Selamat datang di website gereja orthodox indonesia   Click to listen highlighted text! Selamat datang di website gereja orthodox indonesia

Berkat 24 November 2020

Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh,

Para Romo, Saudara2 dan Saudari2ku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, janganlah seorang pun diantara kita yang berpikir bahwa hanya para imam dan para Rahib/rahibah saja yang butuh untuk berdoa tanpa henti, sedangkan umat awam tidak membutuhkan itu. Bukannya demikian, setiap orang Kristen tanpa perkecualian harus selalu tinggal dalam doa. Bapa Suci Gregorius dari Nazianzus mengajarkan semua orang Kristen bahwa Nama Allah harus diingat dalam doa sama seringnya seperti ketika si orang Kristen itu menghembuskan nafasnya. Ketika Rasul Paulus memerintahkan “adialeiptos prosevkheste” – berdoalah tanpa henti – (I Tes.5:17), yang dimaksud kan adalah kita harus berdoa secara batiniah dengan pikiran masuk kedalam hati kita. Dan inilah yang dapat kita lakukan selalu. Karena ketika kita sedang sibuk melakukan pekerjaan jasmani dan ketika kita berjalan atau ketika kita duduk, ketika kita makan atau ketika kita minum, kita selalu dapat berdoa secara batiniah ini dan melaksanakan dia dengan pikiran yang kita bawa masuk kedalam hati, doa sebenarnya, yang memperkenankan Allah. Marilah kita berdoa dengan tubuh kita dan berdoa dengan jiwa kita. Biarlah manusia jasmaniah kita melakukan pekerjaan-pekerjaan jasmani, dan biarlah manusia batiniah kita dipersembahkan seluruhnya dan seutuhnya bagi menyembah Allah dan tak pernah lamban di dalam pekerjaan rohani dari doa batiniah ini. Ini juga diperintahkan oleh Sang Kristus, Juruselamat kita yang Agung itu, ketika di dalam Injil Beliau mengatakan: “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi” (Mata. 6:6). Kamar daripada jiwa adalah tubuh, dan pintu itu adalah 5 pancaindera ragawi. Jiwa masuk kedalam kamar jika pikiran tidak mengembara kesana kemari memikirkan hal-hal duniawi, tetapi tetap tinggal dalam hati kita. indera-indera ragawi kita ditutup dan akan tetap tinggal demikian jika kita tidak mengijinkan itu cenderung melekat pada hal-hal lahiriah dan yang nampak mata; dan dengan jalan ini pikiran kita bebas dari kemelekatan pada semua hal-hal duniawi; dan oleh doa batiniah dan rahasia dalam jiwa ini kita dimanunggalkan dengan Allah, Bapa kita, dalam Nama Firman-Nya yang telah menjadi manusia, Tuhan kita Yesus Kristus, serta oleh kuasa dari RohNya yang Kudus. Kiranya Sang Tritunggal Mahakudus itu memberikan kasih karunia panunggalan yang demikian ini pada kita hari ini. Amin

Archimandrite Rm Daniel Byantoro

Related Posts
Click to listen highlighted text!