Berkat 25 November 2020

Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh,

Para Romo, Saudara2 dan Saudari2ku, serta Anak-anak Rohaniku semuanya, Roh Kasih-Karunia (Anugerah/Rahmat) tinggal dalam orang Kristen sejak saat orang itu menerima Sakramen Baptisan dan Sakramen Krisma, yang melaluinya ia mengenakan Kristus ( Galatia 3:27) dan dimeteraikan oleh Roh Kudus ( II Korintus 1:21, Efesus 1:13-14). Dan memelihara pertumbuhan Kasih-Karunia itu dalam keikutsertaan dalam Sakramen Pertobatan/Pengakuan Dosa ( Yohanes 20:21-23, I Yohanes 1:7-9) serta Sakramen Perjamuan Kudus ( I Korintus 10:16, Yohanes 6:56-58). Bukankah ini menerima banjir Kasih-Karunia yang paling melimpah? Kepada mereka yang telah memiliki Roh Kudus melalui Iman dan panunggalan dengan Kristus yang semacam itu, jelas tepat kalau dikatakan :”Janganlah padamkan Roh” ( I Tesalonika 5:19). Tetapi bagaimana orang dapat berkata kepada orang yang semacam itu, :” Hendaklah kamu penuh dengan Roh Kudus” (Efesus 5:18b)? Sungguh memang, Kasih-Karunia itu diberikan kepada semua orang Kristen yang memegang dan mengimani Iman Rasuliah yang benar, karena semacam itulah kuasa dari Iman Kristen itu. Tetapi Roh Kudus, yang tinggal dalam diri orang Kristen itu, tidak menyebabkan keselamatan mereka itu hanya dengan Dia tinggal begitu saja, tetapi melakukan karya keselamatanNya itu bersama dengan perbuatan ketaatan akibat dari iman yang dilakukan secara bebas (Yakobus 2:22-24) oleh masing-masing pribadi orang beriman itu. Dalam arti ini orang Kristen dapat mendukakan Roh Kudus Allah ( Efesus 4:30) dan memadamkan Roh Kudus itu ( I Tesalonika 5:19). Atau sebaliknya dia akan dapat membantu dirinya untuk mengalami manifestasi dari tindakan Roh Kudus yang dapat ia fahami dan rasakan di dalam dirinya. Apabila hal itu terjadi, si orang Kristen itu sendiri akan merasakan berada dalam keberadaan yang amat luar biasa yang mengekspresikan dirinya dalam bentuk sukacita yang mendalam, penuh kemanisan, dan senyap-teduh, kadang-kadang muncul naik dalam bentuk sukacita dari rohnya: inilah sukacita rohani. Kontraskan ini dengan orang yang mabuk oleh minuman keras, Rasul Paulus mengatakan bahwa kita jangan mencari kegembiraan liar akibat mabuk oleh anggur atau minuman keras, tetapi sukacita rohani yang disebut sebagai “dipenuhi oleh Roh Kudus” (Efesus 5:18 ). Dengan demikian perintah untuk “penuh dengan Roh Kudus” itu sebenarnya hanyalah suatu perintah untuk bertingkah laku dan untuk bertindak secara demikian sehingga memberikan kerjasama dengan, serta mengijinkan ruang yang luas kepada Roh Kudus, untuk membuat mungkin bagi Roh Kudus untuk menyatakan Dirinya yang secara dapat dialami dan dirasakan menyentuh hati kita. Di dalam tulisan-tulisan orang-orang milik Allah, yang dihormati dengan Kasih-Karunia Roh Kudus ini atau yang hidup secara menetap dibawah pengaruh Kasih-Karunia Roh Kudus ini, kita menemukan dua hal yang secara khusus dituntut jika seseorang ingin mencapai hal itu: dua harus membersihkan hatinya dari hawa -nafsu, dan memiliki hubungan yang tanpa putus dengan Allah dalam doa. Dua hal ini yang ditekankan dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus, karena doa yang mendalam mengijinkan Roh Kudus untuk bertindak dengan bebas di dalam hati kita, demikian juga pembersihan diri dari hawa nafsu akan menuntun pada tujuan akhir yang sama itu. Apabila kita menyucikan jiwa kita dari kebohongan-kebohongan, kebengisan, percabulan, kenajisan serta kekotoran, dan apabila kita menjadi baik hati, penuh welas-asih, memiliki pengendalian diri, , apabila tidak ada hujat, atau gurauan-gurauan yang tidak semestinya dalam diri kita – apabila kita menjadi layak untuk itu, maka apakah yang akan menghalangi Roh Kudus untuk datang mendekati serta untuk hinggap dan bersemayam di dalam kita? Dan bukan saja Dia akan mendekat, tetapi Dia akan memenuhi hati kita. Kiranya Allah, Bapa kita, dalam kasihNya, melalui Yesus Kristus, FirmanNya yang telah menjadi Manusia sebagai wujud dari Kasih-Karunia Penebusan Allah atas kita, oleh kuasa Roh Kudus Nya, mengaruniakan kita hari ini dan seluruh hari2 kehidupan kita ini untuk selalu dipenuhi dengan RohNya yang Kudus itu. Amin

Romo Daniel Byantoro.

Related Posts