Keterangan Gambar : Icon Platitera, di Gereja Orthodox Indonesia Js Barbara, Salatiga, Jawa Tengah
Ada orang yang mengatakan bahwa kelahiran Maria itu tidak penting dirayakan. Yang penting adalah merayakan Yesus saja. Maria dianggapnya hanya sebagai ”alat” untuk melahirkan Yesus.
Maria bukan hanya ”alat” saja. Keberadaan dan peranan Maria sangat penting dalam kekristenan, sehingga Gereja Orthodox merayakan kelahiranNya (juga tertidurnya) dan menjadikannya sebagai salah satu dari hari-hari raya kudus umat orthodox.
Alasan keberadaan dan peranan Maria sangat penting dalam Gereja orthodox adalah sebagai berikut :
- Tuhan memilih Maria. Melalui Maria inilah maka Allah dalam dunia mendapatkan keberadaan kemanusiaan dari rahim Maria. Firman yang berasal dari Allah berinkarnasi menjadi manusia bernama Yesus Kristus melalui Maria. Yang daripadaNya kita beroleh keselamatan. Pentingnya peranan Maria adalah dikarenakan Inkarnasi Sang Kristus ini. Kalau tanpa Inkarnasi dimana Firman Allah itu tidak mengambil buah telur Maria (tidak menjadi buah rahimnya), maka Maria itu tidak punya arti apa-apa. Dia mempunyai arti karena Inkarnasi, dan di dalam kacamata Inkarnasi inilah kita melihat Maria. Maria tidak bisa dilihat pada dirinya sendiri lepas dari Inkarnasi. Inkarnasipun tak dapat dimengerti tanpa andil dan peranan Maria untuk rela dipakai oleh Sang Sabda menjadi ibuNya. Inkarnasi Kristus melalui Maria itu sendiri sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, antara lain : Kejadian 3 : 15, Yesaya 7 : 14, Yeremia 31 : 22b
2. Dalam Markus 3:31-35 dikatakan bahwa Maria sudah melakukan kehendak Allah, dan di antara semua manusia, dialah yang pertama sekali mengenal dan mempercayai MESIAS itu akan lahir dalam dirinya, mempercayai mujizat Allah, rela untuk menggenapi kehendak Allah yaitu: LahirNya SabdaNya ke dalam dunia bagi keselamatan manusia. Jadi kalau tidak ada kualitas-kualitas ini dalam diri Maria, dan juga kalau Yesus itu hanya sekedar Guru Agung saja, maka Maria itu tidak ada bedanya dengan wanita yang lain. Tak ada sedikitpun yang dibanggakan di dalam diri Maria. Tetapi justeru Maria berbeda dengan yang lain, dikatakan: “Diberkati dari semua perempuan,’’ (Lukas 1:42) oleh karena kualitas dirinya, kebesaran pribadinya dan oleh karena siapa yang dilahirkannya yaitu: Sabda Allah. Dia rela melaksanakan kehendak Allah sampai pada akhirnya,bukan hanya pada waktu ia mengandung; dia rela mengambil resiko untuk dilempari batu.
3. Di dalam semua peristiwa-2 penebusan yang penting dalam kehidupan Yesus, Maria selalu hadir, dan kehadirannya bukan secara kebetulan melainkan ada satu kaitan yang erat dalam setiap peristiwa ini. Dalam peristiwa Inkarnasi, Marialah yang secara langsung merealisasikan jadinya Inkarnasi. Jadi di dalam diri Maria, ada suatu contoh iman yang luar biasa. Sebelum ada orang beriman; Maria sudah beriman lebih dahulu kepada Kristus. Sebelum ada orang manunggal dengan Sang Sabda, Maria terlebih dahulu manunggal dengan Sang Sabda itu, ketika Sang Sabda masuk di dalam perutnya dan mengambil buali telur dari dirinya. Panunggalan yang mana nantinya juga menjadi panunggalan ornag-orang percaya. Jadi kalau seseorang berbicara tentang panunggalan dalam arti yang sebenarnya, maka Marialah yang dapat dikatakan yang manunggal dengan Sang Sabda mengambil dari rahimnya secara langsung. Peristiwa ini bukan peristiwa Mistika, hanya peristiwa yang terjadi dalam iman. Namun peristiwa ini peristiwa real bahwa tubuhnya diambil olen Sang Sabda dapat dikatakan sebagai buah rahim Maria. Itulah sebabnya Maria disebut: Ibu Tuhan Ibu Tuhan/Theotokos (Bunda Allah, Luk. 1:42-43).
