Diperingati oleh Gereja Orthodox pada tanggal 25 Desember (kalender sipil) / 12 Desember (kalender Gereja)
Episkop Spyridon di pulau Siprus. Ia seorang gembala yang berkeluarga. Ia memberikan semua hartanya bagi mereka yang membutuhkan, sehingga Tuhan mengaruniakannya rahmat Mukjizat, yang dengannya Spyridon menyembuhkan orang-orang sakit dan mengusir roh-roh jahat. Setelah istrinya wafat, pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung, ia ditahbiskan menjadi Episkop Tremithon di Siprus. Episkop Spyridon ikut mengambil bagian dalam Sinode Semesta Pertama tahun 325.
Dalam Sinode ini, Spyridon terlibat perbantahan dengan seorang filsuf Yunani yang membela bidat Arius. Dengan berterus-terang, Spyridon menunjukkan bahwa hikmat manusia tidak berdaya di hadapan Hikmat Ilahi, ‘Dengarlah, hai filsuf, apa yang kukatakan kepadamu. Ada satu Allah yang telah menjadikan manusia dari debu tanah. Dia telah mengatur segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tak tampak, oleh FirmanNya dan
RohNya. Sang Firman itu adalah Sang Anak Allah, yang telah turun ke atas bumi sebab dosa-dosa kita. Dia lahir dari seorang Dara, Dia hidup di antara manusia, dan menanggung derita dan mati demi keselamatan kita, dan lalu Dia bangkit dari antara orang mati, dan Dia telah membangkitkan umat manusia bersamaNya. Kami percaya bahwa Dia satu Hakikat dengan Sang Bapa, dan Setara denganNya dalam Kuasa dan Hormat. Kami percaya akan ini tanpa akal yang licik, sebab tidaklah mungkin memahami Rahasia ini oleh akal manusia’.
Filsuf itu pun menjadi percaya dan menerima Baptisan Kudus. Ia berpaling kepada kawan-kawannya dan menyatakan, ‘Dengar! Hingga saat ini lawan lawanku telah menyatakan alasan mereka, dan aku sanggup menolak bukti-bukti mereka dengan bukti-bukti lain. Namun bukannya bukti-bukti dari akal, perkataan sang Penatua ini dipenuhi suatu Kuasa yang khusus, dan tidak ada orang yang sanggup membantahnya, sebab tidaklah mungkin manusia bisa melawan Allah. Jika ada dari kalian yang berpikir seperti aku, biarlah ia percaya kepada Kristus dan bersamaku mengikuti orang ini, yang melalui bibirnya Allah Sendiri berfirman’.
Dalam Sinode Nikea, Episkop Spyridon menunjukkan Ketunggalan Tritunggal secara Ajaib. Ia mengambil batu bata dan meremasnya. Seketika api memancar, air tercurah ke tanah, dan hanya debu saja yang tersisa di tangan Spyridon. ‘Hanya ada satu batu bata,’ katanya, ‘namun ia terdiri dari tiga unsur. Dalam Tritunggal ada Tiga Pribadi, namun hanya Satu Allah’.
Episkop Spyridon sangat mengasihi umatnya. Ia berdoa sehingga kemarau digantikan oleh hujan deras, dan hujan yang tak kunjung henti digantikan oleh cuaca cerah. Ada seorang perempuan datang membopong anaknya yang telah mati dan memohon kepadanya. Spyridon berdoa, dan anak itu hidup kembali. Ibu yang begitu dilanda sukacita itu jatuh mati. Melalui doa Spyridon, ibu itu dihidupkan kembali.
Ketika bergegas hendak menyelamatkan sahabatnya yang dijatuhi hukuman mati oleh tuduhan palsu, Spyridon terhalang oleh banjir aliran air. Ia memerintahkan air itu, ‘Berhentilah! Sebab Tuhan segala semesta memerintahkan agar engkau membiarkanku melintas supaya seseorang boleh diselamatkan.’ Ketika Mukjizat ini disampaikan kepada hakim, ia menerima Episkop Spyridon dengan hormat dan membebaskan sahabatnya.
Js. Simeon Metaphrastes (9/22 November), penulis kehidupannya, menyamakan Js. Spyridon dengan bapa Abraham dalam keramahtamahannya. Sozomen, dalam SEJARAH GEREJA-nya, memberikan contoh yang menakjubkan dari kehidupan orang suci ini tentang bagaimana ia menerima orang asing. Suatu kali, pada awal Puasa Empat Puluh Hari, seorang asing mengetuk pintunya. Melihat bahwa pengelana itu sangat kelelahan, Js. Spyridon berkata kepada putrinya, “Cuci kaki orang ini, sehingga ia dapat beristirahat untuk makan malam.” Tetapi karena masa Prapaskah tidak ada persediaan makanan yang ada, karena itu orang suci “mengambil bagian dari makanan yang hanya digunakan pada hari-hari tertentu, dan pada hari-hari lain dia pergi tanpa makanan. ”Putrinya menjawab bahwa tidak ada roti atau tepung di rumah. Kemudian Js.. Spyridon, meminta maaf kepada tamunya, memerintahkan putrinya untuk memasak ham asin dari lemari makan mereka. Setelah mendudukkan orang asing itu di meja, ia mulai makan, mendesak pria itu untuk melakukan hal yang sama. Ketika orang itu menolaknya dan menyebut dirinya seorang Kristen, orang suci itu mengulang kembali, “Tidak pantas untuk menolak ini, karena Firman Tuhan menyatakan, “Bagi orang yang suci segala sesuatu adalah suci “(Titus 1:15).
