhan Orang Lain. Ketika kita cenderung menggunakan…
-
MINGGU YOHANES KLIMAKOS (TANGGA ROHANI)
“Jangan terkejut jika manusia akan mengalami kejatuhan setiap harinya, namun jangan menyerah, Bangunlah kembali dengan…
-
Synaxarion Harian Singkat : +Martir Agapius, Publius, Timolaus, Romulus, kedua Dionysius dan kedua Alexander di Kaisarea, Palestina
Para Martir Kudus Agapios, Puplios, Timolaus, Romilos, Alexander, Alexander, Dionysios, dan Dionysios menderita di bawah…
-
Terang Hari Ini : Jumat, 28/15 Maret 2025
Bacaan: Kejadian 12:1-7“Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: ‘Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari…
-
Synaxarion Harian Singkat : +Js. Benediktus dari Nursia
Rahib Benediktus, pendiri tarekat monastik Barat yang dikenal sebagai Benediktin, lahir di kota Nursia, Italia,…