4. Dalam Maria, Mesias itu sudah datang, dan Maria disapa dengan sapaan yang dilakukan oleh para nabi kepada puteri Sion. Jika demikian, maka Maria ini adalah merupakan penggenapan dari Janji tentang Puteri Sion. Dia merupakan puncak dari pergumulan yang ada antara Allah dan umatNya. Allah sudah memilih Israel sebagai puteri Sion dan Allah selalu menawarkan kehendakNya secara mutlak bagi Israel namun orang-orang yang, ditawari itu selalu dengan tidak bulat tekad menerima tawaran tersebut. Pada akhirnya tawaran itu menemukan tangapannya yang secara mutlak dalam diri Maria. Oleh karena itu, pada waktu Maria ditawari bahwa Mesias akan datang, dan ia langsung menjawab: ‘’Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut apa yang kau katakan’’. Oleh karena itu, Maria ini disapa oleh para malaikat dengan sapaan yang dilakukan oleh para nabi kepada Puteri Sion dan ngan sapaan: “Khaire!! (Bersukacitalah). Ini menunjukan bahwa di dalam Maria itu, Puteri Sion telah mempribadi dengan demikian di dalam Puteri Sion ini Sang Mesias telah datang. Jadi Maria ini adalah merupakan kelanjutan dari umat Allah dalam Perjanjian Lama. Maksudnya adalah : melalui Maria, pergumulan umat Allah dalam Perjanjan Lama ini sudah mencapai puncaknya, sebab umat Allah di dalam diri Maria telah menerima tawaran bagi kedatangan Mesias sehingga melalui Maria, turunlah Sang Mesias bagi terciptanya umat yang baru : Gereja. Dengan penekanan bahwa Maria sebagai puncak dari umat Allah (Perjanjian Lama), Maria bagian dari Israel, mahkota Israel, maka Maria itu adalah betul-betul sebagai puteri Abraham. Dengan menekankan Maria sebagai Puteri Abraham, maka kelahiran Yesus melalui Maria, itu menggenapi janji Allah kepada Abraham bahwa benihnya akan datang untuk menyelamatkan manusia. Benih dalam arti yang sesungguhnya. Oleh karena itu, Yesus harus betul-2 menjadi buah rahim Maria (Luk. 1:42), untuk menyatakan hubungan yang erat antara Yesus dengan Maria.
5. Dalam hubungannya dengan orang percaya (Gereja), Maria itu ditempatkan sebagai Ibu, karena hubungannya dengan segala yang hidup; Hawa Yang Pertama pun dikatakan sebagai Ibu, Dan kita ini hidup melalui Kristus, kita diciptakan baru melalui Kristus, itu dihubungkan dengan Maria sebagai ibu, sebagaimana hubungan kita dengan Hawa Yang Pertama. Dalam Yoh. 19:25-27. Dan dekat salib Yesus berdiri ibuNya dan saudara ibuNya, Marin, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibunya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibuNya: “Ibu, inilah, anakmu!” (Terjemahan yang tepat: Wahai Wanita, inilah anakmu”). Kemudian katanya kepada muridnya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerimanya di dalam rumahnya.” Yohanes dalam nats ini: menunjuk kepada murid Yesus berarti menunjuk kepada orang percaya (Gereja) menempatkan Maria dalam hubungannya dengan muridnya (milikNya) Yesus sebagai hubungan Ibu dan Anak. Berarti Maria itu adalah sebagai ibu UMAT YANG BARU. Dialah Ibu Rohani kita. Bagaimana Maria menjadi Ibu ? Pada waktu seseorang dibaptiskan, ia mengenakan Kristus (Gal. 3:26-27), dalam arti seseorang manunggal dalam kematian dan kebangkitanNya, yaitu manunggal dengan tubuh jasmani Kristus. Pada hal tubuh jasmani Kristus diambil dari perut Maria. Dan orang percaya menjadi: “Tubuh Kristus” (menjadi satu tubuh dengan Kristus), berarti dengan demikian; secara tak langsung oleh panunggalan seseorang juga ambil bagian sebagai anggota buah rahim Maria. Yesus anak Maria secara fisik. Maria adalah ibu Yesus, kalau Yesus itu adalah anak Maria dan Maria itu adalah Ibu Yesus dan kita manunggal dengan Yesus yang adalah Anak Maria, maka kitapun anak Maria. Gereja ini adalah merupakan keberadaan yang baru yang mempunyai hubungan sebagai Ibu dengan Maria. Maka di dalam Maria terlihat akan lambang keberadaan Gereja itu. Oleh karena itu Gereja disebut sebagai: Mempelai Kristus. Maria yang adalah Lambang Gereja (Hawa Yang Baru) sedangkan Kristus adalah Adam Yang Kedua, dalam pengertian inilah Gereja itu disebut : Mempelai. Jadi dengan hubungan kita dengan Maria sebagai Ibu; maka Maria ini merupakan gambaran panunggalan Gereja dengan Tuhannya, karena lebih dahulu Maria manunggal dengan Tuhan Yesus Kristus. Jadi panunggalan yang erat seperti Maria ini adalah juga panggilan kita.
Dari buku : Apa dan Bagaimana Iman Orthodox ? Oleh : Archimandrit Daniel Bambang Dwi Romo Daniel Byantoro Bambang Dwi Byantoro.
Gambar : Icon Platitera, di GOI Js Barbara, Salatiga, Jateng. Karya : Hamba Allah Lukas Sony Lukas Wungkar Sony Lukas Wungkar Sony Wungkar