Detail sejarah lain yang dilaporkan oleh Sozomen, adalah karakteristik dari Js. Spyridon. Adalah kebiasaannya untuk membagikan satu bagian dari panen yang dikumpulkan kepada orang miskin, dan bagian lain kepada mereka yang membutuhkan saat berhutang. Dia tidak mengambil sebagian untuk dirinya sendiri, tetapi hanya menunjukkan kepada mereka pintu masuk ke ruang penyimpanannya, di mana masing-masing dapat mengambil sebanyak yang dibutuhkan, dan kemudian dapat membayarnya kembali dengan cara yang sama, tanpa catatan atau perhitungan.
Ada juga kisah Socrates Scholasticus tentang bagaimana para perampok merencanakan untuk mencuri domba Js. Spyridon. Mereka masuk ke kandang domba di malam hari, tetapi di sini mereka menemukan diri mereka semua diikat oleh kekuatan yang tak terlihat. Ketika pagi tiba, orang suci pergi ke kawanannya, dan melihat para perampok yang diikat, dia berdoa dan membebaskan mereka. Untuk waktu yang lama dia menasehati mereka untuk meninggalkan jalan kejahatan mereka dan mencari nafkah dengan pekerjaan yang terhormat. Kemudian dia memberikan mereka hadiah domba dan mengirim mereka pergi, orang suci itu berkata dengan ramah, “Ambil ini untuk menyelesaikan masalahmu, sehingga engkau tidak menghabiskan malam tanpa tidur dengan sia-sia.”
Dia berpakaian sangat sederhana sehingga suatu kali, ketika dia ingin memasuki istana kekaisaran atas undangan kaisar, seorang tentara, mengira dia adalah seorang pengemis, memukul wajahnya. Lemah lembut dan tidak bersalah, Spyridon memberikan pipi yang lain padanya. Dia memuliakan Tuhan melalui banyak mukjizat, dan bermanfaat, tidak hanya bagi banyak orang tetapi juga bagi seluruh Gereja Tuhan.
Semua Kehidupan Orang Suci berbicara tentang kesederhanaan yang menakjubkan dan karunia mukjizat yang diberikan kepadanya oleh Allah. Melalui perkataan orang suci, orang mati dibangkitkan, unsur-unsur alam dijinakkan, berhala hancur. Pada satu kali sebuah Konsili telah diadakan di Alexandria oleh Para Bapa untuk membahas apa yang harus dilakukan tentang berhala dan kuil-kuil pagan di sana. Melalui doa-doa para Bapa Konsili semua berhala jatuh kecuali satu, yang sangat dihormati. Terungkap kepada Patriarkh dalam sebuah penglihatan bahwa berhala ini harus dihancurkan oleh Js. Spyridon dari Tremithus. Diundang oleh konsili, orang suci itu berlayar di atas sebuah kapal, dan pada saat kapal itu menyentuh pantai dan orang suci itu melangkah ke darat, sang berhala di Alexandria dengan semua persembahannya berubah menjadi debu, yang kemudian dilaporkan kepada Patriarkh dan semua para uskup.
Episkop Spyridon menjalani hidupnya di bumi dalam Kebenaran dan Kekudusan dan menyerahkan jiwanya dalam doa kepada Tuhan. Reliknya berada di pulau Korfu di Gereja yang diberi namanya, dan tangan kanannya berada di Roma.
Troparion Irama I
‘Engkau dinyatakan sebagai Pahlawan Sinode Pertama dan seorang Pengerja Mukjizat, ya Spyridon, bapa kami yang membawakan-Allah. Karenanya, engkau berkata kepada seorang yang telah mati dalam makam, dan telah mengubah seekor ular menjadi emas. Dan, sedang mengidungkan doa-doa kudusmu, ada bagimu Malaikat-Malaikat yang melayani bersamamu, ya Yang Amat-Kudus. Kemuliaan kepadaNya yang telah mengaruniakanmu kekuatan! Kemuliaan kepadaNya yang telah memahkotaimu! Kemuliaan kepadaNya yang mengerjakan kesembuhan bagi semua melaluimu!’
Kontakion Irama II
‘Terluka oleh kasih bagi Kristus, dan mempersayap akalmu melalui Sinar Roh, ya Yang Amat-Kudus, engkau telah mendapati pekerjaanmu dalam penglihatanmu yang Hidup dan Ilahi, ya engkau yang berkenan kepada Allah, sebab engkau Korban Curahan Ilahi, dan memohonkan penerangan Ilahi bagi semua orang’
.
.