Orthodox Sejati Indonesia Sejati
, ,

10 November : Jejak Pahlawan, Arah Masa Depan Persatuan Iman dan Bangsa

“Jatuh bangunnya negara ini, tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah tinggal nama. Berjuanglah terus dengan mengobarkan api semangat persatuan.”— Mohammad Hatta

YM. Episkop Daniel dari Nikopolis beserta Para Presbiter, Diakon, Hipodiakon, Rahib, Pengurus Pusat, Pengurus Parokia dan Pengurus Komunitas Orthodox seluruh Indonesia mengucapkan:

Selamat Memperingati Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025.

Janasuci Paraskeva Sang Martir dari Ikonium (peringatan: 10 November)

Janasuci Paraskeva (St.Paraskevi of Iconium) hidup pada abad ke-3 di kota Ikonium (kini wilayah Turki modern), dalam sebuah keluarga yang kaya dan saleh. Orang tuanya menamainya “Paraskevi”, yang dalam bahasa Yunani berarti “Jumat”, karena mereka memiliki devosi khusus terhadap hari Jumat — hari ketika Tuhan kita Yesus Kristus menderita sengsara bagi keselamatan dunia.

Sejak masa mudanya, Paraskevi mencintai kemurnian dan hidup asketis. Ia berkaul untuk tetap perawan seumur hidupnya, mempersembahkan dirinya hanya kepada Allah, dan berkomitmen untuk menyebarkan terang Kristus kepada orang-orang kafir di sekitarnya.

Karena imannya yang teguh, ia ditangkap oleh para penguasa kafir dan dihadapkan kepada prefek kota. Mereka memaksanya untuk mempersembahkan korban kepada berhala-berhala. Paraskevi dengan tegas menolak, dan dengan berani mengakui imannya kepada Kristus.

Sebagai hukuman, ia disiksa dengan kejam: dipukul dengan tongkat, dicakar dengan besi tajam hingga luka-lukanya terbuka sampai ke tulang, lalu dijebloskan ke dalam penjara dalam keadaan terluka parah. Namun dengan kuasa Allah, luka-lukanya sembuh secara ajaib, dan ia keluar dari penjara dengan tubuh yang sehat.

Melihat mukjizat ini, banyak orang yang menyaksikan menjadi percaya kepada Kristus. Namun para pejabat kafir menjadi semakin marah, dan akhirnya menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Paraskevi pun dipenggal karena imannya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Gereja Orthodox menghormatinya sebagai seorang martir dan penyembuh kudus. Dalam banyak tradisi orthodox, Janasuci Paraskevi dikenal sebagai pelindung bagi mereka yang menderita penyakit mata, karena banyak mukjizat penyembuhan mata terjadi melalui doa perantaraannya. Di beberapa daerah pedesaan, ia juga dihormati sebagai pelindung rumah tangga, ladang, dan ternak.

Doa kepada Janasuci Paraskevi Sang Martir dari Ikonium(Nada keempat – Apolytikion)

Wahai Janasuci Paraskevi yang terberkati,Engkau telah mempersembahkan hidupmu sebagai korban suci kepada Kristus Allah,dan dengan keberanian iman engkau menanggung siksaan demi kebenaran-Nya.Kini, hai martir yang mulia, mohonkanlah kepada Kristusagar Ia menyembuhkan penyakit tubuh dan jiwa kami,dan menuntun kami ke jalan keselamatan.

Melalui doa-doamu, hai Paraskevi yang penuh kasih,semoga Tuhan berbelaskasihan kepada kami. Amin.

Janasuci Orestes sang Tabib Martir Kudus (305 M)

Masa penganiayaan terbesar dan terakhir atas orang-orang Kristen Timur, terjadi pada masa Kaisar Diokletianus (284-305 M). Orestes merupakan seorang yang terpandang dalam profesi tabib pada masa itu. Ia telah bertobat dan mantap menjadi orang Kristen.

Diokletianus menugaskan pada pejabat militernya, Maksiminus untuk menahan gelombang penyebaran iman Kristen di wilayah Kapadokia Asia Kecil.Termasuk yang ditangkap dalam tindakan keras pemerintah itu adalah Orestes. Ia lalu dicoba untuk diyakinkan kembali pada kekafiran Rumawi. Tetapi ia menolak karena telah berserah diri pada Tuhan Kristus sang Juruselamat.

