Daniel Pertapa-Tiang Yang Kudus Dan Terhormat Dari Konstantinopel [490]

Diperingati oleh Gereja Orthodox pada tanggal 24 Desember (kalender sipil) / 11 Desember (kalender Gereja)

Js. Daniel Stylite adalah anak pasangan Kristen, Elias dan Martha. Ia lahir di desa Bethara, dekat kota Samosata di Mesopotamia. Martha, ibunya tidak memiliki anak dalam waktu yang lama dan dalam doa-doanya, dia berjanji bahwa jika dia punya anak, dia akan mendedikasikan anaknya untuk Tuhan. Doa-doanya didengar, dan Martha segera melahirkan seorang putra. Sampai usia lima tahun, anak tersebut belum memiliki nama. Kedua orang tuanya menginginkan agar ia menerima namanya dari Tuhan karena anak itu adalah anugerah dari doa-doa mereka kepada Tuhan. Mereka membawa putra mereka ke sebuah biara yang tak jauh dari tempat mereka. Seorang Igumen memberi perintah untuk mengambil salah satu buku sembahyang, dan membukanya secara acak. Dia menemukan Nabi Daniel disebutkan di dalamnya. Demikianlah, anak itu akhirnya diberi nama “Daniel”. Karena usianya yang masih kecil, maka Daniel belum diizinkan tinggal di biara sampai pada usia dua belas tahun. Orang tuanya bertanya apakah anaknya bisa tinggal di biara, sampai pada usia dua belas tahun, Daniel pergi meninggalkan rumahnya untuk masuk ke biara tanpa diketahui siapapun. Ia diberkati oleh Js. Simeon Stylite dan mulai menjalankan kehidupan asketiknya.

Suatu hari, Js. Simeon Stylite (1/14 September) mengunjungi biara. Dia menubuatkan kepada biarawan muda itu (Daniel) bahwa dia juga akan menjadi seorang pertapa yang tinggal di sebuah tiang/ pilar (Stylite). Ia menjadi seorang Rahib pada usia dua-puluh tahun. Karena ingin menyendiri, Daniel meninggalkan biara dan pergi ke kuil pagan yang ditinggalkan di tepi Laut Hitam. Di sana dia menanggung serangan yang tak terhitung jumlahnya dari iblis, tetapi dia menaklukkan mereka semua dengan ketekunan, doa dan tanda Salib.

Pada usia empat-puluh dua tahun, ia datang ke Anaplus di sekitar Konstantinopel, pada masa Patriark Anatolius, dan tinggal di Gereja Penghulu-Malaikat Mikhael. Setelah sekitar sembilan tahun, Symeon Pertapa-Tiang tampak kepadanya dalam penglihatan, dan memerintahkannya untuk meneladani pertapaannya di atas tiang.

Setelah itu dia memanjat pilar (menara). Di sana dia tinggal selama 33 tahun sampai kematiannya, menahan panas dan dingin, berdiri tak tergoyahkan di segala cuaca di atas tiang dan serangan dari manusia dan iblis. Murid-muridnya mendapatinya tertutupi es setelah badai musim dingin. Mereka berkumpul di sekitar pilarnya, dan dia mengarahkan mereka ke kehidupan kekal melalui teladan dan perkataannya. Tuhan memberkati hamba-Nya yang setia dengan kasih karunia yang melimpah selama dalam hidup ini, dan dia melakukan banyak mukjizat yang bermanfaat bagi manusia dan menubuatkan kejadian di masa depan. Orang-orang dari semua lapisan masyarakat berdesakan di bawah pilarnya, mencari bantuan dan nasihat dari orang suci Allah ini.

Para kaisar Bizantium juga mencari doa-doa dari petapa suci ini. Ia menjadi penasihat bagi mereka. Nubuatan orang suci yang paling terkenal adalah tentang kebakaran hebat di Konstantinopel. Js. Daniel juga memiliki karunia kata-kata yang lembut dan penuh keramahan. Dia membimbing banyak orang ke jalan yang memperbaiki kehidupan mereka. Kaisar Leo Agung yang saleh amat mengasihinya membawa tamu asing, pangeran dan bangsawan, dan menunjukkan kepada mereka Js. Daniel di pilar dan berkata kepada mereka: “Lihatlah, keajaiban di kerajaanku! ”

Oleh perkataan dari Daniel, Relik Symeon Pertapa-Tiang dibawa dari Antiokhia ke Konstantinopel. Pada masanya, Kaisar Leo memerintahkan agar Relik Ketiga Kanak Kudus dibawa dari Babylonia. Penatua Daniel juga membela Gereja terhadap kesesatan kaum Eutykhes. Setelah hidup melalui masa-masa pemerintahan Kaisar-Kaisar Leo, Zeno dan Basiliskus, ia wafat pada tahun 490 pada usia delapan-puluh empat tahun.


Troparion Irama I


‘Engkau Tiang Kesabaran, ya Yang Terhormat, yang meneladani Bapa-Bapa
Leluhur, Ayub, dalam derita, Yusuf, dalam pencobaan, dan hidup Roh-Roh Tanpa-Tubuh sedang dalam tubuhmu. Mohonkanlah Kristus Allah, ya Daniel, Bapa kami, agar jiwa kami diselamatkan’


Kontakion Irama VIII


‘Setelah menaiki tiangmu bagaikan bintang yang amat-bersinar, engkau telah menerangi dunia dengan perbuatan-perbuatanmu yang terhormat dan telah menghalau kegelapan tipudaya, ya Bapa, karenanya, kami memohonkanmu, sinarkanlah juga sekarang dalam hati hamba-hambamu terang pengetahuan yang tiada-redup’

.

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *