,

MINGGU YOHANES KLIMAKOS (TANGGA ROHANI)

Ikon ini digambar pada abad ke 12 di Monastery St. Catherine, Gunung Sinai, Mesir.

“Jangan terkejut jika manusia akan mengalami kejatuhan setiap harinya, namun jangan menyerah, Bangunlah kembali dengan berani. Karena Malaikat pelindungmu selalu menjagamu dan membuatmu semakin sabar untuk masalah yang lebih besar.”

✥ Yohanes Klimakos (Ioan Lestvichnik) dari Biara Katerina, Sinai (579 – 659 M) ✥

Sering para umat, simpatisan dan petobat baru bertanya, apa makna rohani ”tangga” dalam Minggu Yohanes Klimakos itu?                          
                                     
Dalam Bait Allah di Yerusalem, ada Ruang Maha Kudus dan Ruang Kudus, yang dibatasi dengan tabir/ tirai (Kel 26:33). Begitu juga dalam Gereja Timur Purba Orthodox, ada ruang altar dan ruang umat yang dibatasi dengan tabir dan sekat ikonostasis. Bedanya di Bait Allah, tabirnya tidak ada pintu terbuka, sedangkan di gereja timur ada pintu terbuka.

Tertutupnya pintu ditabir Bait Allah menunjukkan hubungan yang terpisah antara Allah dan umatNya akibat dosa. Hanya imam besar yang bisa masuk ke Ruang Maha Kudus setahun sekali pada Hari Raya Pendamaian untuk mempersembahkan korban dan mendoakan ampunan dosa bagi umat Israel.

Sedangkan pada gereja para rasul yang Orthodox, sekat itu ada pintunya, yang menunjukkan bahwa hubungan Allah dan umatNya sudah dibuka melalui karya salib Kristus {Ef.1:10}. Hal itu terjadi sebab pada penyaliban Yesus terjadi gempa bumi dahsyat yang merobek tabir Bait Allah {Mat 27:51}.

Terbelahnya tabir Bait Allah pada saat Yesus disalibkan adalah tanda dari Allah bahwa Kristus adalah korban penghapus dosa manusia, sehingga sekarang hubungan Allah dan manusia yang percaya pada Kristus itu sudah terjadi. Maka umat beriman, bisa masuk ke Ruang Maha Kudus yang adalah simbol surga. Namun masuknya orang percaya untuk menuju hidup kekal surgawi itu tentu ada langkah-langkahnya secara bertahap, ini seperti langkah naik tangga yang makin menuju ke atas {ke surga} di mana Kristus ada.

Maka oleh Yohanes Klimakos, tahap kehidupan rohani seorang beriman itu digambarkan seperti orang yang sedang naik tangga. Inilah tangga rohani, yaitu ilustrasi bahwa orang beriman itu harus maju terus, naik terus, walaupun tantangannya semakin besar dengan semakin tingginya anak tangga yang dinaiki, artinya, semakin tinggi kehidupan rohani seseorang, maka semakin banyak tantangannya. Orang yang mulai mengenal hakekat kebenaran iman pun banyak tantangannya. Seperti permulaan orang akan naik anak tangga pertama.

Namun kita harus sabar dan tidak boleh putus asa seperti Abraham dalam perjalanan hidup rohani yang makin meningkat ini {Ibr. 6:15}. Maka umat Orthodox yang melaksanakan sembahyang, berpuasa, bersedekah, doa batin, hidup saleh, dll adalah bagaikan orang menaiki anak tangga itu.Tiap-tiap tangga akan memiliki perjuangannya sendiri, dalam Ikon digambarkan barisan orang yang berusaha naik tangga, dari umat awam sampai para rohaniwan semua berjuang menaiki tangga, dari anak tangga yang paling bawah kepada anak tangga yang paling atas, di bawah tangga telah siap para roh-roh kegelapan yang berusaha menyeret setiap orang yang berusaha untuk naik, banyak yang mengalami jatuh terseret oleh malaikat yang menjadi gelap ini, bukan hanya umat awam saja, namun para rohaniwan yang berbusana imam banyak yang jatuh terjerembab juga.

Semua usaha naik tangga itu harus dilakukan demi mencapai ruang dibalik tabir, yang adalah gambaran surga, yaitu hidup kekal melalui manunggal dengan Kristus. Maka walaupun tidak nyaman, karena semakin tinggi anak tangga yang kita panjat, semakin kencang anginnya, semakin menakutkan, membuat capek, menguras tenaga, maka demikian pula puasa, doa, dll tadi juga tentu membuat kita capek, menguras tangga, menderita, menahan lapar, sabar ketika diejek orang, dll demi kita mencapai manunggal bersama Kristus. Sehingga sebagaimana Kristus itu memiliki hidup kekal, maka kita yang manunggal dengan Kristus yang di surga {yang digambarkan dengan Ruang Maha Kudus} akan beroleh hidup kekal juga.

