Diperingati Gereja Orthodox pada 5 Februari (kalender sipil) / 23 Januari (Kalender Gereja Purba)
Episkop Clement lahir di kota Ancyra di Galatia pada tahun 258 dari seorang ayah pagan dan seorang ibu Kristen. Ayahnya meninggal saat masa kecilnya, dan ibunya wafat ketika ia berusia dua-belas tahun. Seorang perempuan bernama Sophia membesarkannya dalam takut akan Allah.
Pada masa kelaparan hebat di Galatia, beberapa orang pagan membuang anak-anak mereka karena kekurangan makanan. Sophia mengumpulkan dan memelihara mereka dengan dibantu oleh Clement. Clement mengajari anak-anak ini dan mempersiapkan mereka bagi Baptisan Kudus, dan banyak dari mereka yang kemudian menjadi Martir-Martir Kudus.
Clement diangkat menjadi seorang Pembaca, lalu ditahbiskan menjadi seorang Diakon, dan menjadi seorang Imam ketika berusia delapan-belas tahun, dan diangkat menjadi Episkop Ancyra ketika berusia dua-puluh tahun. Kaisar Diokletian menganiaya orang-orang Kristen dan menahan Episkop Clement.
Gubernur Galatia, yaitu Dometian, berupaya menggoyahkan Clement agar menyembah ilah-ilah pagan, namun ia tetap berteguh dalam Iman Benar dan menanggung segala siksaan. Mereka menggantungnya dari pohon dan menyayat-nyayatnya, mereka memukulinya dengan gada dan batu, dan memutarkannya di roda dan membakarnya dengan api. Tuhan menjagai dan menyembuhkannya.
Dometian mengirim Clement kepada Kaisar Diokletian di Roma. Diokletian, melihat Clement yang sehat sepenuhnya, menyiksanya dengan kejam dan memenjarakannya. Banyak orang pagan menyaksikan keberanian dan kesembuhannya yang Ajaib menjadi percaya kepada Kristus. Mereka berdatangan kepada Clement di penjara demi tuntunan, kesembuhan dan Baptisan Kudus. Banyak dari mereka yang dibunuh oleh Kaisar, yang kemudian mengirim Clement kepada Maximian di Nikomedia.
Di kapal, Clement disertai oleh muridnya yaitu Agathangelos. Kaisar Maximian lalu mengirim mereka ke Gubernur Agrippina, yang menyiksa mereka dengan begitu keji sehingga banyak orang pagan sendiri yang tergerak oleh belas-kasihan dan mulai melempari para algojo dengan batu. Setelah dibebaskan, Clement dan Agathangelos menyembuhkan seorang penduduk kota dan membaptis dan mengajari banyak orang.
Mereka ditahan lagi atas perintah Maximian dan dikirim kembali ke Ancyra, di mana penguasa, yaitu Cyrenius, menyiksa mereka dan mengirim mereka ke pejabat yang kejam yaitu Dometius di Amasia. Dometius melemparkan mereka ke dalam batu kapur yang menyala, namun mereka berada di dalamnya selama satu hari tanpa-tersakiti. Para algojo lalu menguliti Clement dan Agathangelos, memukuli mereka dengan gada besi, membaringkan mereka di atas ranjang besi menyala dan menuangkan belerang di atas mereka. Namun Tuhan menjaga mereka tetap tanpa-tersakiti, sehingga mereka dikirim ke Tarsis untuk disiksa lagi.
Di gurun, Clement menerima Wahyu dalam doa bahwa ia akan menanggung derita selama dua-puluh delapan tahun demi Kristus. Mereka dipenjarakan, dan Agathangelos dipenggal dengan pedang. Orang-orang Kristen di Ancyra membebaskan Episkop Clement dari penjara dan membawanya ke Gereja di gua. Saat merayakan Ibadah Ilahi, Clement menyatakan kepada umat bahwa aniaya itu akan segera berakhir dan juga mengenai wafatnya yang akan segera terjadi. Prajurit-prajurit dari kota menyerang Gereja itu dan memenggal Episkop Clement ketika ia sedang mempersembahkan Korban Tanpa-Darah.
Troparion Irama IV
‘Engkau telah diberikan kepada Umat Beriman, ya Yang Amat-Kudus, sebagai Carang Kekudusan dan Batang Perjuangan, Bunga Amat-Kudus dan Buah yang Diberikan-Ilahi dan Selalu-Berbunga. Sebagai Rekan Penanggung-Derita bersama Para Martir dan Rekan-Episkop bersama Para Hierark, mohonkanlah Kristus Allah, agar jiwa kami diselamatkan’
Kontakion Irama IV
‘Engkau adalah Cabang Berharga dari Kristus Sang Pokok, ya Clement yang Amat-Menanggung-Derita dan Amat-Dipuji, dan engkau telah berseru bersama mereka yang menanggung derita, Engkaulah Sukacita Cemerlang Para Martir, ya Kristus!’
.
.