Surat Paulus kepada jemaat di wilayah Galatia ini ditulis sendiri olehnya sekitar tahun 54, setelah Paulus mengunjungi gereja-gereja di wilayah Galatia untuk kedua kalinya. Tujuan Rasul Paulus menulis surat penggembalaan ini adalah untuk menegaskan bahwa Injil yang diberitakannya bukan dari pengajaran manusia tetapi wahyu Allah dan jabatan kerasulannya adalah benar dan diakui oleh para rasul yang lain.
Rupanya pada saat itu ada orang yang merongrong kewibawaan kerasulan Paulus dan menganggap Paulus tidak termasuk kelompok rasul yang asli. Oleh karena itu pada ayat 1 Paulus menyatakan jabatan kerasulannya diperolehnya langsung dari Tuhan Yesus Kristus dan Allah Bapa melalui perjumpaannya dengan Sang Kristus dalam perjalanan ke kota Damsyik dan di kota itulah Paulus mendapatkan penumpangan tangan dari Js. Ananias (Kisah Para Rasul 9:3-17).
Selain itu ada orang-orang yang memutarbalikkan Injil yang telah diberitakan oleh Paulus dan mengacaukan sebagian jemaat di Galatia. Sehingga Paulus perlu menegaskan kepada jemaat di Galatia tentang kebenaran Injil yang diberitakannya dengan membandingkan cara hidupnya dulu dengan sekarang. Bagaimana dia ketika sedang bersemangatnya untuk membela agama Yahudi, menganiaya pengikut Kristus, hingga berita kekejamannya sampai juga ke Galatia, padahal jarak antara Yerusalem dengan Galatia sangat jauh. Tetapi dengan tiba-tiba dia berbalik menjadi pengikut Kristus, menjadi pemberita Injil. Kalau bukan karena Paulus telah melihat sendiri Yesus Kristus yang telah dibangkitkan Bapa dari antara orang mati, maka tidak mungkin terjadi perubahan drastis pada diri Paulus. Dalam Galatia 2:9 Paulus menegaskan jabatan kerasulannya dan kebenaran Injil yang diberitakannya telah diakui oleh Yakobus, Kefas dan Yohanes yang merupakan sokoguru jemaat.
Sama seperti yang dialami Paulus dan para rasul lainnya, Gereja sepanjang abad selalu mengalami serangan dan gangguan, baik itu serangan secara pribadi terhadap pelayan-pelayannya maupun serangan melalui ajaran-ajaran palsu. Oleh karena itu kita yang mengikut Kristus, terlebih lagi yang ikut menjadi pelayan-pelayanNya, mari kita renungkan nasehat dari Js. Sergius dari Radonezh:
“Jika anda ingin melayani Tuhan, persiapkan hati anda bukan untuk makanan, bukan untuk minuman, bukan untuk istirahat, bukan untuk kemudahan, tetapi untuk penderitaan, sehingga anda dapat menanggung semua godaan, kesulitan, dan kesedihan. Bersiaplah untuk kesulitan, puasa, pergumulan rohani, dan banyak kesengsaraan, karena ‘untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara’ (Kisah Para Rasul 14:22), ‘kerajaan sorga sangatlah diserbu orang, dan orang yang menyerbu itu merebut akan dia’ (Matius 11:12/TL).”
Sumber: Embun Surgawi edisi Januari 2020