Hingga akhirnya ia dibawa ke sebuah kuil dewa untuk melakukan ritual kurban bagi dewa-dewi kafir atas nama kaisar. Ia menegaskan tidak akan mau meninggalkan Kristus. Akhirnya Orestes dicambuk dan dipukuli sebelum dibuang ke dalam penjara, selama tujuh hari berikutnya.Setelah itu ia dibawa kembali ke kuil dewa pagan, untuk sekali lagi diperintahkan mempersembahkan kurban dan menyembah dewa-dewi.

Tetap sang tabib itu tidak mau. Untuk terakhir kalinya, Maksiminus bertanya kepada Orestes, “apakah engkau tetap menolak menyembah pada dewa-dewi yang diperintahkan oleh kaisar kita?”Orestes mengatakan ia memang seorang warga dari negara ini, dan ia terkait politik mengakui Kaisar sebagai penguasa. Tetapi lebih dari itu ia hanya mengakui satu-satunya raja segala raja adalah Allah, tidak pada yang lainnya.

Kemudian 40 orang prajurit diperintahkan memukulinya dengan cambuk dan pentungan. Termasuk juga dibakar api di beberapa bagian tubuhnya. Saat disiksa itu Orestes berseru bagian Mazmur 85:17, “Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan, supaya orang-orang yang membenci aku melihat dengan malu, bahwa Engkau, ya TUHAN, telah menolong dan menghiburkan aku”.

Tuhan mendengarkan seruan dari saksiNya itu, lalu terjadilah gempa bumi yang perlahan merobohkan bangunan kuil itu. Orestes keluar dari bangunan yang segera runtuh itu.Dengan murka, Maksiminus memerintahkan sang tabib itu dipenjara lagi selama tujuh hari tanpa makan dan minum. Setelah itu Orestes dipukuli lagi dan dipakukan sebanyak 12 lubang di kaki-kakinya.

Lalu ia diikat pada seekor kuda liar yang menyeret tubuhnya di jalanan berbatu. Hingga Orestes pun begitu terluka dengan berbagai siksaan yang keji itu. Relik jasadnya lalu dibuang ke laut.

Tahun 1685 ketika Js Demetrius, yang nanti jadi Episkop Rostov, baru saja mau selesai mengerjakan tulisan kisah kemartiran Orestes, ia begitu lelah dan begitu mengantuk.Js Orestes muncul satu malam kepada rahib itu, saat puasa menjelang Natal, saat memasuki jam sembahyang tugur.

Dalam mimpi sang rahib, Orestes yang bercahaya bahagia mengatakan bahwa ia “jauh lebih menderita bagi Kristus dari sekedar apa yang ditulis di sini”.Orang kudus itu memperlihatkan pada Demetrius sejumlah luka pada tubuhnya, bekas tusukan tombak dan tebasan parang pada kedua lengannya. Juga kaki-kakinya yang ditebas dengan sabit besar.

Semua itu diperlihatkan pada Demetrius dan ditegaskan lagi, bahwa “deritaku bagi Kristus jauh lebih dahsyat dari apa yang ditulis olehmu”.Saat mulai terjaga, sang rahib itu agak lupa dengan orang kudus mana Js Orestes yang nampak dalam mimpinya. Sebab ada juga orang kudus lain Js Orestes, salah satu martir dari lima martir kudus Sebaste. Lalu terdengar suara berkata, “bukan, bukan Orestes yang itu, tetapi saya Orestes yang baru saja engkau tulis kisahnya itu”.Saat itu bunyi dentang lonceng sembahyang tugur malam berbunyi. Js. Demetrius pun terjaga dan bangun. Berakhirlah visi orang kudus itu pada sang rahib.

Troparion Janasuci Orestes sang Martir (Nada ke-4)

Syuhada-Mu, ya Tuhan, Orestes yang mulia dalam penderitaan, dengan kesaksian salib memperoleh dari-Mu, Allah kami, mahkota yang tidak fana; sebab dengan kekuatan-Mu ia menaklukkan para penganiaya dan menghancurkan keangkuhan para setan yang tak berdaya.O Kristus Allah, selamatkanlah jiwa kami melalui doa-doanya.

Kontakion Janasuci Orestes sang Martir (Nada ke-2)

Sebagai seorang pejuang yang gagah berani engkau berjuang bagi Kristus, hai yang terpuji Orestes; engkau menanggung luka demi nama-Nya, dan kini engkau bersukacita bersama para malaikat, memohon belas kasihan bagi semua yang menghormati kenanganmu dengan iman.

Ya Kristus Allah kami, melalui doa-doa Janasuci Orestes sang Martir, kuatkanlah kami untuk tetap setia di tengah pencobaan, agar kami pun boleh menerima mahkota yang tidak fana di kerajaan-Mu yang kekal. Amin. (SJ)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts