JANGAN LALAI MEMELIHARA TUBUH

Rm Alexios Setir Cahyadi

Tubuh manusia ibarat kurungan /sangkar burung, dan burungnya itu adalah jiwa/ roh
manusia. Burung akan nyaman tinggal dalam sangkar yang dalam keadaan terawat, bersih, tidak kotor dan sangkar dalam keadaan terawat baik. Jika sangkarnya tidak dibersihkan dari kotoran, makanan burung akan berbau dan menjadi racun bagi burung yang tinggal di dalamnya, memungkinkan sisa makanan yang tidak dibersihkan mengundang semut dan akhirnya menggigit si burung. Hingga membuat burung dalam keadaan tidak nyaman, sakit, dan bisa stres dikeroyok semut.

Seorang yang memelihara burung, setiap waktu akan membersihkan sangkar dari kotoran yang ada, menyiapkan makanan bagi si burung, menyiapkan minum, memberikan suplemen makanan supaya burung menjadi sehat dan suara burung dapat dinikmati setiap waktu karena burungnya sehat. Demikian juga manusia yang terdiri dari manusia lahir dan manusia batin yang tinggal bersama di mana satu saling bergantung dengan yang lain.

”Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat” itu kata peribahasa. Manusia yang tubuh ini berasal dari bahan debu tanah, yang memiliki kelemahan dan kekuatannya sendiri, membutuhkan kekuatan berasal dari yang tumbuh di atas tanah berupa tanaman yang menghasilkan makanan bergizi agar tubuh menjadi kuat dan mampu  menyangga roh yang berada dan tinggal terbungkus dalam tubuh manusia.

Demikian juga manusia rohani yang berasal dari hembusan nafas hidupNya Allah
sehingga menjadi manusia yang hidup, roh manusia akan hidup subur bagaikan tanaman yang terpupuk dengan baik jika roh manusia selalu mendapatkan asupan energi hidup dari Sang sumber hidup yaitu Sang Roh Kudus. Ini penting bagi setiap orang beriman untuk selalu memelihara manusia yang lahiriah maupun manusia yang batiniah.

Lukas 18:35-43 mengisahkan tentang perjalanan Tuhan Yesus mau masuk ke kota Yerico. Ada orang menderita sakit buta dan mengemis di pinggir jalan. Karena buta ia tidak tahu siapa yang datang, hanya mendengar kabar dari mulut ke mulut bahwa Yesus memiliki kuasa untuk menyembuhkan. Begitu orang banyak lewat terdengar suara, ia bertanya kepada orang lain apa itu? Dijelaskan oleh orang lain yang ditanya bahwa Yesus orang Nazaret yang lewat. Maka orang yang buta mata namun tidak buta hati ini berseru : “ Yesus anak Daud kasihanilah aku”

Doa pendek ini menggerakkan Tuhan Yesus untuk berhenti dan menyuruh orang yang berseru itu dibawa kepadaNya. Kemudian Tuhan Yesus bertanya : “apa yang kau kehendaki supaya aku berbuat bagimu? “Jawab orang itu, “Tuhan supaya aku melihat”. Lalu kata Yesus, “Melihatlah engkau imanmu telah menyelamatkan engkau”. Dan seketika itu juga melihatlah ia.

Sakit penyakit itu muncul disebabkan oleh adanya dosa, pada saat manusia jatuh dalam dosa, tanah ikut terkutuk dan terjatuh, Kejadian 3:17. Tubuh manusia berasal dari debu tanah yang telah jatuh dosa dan terkena kutuk, maka tubuh manusia rentan terhadap serangan kuasa dosa, sakit penyakit yang ujungnya menuju kepada kerapuhan. Jika tidak mendapatkan perawatan dan tidak berjumpa dengan Sang Kristus maka tubuh akan tetap dalam kondisi yang belum dipulihkan. Jiwa dan roh manusia tidak nyaman tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa,

Sang Kristus melepaskan dan menyembuhkan orang yang sakit buta dan kemiskinan itu sebagai pertanda dilepaskannya manusia dari kuasa dosa iblis, kematian, saat manusia itu sendiri mau beriman dan percaya kepada Sang Kristus sebagaimana orang buta ini.

Kehidupan kita sehari-haripun tidak terluput dari sakit penyakit, kemiskinan, kemelaratan, tidak bisa melihat cahaya terang Kristus yang baru kita peringati kelahirannya. Baru saja kita peringati pembaptisanNya. Kadang kita terbutakan oleh munculnya masalah hidup, masalah sakit, masalah ketidakjelasan melihat sinar terang Kristus, sehingga kita tertekan oleh kekhawatiran, tertekan oleh masalah dunia yang membilut kita. Dalam situasi seperti ini, kita harus meneladani si orang buta dengan penuh percaya walau tidak bisa melihat, berteriak, berseru, menjerit, menyampaikan permohonan kepada Tuhan Yesus, “Tuhan Yesus Putra Allah, kasihanilah kami.” Itulah
yang seharusnya kita jalani dan lakukan. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin. 

“Jadilah penjaga pintu bagi hatimu dan jangan biarkan pemikiran apapun.masuk tanpa
mempertanyakannya. Tanyailah masing-masing pemikiran masing-masing satu per satu: Apakah pikiran tersebut di pihak kita atau di pihak musuh-musuh kita?.’ Dan jika itu adalah yang di pihak kita, maka itu akan memenuhimu dengan keteduhan”
Janasuci Evagrius dari Pontus

Related Posts