RENUNGAN SETIAP HARI DARI FIRMAN ALLAH MENURUT BACAAN GEREJA ORTHODOX
Oleh: Janasuci Theophan Sang Penyendiri
Penterjemah: Arkhimandrit Daniel B.D.Byantoro
Yesaya 6:1-12; Kejadian 5:1-24; Amsal 6:3-20
“Janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk; lepaskanlah dirimu seperti kijang dari pada tangkapan, seperti burung dari pada tangan pemikat”. (Amsal 6:4-5).
Setiap orang yang dalam hatinya telah menetapkan sekarang, di hadirat Wajah Tuhan, untuk hidup menurut perintah-perintahNya, harus mengambil aturan dari ayat ini sebagai pembimbingnya. Dia harus tak membiarkan matanya tidur – bukan mata lahiriah ini, tetapi batiniah dari akal-budinya – agar mereka boleh memandang ke dalam hatinya dan dengan setia memperhatikan apa yang terjadi di dalamnya, dan dengan demikian siapa yang penuh semangat melakukannya akan dapat menemukan tangkapan dan jebakan dari si musuh serta menghindari bahaya-bahaya dari padanya.
Hati itu sekarang menjadi medan peperangan melawan si musuh. Di sana si musuh tak henti-hentinya menaburkan benih, yang kemudian terpantul dalam pemikiran-pemikiran seseorang.
Namun demikian, pemikiran-pemikiran semacam itu tidak terang-terangan nampak buruk atau jahat, tetapi kebanyakan menyamar dalam bentuk kebaikan dan ketepatan yang palsu. Mata-rantai dari seluruh pemikiran itu sama seperti suatu jaring yang sangat berbelit-belit! Dia yang tanpa ada perhatian mengikuti pemikiran-pemikiran itu tidak akan dapat melarikan diri dari lilitannya, dan sebagai akibatnya, dari bahaya kejatuhan.
Itulah sebabnya, wahai saudara-saudaraku, engkau harus memelihara mata dari akal-budi dan batinmu tetap tajam-pandang dengan sarana perhatian yang ketat terhadap apa saja yang terjadi di dalam dirimu dan di sekitarmu.
Catat baik-baik apa yang “penasihat” mu yang tak kenal lelah itu usulkan di sebelah kiri dan selidiki alasan mengapa itu diusulkan kepadamu serta ke mana itu akan menuntun kamu, maka engkau tak akan jatuh ke dalam lilitan dan jebakannya. Hanya, jangan sampai lupa bahwa keterpusatan-perhatian saja belum cukup. Itu harus digabungkan dengan pertarakan, keberjaga-jagaan, dan doa yang tak henti-hentinya kepada Tuhan. Gabungkan semuanya ini, maka si musuh akan kesulitan menangkapmu.