Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh
Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku serta Anak-anak Rohaniku semuanya, ada dua macam kehidupan yang dihidupi manusia didalam dunia ini, sebagaimana ada dua jalan yang dilewati manusia, jalan lebar dan jalan sempit ( Matius 7:12-14). Dua macam hidup ini adalah seperti dua macam dasar dalam seseorang membangun rumah, yang satu dasar kokoh yang terbuat dari batu, yang lain dasar rapuh yang terbuat dari pasir ( Matius 7: 24-27). Jalan sempit itulah jalan menuju keselamatan seperti dasar kokoh dari rumah yang dibangun di atas batu itu. Dan jika manusia menapak jalan sempit dalam kehidupan, dan membangun rumah kehidupan yang kokoh diatas batu, yaitu ketaatan pada kehendak dan jalan Tuhan itulah hidup yang sesungguhnya. Sedangkan jalan lebar yang tak dilandasi pada ketaatan pada kehendak dan jalan Tuhan tetapi mengikuti kemauan sendiri, itulah jalan lebar, yaitu jalan lebar yang mudah yang menyenangkan bagi kedagingan kita, dan ini adalah hidup khayalan dan ilusi yang menuju kepada kebinasaan. Hidup hanya untuk makan, minum, berpakaian, berjalan dan bepergian kesana kemari mencari kesenangan yang bersifat jasmani saja; memperkaya diri kita secara umum, mencari segala macam hal yang menyenangkan panca indera kita, hidup bagi memuaskan kenikmatan dan keperdulian duniawi, maupun menghabiskan waktu kita dalam melakukan intrik dengan dan terhadap sesama kita bagi mencari apa yang menguntungkan kita; serta melakukan transaksi dan hal-hal curang dalam bermacam ragam usaha yang kita lakukan; juga menganggap diri kita sebagai seorang hakim yang berkompeten dalam menilai sesuatu dan menilai setiap orang dalam kehidupan kita ini, serta menganggap diri kita sendiri saja yang paling benar, paling cerdas, paling arif dan paling mampu, inilah hidup khayalan dan ilusi, dan rapuh, yang berjalan diatas jalan yang lebar, seperti rumah yang dibangun diatas dasar pasir itu. Sementara jika kita menghidupi kehidupan ini dengan tekad dan tujuan untuk memperkenankan Allah, dan untuk melayani sesama kita manusia; serta berdoa bagi keselamatan jiwa mereka; dan juga menolong serta membantu mereka di dalam upaya mereka untuk mengerjakan keselamatan mereka ( Filipi 2:12) dengan segala macam cara yang dapat kita lakukan, inilah cara hidup yang menuntun pada kehidupan yang sebenarnya itu. Inilah hidup yang berjalan diatas jalan sempit dan merupakan bangunan kehidupan yang kokoh, seperti rumah yang dibangun diatas dasar batu itu. Hidup yang pertama itu adalah merupakan kematian rohani yang terus- menerus; sementara hidup yang kedua adalah kehidupan roh yang tak terputuskan. Inilah hidup sejati, hidup yang nyata dan hidup yang sebenarnya itu.
Kiranya Allah, Bapa kita, di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kuasa RohNya yang Kudus, menuntun, membimbing dan menolong kita untuk dapat menuju kepada hidup yang sesungguhnya dan sejati ini. Amin.
Romo/Abuna Daniel Byantoro

Leave a Reply