Shalom Alaikhem be Shem Ha Massiakh,
Para Romo, Saudara-saudara dan Saudari-saudariku semua, didalam Iman Kristen Orthodox, tidak ada dasar dan landasan lain bagi keyakinan iman, ibadah, dan praktek kehidupan kecuali Pribadi dan Nama Yesus Kristus (I Korintus 3:11). Oleh karena itu kita diajarkan dalam Kitab Suci demikian:” Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia, dan dibangun diatas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur” ( Kolose 2:6-7). Dengan demikian tidak cukuplah sekedar menerima Kristus lalu mengabaikan begitu saja, namun selanjutnya hidup kita harus tetap di dalam Dia, berakar di dalam Dia, dibangun diatas Dia sehingga kita bertambah teguh dalam iman kita kepadaNya. Itulah sebabnya mengapa kita untuk Kristen Orthodox diajarkan untuk selalu menyebut Nama Yesus Kristus dalam praktek Doa Puja Yesus: “Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah yang hidup, kasihanilah hamba orang berdosa ini”. Agar Nama dan Pribadi Tuhan Yesus Kristus itu terpateri secara mendalam di hati dan pikiran kita. Itulah cara yang diajarkan kepada kita oleh para Guru Spiritual Gereja, serta segenap Bapa Suci Gereja. Dan dengan cara itu pula kita mentaati ajaran Kristus:”…. Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikannya kepadamu dalam Nama Ku” dan ” Pada hari itu kamu akan berdoa dalam NamaKu” ( Yohanes 16:23b, 26a).Jadi Doa Puja Yesus adalah merupakan gabungan antara berdoa tanpa henti, berdoa dalam Nama Yesus Kristus, dan mengingat-ingat akan Nama Allah di dalam FirmanNya yang telah menjadi Manusia secara terus-menerus. Inilah cara supaya kita tetap dalam Dia, berakar dalam Dia, dibangun di dalam Dia serta bertambah teguh dalam iman kita kepadaNya. Ini tak ada kaitannya sama sekali dengan mantera. Karena mantera adalah suatu bentuk formula kata2, bukan doa kepada sosok pribadi, yang diucapkan yang sering tanpa dimengerti maknanya, yang diharapkan melalui ucapan suci itu suatu dampak atau suatu kekuatan gaib dihasilkan. Doa Puja Yesus, jelaslah merupakan Doa dalam Nama dan kepada Tuhan Yesus Kristus karena ditujukan kepadaNya, bukan sekedar merupakan ucapan kata2 keramat atau kata2 mistik yang diharapkan mengeluarkan energi dan dampak kesaktian. Jadi ini tak ada kaitannya dengan larangan Tuhan Yesus dalam Matius 6:7: ” Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan” . Kata “bertele-tele” itu bahasa aslinya adalah “battologia” yang artinya pengulang-ulangan kata tanpa makna, atau pengulang-ulangan kata yang sia-sia. Jadi fokus nya bukan pada “pengulang-ulangan” tetapi pada “tanpa makna” atau “yang sia-sia”. Apakah sia-sia dan tanpa makna dan sia-sia menyebut Nama Yesus Kristus, yaitu mengingat Nama Allah tanpa henti? Tentu tidak. Yang dimaksud dengan “battologia” itu telah dijelaskan oleh Mat. 6:7 itu, yaitu “seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah” , yaitu kebiasaan para penyembah berhala, yang mengucapkan kata-kata yang tak dimengerti dalam bahasa yang asing atau aneh dan dianggap suci atau keramat, yang dianggap dengan pengulang-ulangannya akan menghasilkan dampak,entah kesaktian, keajaiban, atau di dengar oleh ilah yang disembah. Doa Puja Yesus justru berkebalikan dan bertentangan dengan itu semua. Diulang-ulangmya Nama Yesus adalah untuk membuat Nama itu terpateri didalam hati, batin dan pikiran kita. Dengan demikian kita berakar dalam Dia, dibangun diatas Dia, dan tetap teguh dalam kasih kepada Dia. Penggunaan komboskini/chotki/ pujalawe/ benang doa, itu hanya sarana bukan sesuatu yang mutlak dan diberhalakan untuk membantu pikiran kita yang mudah mengembara tidak karuan untuk terpusat dan terpaku pada satu titik yaitu Nama ” Tuhan’ Yesus Kristus, Anak Allah yang hidup” itu.
Kiranya Allah Bapa kita di dalam Nama FirmanNya yang telah menjadi Manusia Tuhan kita Yesus Kristus, oleh kuasa RohNya yang Kudus menolong kita supaya kita tetap berada dan berakar dalam Yesus Kristus. Amin.
+ Romo/Abuna Daniel Byantoro