Artikel ditulis Sdr. Basilius dari Gereja Ortodoks St. Nikolas dari Myra, Surabaya.
Kemuliaan bagi Sang Bapa, Sang Putra serta Sang Roh Kudus…
Nubuatan pertama dalam Perjanjian Lama yang dalam istilah Kristen disebut sebagai protoevangelion atau injil yang pertama kali adalah tercatat dalam Kejadian 3:15. Pada kali ini kita akan melihat bagaimana perbandingan antara Kejadian 3:15 dalam terjemahan Septuaginta dan bukan dalam terjemahan Masoret.Untuk permulaan, marilah kita melihat sejenak apakah teks Septuaginta dan teks Masoret itu. Teks Septuaginta adalah teks Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani, yang merupakan hasil terjemahan dari teks Perjanjian Lama berbahasa Ibrani dengan huruf Ibrani Kuno, yang diterjemahkan oleh 70 orang sarjana Yahudi (karena itulah Septuaginta sering disebut LXX karena LXX berarti 70 dalam abjad Romawi) tiga ratus tahun sebelum Kristus. Teks Septuaginta inilah yang dipergunakan oleh orang Yahudi pada abad pertama, dan juga oleh Yesus dan para rasul, yang mana teks ini masih dipertahankan oleh Gereja Timur Ortodoks, entah itu Gereja Ortodoks berhaluan Kalsedon, Non-Kalsedon dan Pra-Kalsedon. Sedangkan teks Masoret adalah teks Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani, yang penerjemahannya dimulai pada abad ke-2 M oleh kaum Yahudi-Farisi setelah mereka melakukan konsili Yamnia dan berakhir delapan ratus tahun kemudian.Coba kita bandingkan, teks yang sama, sama-sama diterjemahkan oleh sarjana Yahudi, yang satu diterjemahkan tidak lebih dari satu abad, dan yang lain sampai membutuhkan waktu delapan ratus, ada apa gerangan?Kejadian 3:15 dalam Ortodoks Bible (Septuaginta) menuliskan: “Dan Aku (Allah) akan menaruh permusuhan antara engkau (ular) dan seorang perempuan, dan antara keturunanmu (keturunan ular) dan keturunannya (keturunan seorang perempuan); dan dia (dalam teks Yunani menggunakan kata ganti laki-laki) akan meremukkan kepalamu (kepala ular), dan engkau (ular) akan berawas-awas di sekeliling tumitnya.”Nats ini adalah berbicara jelas tentang peristiwa salib di atas Golgota, dan tidak perlu ditafsir-tafsir dengan cara yang terlalu rumit, kita hanya perlu melihat dalam konteks budaya Yahudi dan bagaimana orang Kristen mula-mula melihat ayat ini.Keturunan perempuan. Tidaklah lazim dalam sistem patriarkal Yahudi menyebutkan “keturunan perempuan,” sebab keturunan selalu disebutkan sebagai keturunan laki-laki, banyak sekali dalam Alkitab kita temukan bahwa seorang anak adalah anak dari laki-laki, misalkan dalam 1 Tawarikh 1 disebutkan: Adam, Set, Enos, Kenan, Mahalaleel, Yared, Henokh, Metusalah, Lamekh, Nuh, Sem, Ham dan Yafet. Semua adalah nama laki-laki, tidak disebutkan nama Hawa sekalipun Set adalah anak yang dilahirkan Hawa. Jadi keturunan perempuan adalah hal yang tidak biasa. Dan kita tahu penggenapan nubuatan ini adalah Maria, seorang perawan (dalam teks Septuaginta diterjemahkan demikian, bukan anak dara atau perempuan muda, sebab terjemahan anak dara atau perempuan muda ini bias pengertiannya, bisa saja masih perawan atau tidak). Maria yang masih perawan melahirkan seorang anak dari Roh Kudus, tanpa laki-laki.Keturunan ular. Ada hal unik ketika berbicara mengenai keturunan ular, dan Alkitab dengan jelas memberikan kesaksian mengenai siapakah keturunan ular ini. Mari kita baca dalam Matius 23:33! “Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?” Yesus menyebut ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang selalu membenci dan memusuhi Yesus sebagai ular-ular dan keturunan ular beludak, ini jelas sekali adalah jawaban siapakah ular dan keturunan ular dalam Kejadian 3:15.Meremukkan kepala ular. Melanjutkan dari Matius 23:33, peringatan dan penghakiman Yesus bagi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi bahwa mereka tidak akan terluput dari hukuman neraka. Sangat jelas bahwa ini nubuatan bagi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.Berawas-awas di sekeliling tumitnya. Ini adalah ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang berada di sekeliling Yesus saat Ia disalibkan, bahkan mereka mengejek dan menghujat Dia yang dipakukan di kayu salib. Injil memberi kesaksian kepada kita bahwa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ada di sekitar salib (Matius 27:39-41, Markus 15:29-30, Lukas 23:35). Sedangkan dalam teks Masoret disebutkan “engkau akan meremukkan tumitnya.” Kita tidak tahu dasar kaum Masoret menerjemahkan dengan kata “meremukkan,” padahal Injil Yohanes menegaskan kepada kita “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan” (Yohanes 19:36). Jikalau tulang Yesus remuk, maka jelas nubuatan ini gagal, sebab tidak didapati ada tulang-tulang Yesus yang hancur-remuk dan patah.Jadi, peristiwa salib di atas Golgota adalah penggenapan atas nubuatan dalam Kejadian 3:15. Kita bersyukur bahwa Allah telah memanggil kita, dan kita menanggapi panggilan Allah dengan tidak menjadi ular atau keturunan ular, yang memusuhi keturunan perempuan, yang akhirnya membawa kepada kebinasaan.
Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi, damai di atas bumi dan perkenan bagi semua orang. Amin.