Jiwa yang mengasihi Allah beristirahat dengan tentram di dalam Allah dan Allah saja. Di setiap langkah yang mereka tapaki dalam kehidupan ini, mereka tidak dapat diam dengan damai sampai mereka mendekat dan berlabuh dalam pengharapan mereka kepada Allah.
(Js. Ishak dari Siria, Homili 56,89)
.
.
Dalam segala hal yang engkau temui dalam Kitab Suci, carilah tujuan dari firman yang tertulis itu, sehingga engkau dapat masuk ke dalam kedalaman pemikiran para janasuci dan mengertinya dengan ketepatan yang lebih tinggi. Janganlah mendekati Kitab Ilahi tanpa doa dan pertolongan dari Allah. Jadikanlah doa sebagai kunci kepada pengertian yang benar mengenai apa yang ada dalam Kitab Suci.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 1.85)
.
.
Mendekatlah kepada orang-orang saleh dan melalui mereka, engkau akan melekat kepada Allah. Bersapalah dengan mereka yang memiliki kerendahan hati dan engkau akan belajar moral dari mereka. Seseorang yang mengikuti orang yang mengasihi Allah menjadi kaya dalam misteri-misteri Allah, tetapi dia yang mengikuti seseorang yang tidak benar dan sombong menjauh dari Allah dan akan dibenci oleh teman-temannya.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 57, 8)
.
.
Jika engkau tidak bisa menutup mulut orang yang memfitnah saudaranya, setidaknya hindarilah percakapan dengan dia.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 89)
.
.
Bagaimana Jika Berhadapan dengan Dosa Orang Lain
Kasihilah orang-orang berdosa, tetapi bencilah perbuatan mereka dan janganlah meremehkan orang-orang berdosa karena kegagalan mereka supaya engkau sendiri tidak jatuh ke dalam pencobaan mereka… Janganlah murka pada siapapun dan janganlah membenci siapapun, baik itu karena iman mereka ataupun karena perbuatan mereka yang memalukan… Jangan memupuk kebencian terhadap orang berdosa karena kita semua bersalah… Namun bencilah dosa-dosanya dan berdoalah baginya sehingga engkau diubahkan menjadi seperti Kristus, yang tidak menunjukkan ketaksukaan terhadap orang berdosa, tetapi senantiasa berdoa bagi mereka.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 57, 90)
.
.
Bila engkau ingin mengarahkan seseorang ke arah yang baik, pertama kali tenangkanlah jasmaninya dan hormatilah ia dengan kata-kata penuh kasih. Sebab tidak ada hal yang menarik orang seperti itu agar menjadi malu dan membuat dia membuang cela dan akan berubah menjadi lebih baik selain hal-hal yang baik bagi jasmani dan rasa hormat, yang dia lihat di dalam kamu. Lalu dengan penuh kasih katakan padanya satu atau dua kata singkat dan jangan meradang dengan kemarahan ke arahnya. Jangan biarkan dia melihat penyebab permusuhan di dalam kamu. Karena kasih tidak tahu bagaimana menjadi hilang sabar.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 85, 57)
.
.
Doa dari orang yang tidak menganggap dirinya orang berdosa tidak diterima oleh Tuhan.
(Js. Ishak dari Siria)
.
.
Jika pada saat sedang berdoa, pikiran berkeliaran oleh karena pemikiran asing atau kekuatiran tentang sesuatu, maka doa demikian ini tidak dapat disebut murni.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 16)
.
.
Barangsiapa membenci dosa-dosanya akan berhenti berbuat dosa dan siapa mengakuinya mereka akan menerima pengampunan. Seseorang tidak bisa meninggalkan kebiasaan dosa jika ia tidak mengupayakan perlawanan terhadap dosanya, ia juga tidak dapat menerima pengampunan dosa tanpa pengakuan dosa. Sebab pengakuan dosa adalah pelopor dari kerendahan hati yang sejati.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 71)
.
.
Perintah-perintah Tuhan lebih tinggi dari semua harta di bumi. Barangsiapa telah menerimanya, mereka telah menerima Tuhan di dalam dirinya.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 57)
.
.
Allah bukan menuntut pemenuhan perintah-perintah demi perintah-perintah itu semata tetapi bagi pembaharuan jiwa, yang demi jiwa-jiwa itu Ia memberikan perintah.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 34)
.
.
Kasih adalah buah dari doa… Kesetiaan untuk tinggal dalam doa menandakan penyangkalan seseorang akan dirinya sendiri. Oleh karena itu penyangkalan diri dari jiwa berubah menjadi kasih kepada Tuhan.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 43)
.
.
