,

Penemuan Pertama dan Kedua dari Kepala Yang Terhormat, Nabi Suci yang Mulia, Yohanes sang Pelopor, dan Pembaptis Tuhan

Diperingati setiap tanggal 24 Februari (Kal. Julian)/9 Maret (Kal. Gregorian)

Setelah Kepala Yohanes sang Nabi Suci, Pelopor dan Pembaptis Tuhan (diperingati pada 29 Agustus) dipenggal, tubuhnya dimakamkan oleh para pengikutnya di kota Samaria, Sebaste, dan kepalanya yang dimuliakan disembunyikan oleh Herodias di tempat yang najis.
Js Yohanna (27 Juni), istri dari Khuza yang bekerja sebagai pelayan Raja Herodes (Lukas 8:3), mengambil kepala suci itu secara diam diam lalu menyimpannya dalam sebuah bejana. Kemudian memakamkannya di Bukit Zaitun, di tanah milik Herodes.

Setelah sekian lama, relik suci berharga tersebut jatuh ke tangan seorang pejabat pemerintah yang menjadi rahib, yaitu Inocentius. Di bukit Zaitun, ia berniat mendirikan gereja dan sel untuk bertapa. Pada saat mereka mulai menggali pondasi, mereka menemukan sebuah bejana yang berisi kepala Yohanes Pembaptis yang suci dan dimuliakan. Inocentius mengetahui kesucian luar biasa oleh tanda-tanda Rahmat Ilahi yang terpancar dari relik suci tersebut. Demikianlah kisah terjadinya Penemuan Pertama Kepala itu. Dengan hati hati dan penuh kesalehan, Inocentius menyimpan relik suci itu, tapi karena takut relik suci itu bisa saja disalahgunakan oleh orang yang tidak beriman, sebelum Inocentius wafat, ia sembunyikan relik suci Nabi Suci Yohanes di tempat yang sama, di tempat relik itu pertama kali ditemukan. Dan sepeninggal Inocentius , gereja yang didirikannya hancur tidak terawat, hanya tinggal reruntuhan saja.

Di masa pemerintahan kaisar Konstantinus Agung (21 Mei) agama Kristen mulai berkembang, Nabi suci Yohanes Sang Pelopor suci menampakkan diri sebanyak 2 kali kepada 2 orang rahib yang sedang melakukan kunjungan ziarah ke tempat-tempat suci. Kepada kedua rahib tersebut sang Nabi Suci menunjukkan dimana lokasi kepalanya yang dimuliakan berada.

Kedua rahib langsung mencari lokasi yang ditunjukkan oleh sang Nabi suci Yohanes, dan segera setelah menemukannya, mereka bersama menggali relik suci itu lalu menaruhnya ke dalam karung dari bulu unta, dan membawanya pulang. Di tengah perjalanan, mereka berjumpa dengan seorang pengrajin tembikar (yang namanya tidak diketahui) lalu menitipkan relik suci yang mulia dan berharga itu untuk dipikulnya. Karena tidak tahu sama sekali apa yang dibawanya, si pengrajin tembikar menyanggupi begitu saja untuk memikul bejana yang sebenarnya berisi Kepala Suci sang Nabi Yohanes Pembaptis, lalu melanjutkan perjalanannya begitu saja. Ditengah perjalanannya, Nabi Suci Yohanes menampakkan diri kepada si pengrajin tembikar, lalu menyuruhnya untuk membawa lari bejana yang dititipkan kedua rahib yang ceroboh dan malas itu. Si pengrajin tembikar lalu membawa lari bejana berisi relik yang mulia dan berharga dari 2 orang rahib itu.
Sampai di rumahnya, ia simpan kepala yang sangat dimuliakan itu dengan penuh rasa hormat. Sebelum pengrajin tembikar itu wafat, ia memindahkan relik suci sang Nabi suci Yohanes Pembaptis ke dalam kendi air, lalu mempercayakannya pada saudara perempuannya.

Sejak saat itu, relik suci Kepala Nabi suci Yohanes yang dimuliakan itu secara berturut-turut disimpan oleh umat Kristen yang saleh.
Hingga saat sampai di tangan imam Eustathius (yang tercemari oleh ajaran bidat Arian) memperolehnya. Ia menipu banyak orang sakit yang berhasil disembuhkan oleh relik suci itu, dengan mengatakan bahwa: kesembuhan mereka disebabkan karena Kepala sang Nabi Suci Yohanes Pembaptis dimiliki oleh seorang Arian. Di saat penghujatannya itu terbongkar, ia melarikan diri, dan menyembunyikan relik suci itu di sebuah gua, di dekat kota Emesa, Suriah-Barat. Bidat itu berniat untuk kembali mengambilnya, dan menggunakannya untuk menyebarkan tipu daya. Tetapi, Tuhan tidak menghendaki, karena tak lama kemudian, para rahib yang saleh mendirikan lavra (biara pertapaan) di gua itu.

Pada tahun 452, Nabi suci Yohanes Pembaptis menampakkan diri kepada Archimandrite Marcellus di biara ini, dan menunjukkan lokasi kepalanya disembunyikan. Peristiwa ini dirayakan sebagai Penemuan yang Ke-2. Relik suci yang dimuliakan itu dibawa ke kota Emesa, kemudian dibawa ke Konstantinopel.

Troparion — Nada 4

Kepala Sang Pelopor bangkit dari bumi bagaikan sebuah bintang yang cemerlang dengan sinar penyembuhan dan keabadian. Ia mengumpulkan paduan suara malaikat di surga, dan menghimpun umat manusia di bumi untuk bersatu,mengidungkan kemuliaan bagi Kristus, Allah kita.

Related Posts