Puasa adalah upaya untuk memanjat tangga rohani ini juga dengan sabar, karena melakukan puasa dengan menahan lapar, sabar dan hidup saleh. Jadi puasa selama 40 hari ini adalah gambaran orang naik tangga rohani.

Perayaan Paskah nanti bukan sekadar ritus perayaan saja, tapi juga merupakan moment peningkatan kedalaman kita dalam manunggal dengan Kristus, serta peningkatan pemuliaan jiwa yang dicapai dalam sinar kemuliaan Ilahi, yaitu energi Ilahi itu sendiri dalam mencapai tangga teratas dengan sabar, seperti sabarnya Abraham dalam bacaan kita Minggu ini, demi mencapai hidup kekal. Karena puasa itu sendiri sesungguhnya adalah upaya menguasai tubuh dan segala hawa nafsunya, yaitu menyalibkan tubuh dan nafsu-nafsunya ini.

Yohanes Klimakus menulis dalam salah satu langkah dari 30 langkah “naik tangga” itu adaah ”Dukacita yang menghasilkan sukacita” yang membicarakan tentang KARUNIA AIRMATA dalam proses pembersihan batin.

Apa maksud Karunia Airmata?

Batin/ kolbu/ hati, adalah keberadaan manusia yang dalam, tempat penampungan baik kebenaran maupun ketidakbenaran. Karena itu menjaga batin/ kolbu/ hati itu sangat penting agar dapat banyak hal bisa terseleksi masuk ke dalam hati/ kolbu/ batin. Yang bertugas menyeleksi setiap hal yang mau masuk ke dalam hati/ kolbu/ batin itu adalah pikiran, karena pikiran juga tinggal dalam kantong batin/ kalbu/ hati yang sama tadi.

Kitab Suci mengingatkan kepada orang percaya: “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” Amsal 4:23.
Dalam menjaga Batin/ kalbu/ hati, airmata pertobatan itu menempati tempat penting dalam upaya pembersihan batin/ kolbu/ hati. Karunia airmata pertobatan ini penting, sebab tanpa pertobatan dengan penyesalan yang dalam akan segala dosa serta kesalahan-kesalahan kita di hadapan Allah, rahmat Roh Kudus yang tugasnya menghadirkan daya kuasa Allah, tidak akan mau singgah dalam batin yang kotor keruh. Mata batin/ Nous manusia menjadi tempat tinggalnya kuasa Allah untuk membimbing dan mengarahkan segala kemanusiaan kita, baik manusia yang lahir dan manusia yang batin. Kuasa Allah yang menguasai batin/ kolbu/ hati kita itulah yang membuat tubuh kita menjadi baitNya Roh Kudus yang sebenarnya.

Dalam hubungannya dengan puasa, maka, penyesalan akan segala dosa dengan tangisan banjir air mata dengan dipadukan dengan puasa bisa dengan cepat membantu proses pembersihan kotoran batin/ kolbu/ hati manusia, sebab dalam puasa itu manusia yang batin diberikan ruang untuk menerima rahmat dari Roh Kudus. Jika biasanya manusia jasmani yang dominan memimpin, sekarang manusia yang batin yang ganti memimpin, di situlah proses pembersihan batin/ kolbu/ hati terjadi.

Kita masih punya waktu 3 minggu lagi untuk menjalani puasa, memproses manusia batin kita agar layak menerima kebangkitan Kristus dalam PaskahNya Tuhan. Kiranya menjadi pencerahan bagi yang mencari.

Catatan :
Beberapa Hikmat Nasihat dari Abba Yohanes Klimakos :

”Tidak ada yang sama atau lebih unggul daripada kemurahan Tuhan. Karena itu, dia yang putus asa sebenarnya sedang bunuh diri”.

“Mari kita mengisi pertarungan hidup baik dengan sukacita dan cinta tanpa takut musuh-musuh kita. Meskipun kita sadar, mereka dapat melihat wajah jiwa kita, dan jika mereka melihat kita takut, mereka mengangkat senjata melawan kita dengan lebih keras. Jadi mari kita mengangkat senjata melawan mereka dengan berani. Tidak ada yang akan bertarung dengan seorang pejuang batin yang gigih”

“Jangan terkejut jika kamu jatuh dalam dosa setiap hari, jangan menyerah, tetapi berdiri di tanahmu dg berani. Dan pasti, malaikat yang menjaga kamu akan menghormati kesabaranmu.”

+ John Climacus : “From the Egyptian Desert to sinaite mountain” (579-649 M)

Disusun oleh : A.W.M – Madiun

Related Posts