Welas Asih
Biarkanlah kiranya selalu ada belas kasihan di dalam dirimu meskipun engkau tidak merasa belas kasihan seperti itu ada pada dirimu sendiri, sebagaimana yang Allah nyatakan bagi dunia… Hati yang kejam dan tanpa ampun tidak akan pernah dimurnikan. Seseorang penyayang adalah dokter bagi jiwanya sendiri karena seperti oleh angin yang kuat di dalam hatinya ia mengusir kegelapan hawa nafsu.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 41)
.
.
Jika engkau benar-benar penuh belas kasihan maka ketika apa yang kamu miliki diambil secara tidak adil, janganlah bersedih dan jangan menceritakan kehilangan kita kepada orang lain. Biarlah kerugian yang lebih baik, yang disebabkan oleh orang-orang yang menghinamu, diserap oleh belas kasihan yang ada padamu.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 58)
.
.
Biarkan mereka mendorongmu tapi jangan engkau mendesak; Biarkan mereka menyalibkan engkau tetapi janganlah kamu menyalibkan. Biarkan mereka menghina, tapi jangan engkau menghina. Biarkan mereka memfitnah, tapi janganlah kamu memfitnah. Jadilah lemah lembut dan jangan bersemangat dalam tindak kejahatan.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah 89)
.
.
Hawa nafsu dapat tumbang dan terusir oleh pikiran yang senantiasa terpenuhi oleh perenungan akan Allah. Ini adalah pedang yang mematikan nafsu…. Barangsiapa selalu berpikir tentang Allah yang mengusir yang jahat dari dalam dirinya sendiri dan mencabut benih-benih kejahatan mereka.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 8)
.
.
Siapapun yang secara gegabah memulai karya yang melebihi kekuatannya tidak akan menerima apa-apa kecuali kerugian ke atas dirinya.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 11)
.
.
Jika seseorang tidak berdebat dengan pikiran yang musuh secara diam-diam taburkan dalam hatinya tetapi melalui doa kepada Allah mencabut akar percakapan dengan mereka. Ini adalah tanda bahwa pikiran telah mencapai kebijaksanaan dan bahwa ia telah menemukan sebuah jalur yang cepat dan jitu.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 30)
.
.
Mengeluh
Tuhan bersabar terhadap semua kelemahan manusia tapi Ia tidak menanggung kelemahan seseorang yang selalu mengeluh dan tidak meninggalkannya tanpa hukuman.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 85)
.
.
Godaan
Bila engkau ingin membuat awal perbuatan baik, pertama persiapkanlah dirimu melawan godaan yang akan datang kepadamu dan janganlah kiranya engkau meragukan kebenaran (dari apa yang engkau lakukan bagi Tuhan).
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 57)
.
.
Tidak seorangpun dapat sadar akan kelemahan sendiri kecuali jika ada godaan kecil yang diperbolehkan untuk menimpa baik tubuh maupun jiwanya. Kemudian membandingkan kelemahannya dengan pertolongan Tuhan, seorang memahami kekuatannya. Tapi siapa pun yang tidak tahu bahwa ia membutuhkan pertolongan Allah, biarkan dia banyak-banyak berdoa. Sejauh ia melipatgandakan doa-doanya, sedemikianlah dia akan belajar rendah hati.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 61)
.
.
Tidak ada orang yang tidak akan sedih pada saat pengujiannya; dan tidak ada orang yang tidak akan bertahan dalam waktu yang pahit ketika ia harus minum racun godaan. Tanpa godaan-godaan itu, dimungkinkan agar memperoleh kehendak rohani yang kuat. Ketika seseorang telah sering mengalami pertolongan Tuhan dalam godaan, seseorang juga memperoleh iman yang kuat.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 37)
.
.
Tanpa godaan, tidaklah mungkin untuk mempelajari kebijaksanaan Roh. Tidak mungkin cinta Ilahi diperkuat dalam jiwa Anda. Sebelum godaan, seseorang berdoa kepada Allah sebagai orang asing. Ketika godaan diperbolehkan untuk datang oleh kasih Allah dan ia tidak menyerah pada mereka maka ia berdiri di hadapan Allah sebagai teman yang tulus. Untuk memenuhi kehendak Allah, ia berperang melawan musuh Allah dan menaklukkannya.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 5)
.
.
Kesedihan
Mustahil untuk menghampiri Allah tanpa penderitaan, yang tanpanya kesalehan manusia tidak dapat tidak ubahkan… Jika engkau menginginkan kebajikan maka serahkanlah dirimu bagi setiap penderitaan. Sebab penderitaan menghasilkan kerendahan hati. Jika seseorang berdiam di dalam kebajikan tanpa penderitaan, pintu kesombongan dibuka lebar di depannya.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 34)
.
.
Penderitaan demi Allah lebih berharga bagi Nya daripada doa atau korban.
(Js. Ishak dari Siria, Khotbah, 58)
.
.