Diperingati Gereja Orthodox pada 20 Februari (kalender sipil) / 7 Februari (Kalender Gereja Purba)
Parthenius, Episkop Lampsaka, lahir di Melitopolis, di mana ayahnya Christopher melayani sebagai seorang Diakon. Ia mencintai Alkitab dan Ibadah Ilahi dan membagikan nafkahnya bagi orang-orang miskin. Oleh Rahmat Allah ia menyembuhkan orang sakit, mengusir roh-roh jahat dan mengerjakan Mukjizat, sehingga Episkop Melitopolis, yaitu Philip, memberinya pendidikan dan mentahbiskannya menjadi seorang Imam.
Pada tahun 325 Episkop -Agung Kysikhos, yaitu Achilles, mentahbiskannya menjadi Episkop Lampsaka. Atas permintaannya, Kaisar Konstantinus Agung mengeluarkan ketetapan dan wewenang baginya untuk menghancurkan kuil-kuil pagan dan membangun Gereja-Gereja. Parthenius meruntuhkan banyak kuil pagan, yang di antaranya ditemukan batu besar yang sesuai untuk dibuat menjadi Mezbah Gereja.
Iblis menyebabkan kereta yang membawa batu itu terbalik dan membunuh pengendaranya, yaitu Eutykhion. Episkop Parthenius berdoa dan membangkitkannya kembali dan dengan demikian mempermalukan Iblis. Parthenius menyembuhkan semua orang yang datang kepadanya dan mengusir segerombolan roh-roh jahat. Ia mengusir iblis dari seseorang, dan roh najis itu memohon kepadanya agar memberinya tempat tinggal lain. Membuka mulutnya, Parthenius berkata kepada roh jahat itu, ‘Datanglah dan tinggallah di dalamku.’
Roh jahat itu berteriak, ‘Bagaimana aku bisa masuk ke dalam Bait Allah?’ dan terbang menyingkir ke tempat-tempat yang terasing dan tidak didatangi manusia. Ada roh najis yang diusir dari rumah di mana warna ungu Kekaisaran dibuat, dan berteriak nyaring bahwa ada Api Ilahi yang mengejarnya dengan Api Gehena. Episkop Parthenius mempertobatkan sejumlah besar orang-orang pagan kepada Kristus. Ia wafat dalam damai pada usia lanjut dan dengan khidmat dikuburkan di Kapel yang dibangunnya di samping Katedral Lampsaka.
Troparion Irama IV
‘Ya Allah Bapa-Bapa kami, berlakulah kepada kami sesuai dengan KelemahLembutanMu. Janganlah mengambil RahmatMu dari kami, namun melalui permohonan-permohonan mereka arahkanlah hidup kami dalam Damai’
Kontakion Irama III
‘Engkau telah menerima Rahmat Ilahi Mukjizat, ya Parthenias yang Kudus yang memiliki Hikmat Ilahi, ya Keajaiban yang Membawakan-Allah, yang mentahirkan Umat Beriman dari segala hawa nafsu dan menghalau roh-roh kefasikan, ya Bapa. Karenanya, kami mengidungkanmu sebagai Murid Agung Rahasia-Rahasia Rahmat Allah.
.
.