Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalananNya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapanNya, ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus ku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” (Markus 10:17). Apa yang mendorong pertanyaan ini muncul? Apakah ia tidak membaca di Kitab Suci? Baik Kitab Suci dan para penafsirnya selalu menjelaskan hal itu. Tetapi dalam masyarakat banyak sekali perbedaan pendapat, baik pada zaman Yesus maupun sekarang. Kelompok Farisi, Saduki, Eseni dan Samaria masing-masing mengajarkan ajaran mereka sendiri.
Di Galilea, bahkan mungkin ajaran-ajaran filsafat kafir yang didengar dan diyakini di sana. Siapapun yang rindu dan semangat mencari keselamatan akan sampai pada pertanyaan apa yang harus saya lakukan supaya jiwa saya tidak binasa. Situasi kita sekarang sangat mirip pada zaman Yesus. Ajaran apa yang diajarkan di sekolah-sekolah, masyarakat, bahkan di dalam gereja-gereja dan literatur? Bagi yang tidak peduli maka itu tidak jadi persoalan, tapi bagi mereka yang peduli jawaban yang berbeda-beda menjadi hal yang membingungkan.
Apa yang harus saya lakukan? Apa solusinya? Yesus berikan jawaban yang pasti: lepaskanlah semua keinginan duniawi sesuai perintah Allah dan percayalah dan ikut Aku (ayat 18-21). Percayalah hanya di dalam Kristus Yesus ada hidup kekal atau keselamatan itu (Yohanes 6:40, 47, 51, 54, 57). Jangan mendengarkan pembicaraan orang lain, biarkan mereka bicara. Hari ini mereka mengatakan satu hal, besok lain lagi. Tetapi kita harus percaya kepada perkataan Yesus, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa saja yang percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.” (Yohanes 6:47).
Hal yang paling sulit adalah kita masih hidup dalam keinginan duniawi, seperti harta (ayat 23). Sebelum menanggalkan itu kita tidak bisa memperoleh harta di sorga. Datang dan ikut Yesus (ayat 21). Jadikan renungan ini keras bagi kita, “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (ayat 24-25). Memang itu sangat sulit, tapi tidak ada yang mustahil bagi Allah jika kita mencari Dia dengan tekun (ayat 27). Amin !
Sumber: Embun Surgawi edisi Januari 2020