, ,

Rahib Bucolus/Bukolos, Episkop dari Smyrna dan Js Photios,Patriark di Konstantinopel

Diperingati setiap 6 Februari (Kal.Julian)/19 Februari (Kal. Gregorian).

Js.Bucolus, Episkop Smirna, adalah murid Rasul suci dan Penginjil Yohanes Sang Teolog, yang ditahbiskan olehnya sebagai Episkop pertama Gereja Smirna (Asia Kecil).

Berkat Rahmat Ilahi, Js Bucolus banyak membimbing orang-orang untuk bertobat kepada Kristus dan membaptis banyak kaum pagan. Dan sebagai seorang pembimbing yang berpengalaman dan bijaksana, beliau melindungi ‘domba gembalaan’-nya dari ajaran bidat yang sesat.

Js. Bucolus tertidur dengan tenang sekitar tahun 100-105 M. Beliau menyerahkan kawanan dombanya kepada Js. Polikarpus, yang juga murid Rasul Yohanes Sang Teolog. Di makam Js. Bucolus tumbuh pohon murad yang berkhasiat menyembuhkan orang sakit.

Js Photios, Patriark Konstantinopel, dijuluki “Mercusuar Gereja yang bersinar terang,” hidup pada abad ke 9. Lahir dari keluarga Kristen yang taat,ayah beliau, Js Sergius, meninggal sebagai martir saat membela ikon-ikon suci.

Js Photios menempuh pendidikan dengan sangat baik,karena keluarganya masih berkerabat dengan keluarga kaisar, beliau dilantik sebagai sekretaris negara pertama. Paman buyutnya adalah Patriark Konstantinopel sebelumnya, Js Tarasios. Beliau sebelumnya berniat menjadi seorang rahib, tetapi akhirnya memutuskan menjadi sarjana dan negarawan. Pada tahun 858M, Kaisar Michael III (memerintah 842–867M) menggulingkan Patriark Ignatius dari Konstantinopel, dan Js Photios, saat itu masih seorang awam, langsung diangkat untuk menggantikannya. Di tengah perebutan kekuasaan antara paus dan kaisar, Ignatius justru diangkat kembali. Adapun Js Photios kembali menduduki jabatan tersebut setelah Ignatius meninggal pada tahun 877 M, atas perintah kaisar dan paus yang baru, Yohanes VIII,turut menyetujui pengangkatan kembali Js Photios.

Tahun 857, kaisar Bardas, bersama kaisar Michael, menggulingkan Patriark Ignatius (23 Oktober) dari Tahta Konstantinopel. Para Episkop, yang kenal baik dan tahu kesalehan dan pengetahuan Js Photius yang luas lalu mengusulkan pada kaisar bahwa beliau layak menduduki takhta agung pastoral. Js Photios menerima usulan itu dengan rendah hati. Beliau melampaui semua tingkatan klerikal hanya dalam 6 hari. Di hari Kelahiran Kristus, beliau ditahbiskan sebagai Episkop,lalu diangkat ke takhta Patriarkat.

Tapi,tak lama kemudian, muncul kegaduhan di dalam Gereja, yang dipicu oleh pencopotan Patriark Ignatius. Sinode tahun 861 diadakan untuk mengakhiri kerusuhan tersebut, dan mengukuhkan pencopotan Ignatius dan pelantikan Photios sebagai Patriark .

Paus Nicholas I, yang mengirim utusannya di konsili ini berharap bahwa dengan mengakui Photios sebagai Patriark dapat menempatkannya di bawah kekuasaannya. Dan ketika Patriark baru itu dituduh tidak patuh, Paus Nicholas langsung mengutuk Js Photios di sebuah konsili Romawi.

Sampai akhir hayatnya, Js Photius merupakan penentang keras intrik dan rencana kepausan terhadap Gereja Orthodox Timur.

Di tahun 864, Bulgaria secara sukarela memeluk agama Kristen. Pangeran Bulgaria Boris dibaptis oleh Patriark Photios sendiri. Selanjutnya pada tahun 865, Js Photios mengirim seorang episkop agung dan presbyter untuk membaptis rakyat Bulgaria, yaitu Js Cyril dan Methodius, mereka diutus untuk mewartakan Kristus dalam bahasa Slavia. Namun,para pendukung paus menyusup dan menghasut rakyat Bulgaria untuk menentang para misionaris Orthodox tersebut.

Di tahun 867, Basilius dari Makedonia merebut tahta kekaisaran setelah membunuh kaisar Michael.

Js Photios mengecam tindakan keji Basilius dan tidak mengizinkannya mengambil bagian dalam Ekaristi Suci. Akibatnya,beliau dikurung dan diasingkan disebuah biara, lalu tahtanya diberikan pada Patriark Ignatius.

Sinode di tahun 869 diadakan untuk menyelidiki Js Photios. Konsili ini berlangsung dengan dihadiri para utusan kepausan, yang memaksa semua peserta untuk menandatangani dokumen (Libellus) yang mengutuk Js Photios dan mengakui supremasi Paus di Barat.

Para Episkop di Gereja Timur tidak setuju, dan berdebat sengit dengan para utusan Gereja Barat. Saat dipanggil ke konsili, Js Photios menanggapi semua tuduhan para utusan dengan sikap diam bermartabat. Hanya pada waktu hakim bertanya kepadanya apakah beliau mau bertobat, Js Photios menjawab, “Apa yang membuat kamu menganggap dirimu sebagai hakim?” Setelah perdebatan yang panjang, para penentang Js Photios menang. Meskipun penilaian mereka tidak berdasar, mereka mengutuk Patriark Photius dan para episkop yang memihaknya. Orang kudus itu dijatuhi hukuman penjara selama 7 tahun, dan melalui kesaksian beliau menyatakan rasa syukur kepada Tuhan karena mampu dengan sabar menanggung semuanya.

Tahun 879, 2 tahun setelah kematian Patriark Ignatius, diadakan konsili lagi (banyak yang menganggapnya sebagai Konsili Ekumenis Ke- 8), dan sekali lagi Js Photios diakui sebagai Imam Agung yang sah di Gereja Konstantinopel. Paus Yohanes VIII, yang mengenal baik Js Photios, menyatakan melalui para utusannya bahwa keputusan-keputusan kepausan sebelumnya tentang Js Photios dibatalkan.

Konsili mengakui:

Karakter yang tidak dapat diubah dari Kredo Nicea-Konstantinopel, menolak distorsi Latin (“filioque”), dan mengakui independensi dan kesetaraan kedua takhta dan kedua gereja (Barat dan Timur).
Konsili juga memutuskan penghapusan ritual Latin di gereja Bulgaria.

Sekali lagi,beliau digulingkan dari Tahta Suci pada tahun 886 atas fitnah menentang kaisar Leo (pengganti kaisar Basil).
Js Photios yang Agung tertidur di dalam Tuhan pada tahun 891. Beliau dimakamkan di biara Eremia.

Related Posts