Diperingati Gereja Orthodox pada 31 Desember (kalender sipil) / 18 Desember (kalender Gereja Purba)
Sebastian lahir di kota Narbonum di Galia dan menerima pendidikan di Mediolanum. Di bawah pemerintahan Diokletian dan Maximian ia menduduki jabatan sebagai kepala pasukan penjaga Kekaisaran. Ia dicintai dan dihormati karena keberanian, hikmat, kejujuran, keadilan dan kesetiaannya. Ia secara rahasia adalah seorang Kristen dan banyak menolong saudara-saudara seimannya.
Ada dua bersaudara, orang-orang Kristen, Marcellinus dan Markus, yang telah dipenjarakan. Awalnya mereka dengan teguh mengakui iman benar. Namun di bawah pengaruh permohonan berlinang air mata dari orangtua pagan mereka, Tranquillinus dan Marcia serta istri-istri dan anak-anak mereka, mereka menjadi goyah. Sebastian pergi kepada bendahara Kekaisaran, Nikostratus, yang di rumahnya Marcellinus dan Markus ditahan, dan meyakinkan mereka untuk bertahan dalam kemartiran.
Wajahnya menjadi bersinar bagaikan seorang Malaikat dan ada tujuh orang Malaikat yang memakaikannya jubah bersinar. Seorang yang bersinar terang memberkati Sebastian, ‘Selalu engkau akan bersama Aku.’ Istri bendahara, Zoa, yang telah menjadi bisu selama enam tahun, bersujud di kakinya dan dengan gerakan memohon kesembuhan darinya. Sebastian membuat Tanda Salib atasnya. Segera lidahnya dilepaskan dan ia memuliakan Tuhan Yesus Kristus. Semua yang hadir di sana menjadi percaya kepada Tuhan.
Mereka mengumpulkan tahanan-tahanan. Sebastian memanggil Imam Polykarpus yang mempersiapkan mereka dengan Katekisasi dan Puasa. Hal ini menyebabkan eparkh Romawi, Arestius, menuntut penjelasan mengenai tahanan-tahanan yang berkumpul di rumah Nikostratus. Sorenya Imam Polykarpus membaptis Tranquillinus bersama kerabat dan sahabat-sahabatnya, dan Nikostratus bersama segenap keluarganya, Claudius dan anak-anaknya, dan ada enam-belas tahanan.
Mereka yang dibaptis berjumlah enam-puluh empat orang. Di hadapan Arestius, Nikostratus memberitahunya bagaimana Sebastian telah mempertobatkan mereka kepada Iman Kristen dan menyembuhkan banyak orang dari penyakit. Diyakinkan akan kesaksian itu, Arestius memanggil Sebastian bersama Imam Polykarpus yang meneranginya menjadi percaya kepada Kristus. Bersama anaknya Tiburtius dan seisi rumahnya, Arestius menerima Baptisan Kudus dan mengundurkan diri dari jabatannya.
Episkop Caius dari Roma memberi berkat kepada Arestius untuk pergi ke rumahnya di Italia selatan bersama Imam Polykarpus dan orang-orang Kristen lainnya. Tiburtius menghendaki kemartiran dan tinggal di Roma bersama Sebastian. Caius mentahbiskan Tranquillinus sebagai Imam dan anak-anaknya Marcellinus dan Markus sebagai Diakon. Mereka berkumpul di istana Kaisar bersama seorang Kristen secara rahasia yaitu seorang pejabat bernama Castulus.
Orang-orang pagan menahan Zoa yang sedang berdoa di makam Rasul Kudus Petrus. Ia dengan berani mengakui imannya dalam Kristus dan menyerahkan nyawanya dengan digantung. Zoa menampakkan diri kepada Sebastian dan memberitahunya mengenai wafatnya. Selanjutnya mereka merajam Imam Tranquillinus di makam Petrus dan melemparkan tubuhnya ke Tiber. Nikostratus, Castorius, Claudius, Victorinus, dan
Symphorian ditahan di tepi sungai ketika sedang menarik tubuh kedua Martir Kudus itu.
Karena menolak mempersembahkan korban kepada berhala, batu diikatkan pada leher mereka dan mereka ditenggelamkan di laut. Tiburtius dikhianati oleh seorang Kristen palsu bernama Torquatus. Sebab ia tidak mau menyangkal Kristus, ia ditaruh di atas batu bara yang menyala. Namun Tuhan menjagainya tak tersakiti. Para algojo lalu memenggal Tiburtius, yang kemudian dikuburkan oleh orang-orang Kristen.
Torquatus juga mengkhianati Marcellinus dan Markus, dan pejabat Castulus. Mereka menyiksa dan melemparkan Castulus ke dalam lubang dan menguburnya hidup-hidup. Marcellinus dan Markus dipakukan kakinya ke balok-balok kayu. Mereka berdiri semalaman berdoa dan keesokan paginya mereka ditikam dengan tombak-tombak.
Sebastian adalah yang terakhir dibawa untuk disiksa. Kaisar Diokletian secara pribadi menanyainya, dan setelah yakin akan keteguhannya, ia memerintahkannya dibawa keluar dari kota, diikatkan ke sebatang pohon, dan ditembaki dengan anak-anak panah. Irene, istri Castulus, pergi pada malam harinya untuk menguburkan Sebastian. Ia mendapatinya masih hidup dan membawanya ke rumahnya, di mana ia segera pulih dari luka-lukanya. Orang-orang Kristen mendesaknya agar meninggalkan Roma namun ia menolak.
Mendekati kuil pagan, Sebastian melihat kedua Kaisar datang dan di depan umum mengecam mereka sebab kefasikan mereka. Diokletian memerintahkan agar Sebastian dibawa ke Hippodrome dan dibunuh. Mereka membunuh Sebastian dan melemparkan tubuhnya ke tumpukan sampah. Martir Kudus Sebastian menampakkan diri kepada seorang gadis Kristen yaitu Lucia dalam penglihatan mimpi dan menyuruhnya mengambil tubuhnya dan menguburkannya di Katakombe.
Troparion Irama IV
‘Para MartirMu, ya Tuhan, dalam pertandingan mereka yang berani demiMu telah menerima sebagai hadiah mahkota tanpa-binasa dan hidup dariMu, Allah kami Yang Baka. Sebab mereka memiliki Kuat-KuasaMu, mereka telah menggulingkan para penindas dan sepenuhnya menghancurkan keangkuhan sia-sia roh-roh jahat. Ya Kristus Allah, oleh doa mereka, selamatkanlah jiwa kami, sebab Engkau Penuh-Rahmat’
Kontakion Irama I
‘Gambar yang dibuat oleh tangan tidak akan kalian sembah, ya kalian Yang Terberkati Tiga-Kali-Lipat, namun dipersenjatai oleh Hakikat Tak-Tergambarkan, kalian dimuliakan dalam derita dalam api. Berdiri di tengah-tengah nyala api yang tak tertahankan, kalian memanggil Allah. Lekaslah, ya Yang Berbelas-Kasih, dan bergegaslah, sebab Engkau Penuh-Rahmat yang datang menolong kami, sebab Engkau mampu, sesuai kehendakMu’
.
.